http://www.english.hadhramaut.info Menjawab Kontraversi Turbah Hud di Hadhramaut [The Source: hadhramaut.info/indo - 19/8/2008] Belakangan ini telah marak diskursus ziarah ke makam, dalam pembahasan kali ini yang dimaksud adalah ziarah Nabi Hud yang rutin dilakukan setiap tahunnya oleh sebagian masyarakat Yaman khususnya di Porvinsi Hadhramaut lebih-lebih Kota Tarim dan sekitarnya, di mana mereka telah menjaga dengan baik tradisi leluhurnya turun temurun, bahkan ziarah ini telah ada sebelum penutup para nabi, Muhammad bin Abdullah bin Abdul Mutholib diutus untuk menyebarkan risalah Islam. Menyinari ummat dari kegelapan syirik dengan cahaya tauhid.
Kaum muslimin sepakat bahwa segala bentuk kemusyirikan, penyekutuan Allah dengan yang lainnya merupakan kekufuran. Pelakunya dapat dihukumi murtad, bahkan ia akan kekal dalam jilatan api neraka jika hingga ajalnya dicabut belum juga bertaubat. Namun, tuduhan akan bid'ah dan kafirnya para peziarah kubur Nabi Hud adalah sebuah penjustifikasian yang terburu-buru dan berbahaya. Para pendukungnya pun tidak segan-segan menggunakan dalil dari Al-Quran dan Al-Hadits untuk pembenaran statemen mereka, dan tidak lupa pemahaman yang mereka anut digaungkan kepelosok-pelosok negeri yang dihuni oleh umat Islam. Buku-buku ditulis, artikel-artikel disusun guna menyebarkan pemahan akan kufurnya para peziarah itu.

Untuk menjawab itu semua, seorang tokoh ulama kenamaan yang integritas keilmuannya sudah tidak diragukan lagi menerbitkan sebuah buku yang cikal bakalnya diambil dari ceramah beliau sendiri di sebuah masjid. Beliau adalah al-'Allamah Sayyid Salim bin Abdullah bin Umar asy-Syathiri. Pada kesempatan kali ini sesuai dengan judul tema di atas hanya akan dijelaskan letak di manakah Nabi Hud dimakamkan.

Sekilas tentang Sayyid Salim asy-Syathiri

Tak kenal maka tak sayang, demikianlah pepatah mengatakan. Ketidak tahuan adalah musuh yang dapat mencelakakan, maka tidak ada salahnya sebelum menyelami lebih dalam jawaban-jawaban yang beliau lontarkan untuk menjelaskan kemasyru'an ziarah Nabi Hud, kita menilik terlebih dahulu siapakah beliau ini.

Dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang penuh dengan cahaya ilmu, tidak mengherankan jika sejak berada diayunan ibunya beliau telah mendapatkan tarbiyah rabbani yang kaya akan siraman-siraman cahaya keilmuan. Dilahirkan di kota Tarim pada tahun 1359 H. dalam usianya yang masih belia setelah mengecap dasar-dasar ilmu dari ayahnya yang juga seorang 'alim terpandang, beliau pergi ke kota  suci Mekkah dan tinggal di sana selama kurang lebih 14 tahun.

Bebarbagai disiplin ilmu ditekuninnya, dan tidak tanggung-tanggu beliau mengambilnya langsung dari kibar 'ulama zaman itu di Mekkah, sebut saja al-'Allahmah 'Alawy bin 'Abbas al-Maliky (w.1391) yang banyak diikutinya dalam menuntut ilmu seperti tafsir, ulum al-Quran, al-Hadits dan lain-lain. Syaikh Hasan bin Muhammad al-Masyad (w.1399) juga pernah menjadi gurunya di Mekkah. Hingga total guru beliau semuanya mencapai kurang lebih 70-80 orang guru.

Di Mekkah beliau tidak sedikitpun melewatkan kesempatan belajar dengan sia-sia dan berleha-leha, ketekunannya dalam menuntut ilmu dapat dilihat dari jadwalnya yang padat dari mulai subuh hingga larut malam. Memang benar perkataan salaf, "barang siapa yang menginginkan ketinggian derajat, haruslah ia begadang hingga malam untuk belajar."

Sekembalinya dari menuntut ilmu di kota suci Mekkah, berdakwah menyebarkan ilmu adalah kegiatan selanjutnya, bahkan seluruh hidupnya dikhidmahkan untuk itu. Maka seiring dengan perjalanan waktu, suara dakwahnya menyebar luas. Namun sebagaimana sunnatullah dimana ada kebenaran maka kebatilan tidak tinggal diam. Tangan-tangan kaum sosialis yang bercokol di bumi Ahgaff, Yaman Selatan (ketika itu Yaman belum bersatu dan terbagi menjadi Yaman Selatan dan Utara), sejar kemerdekaannya pada tahun 1967, kaum sosialis yang anti agama itu jelas sangat tidak suka atas gaung dakwah yang terus menggema. Segala upaya dijalankan untuk membungkan, namun betapapun kerasnya makar mereka untuk menghentikan jalan dakwah beliau, kekuasaan Allah tetap akan memenangkan kebeneran. Segala upaya itu tidak berhasil, meskipun beliau sempat keluar masuk penjara dan pernah pula mengalami percobaan pembunuhan. Cobaan itu semua tidak serta merta membuatnya surut, bahkan hal itu menjadi cambuk untuk terus berjuang menyebarkan ilmu dan berdakwah. Hingga saat ini beliau telah melakukan kunjungan dakwah ke berbagai belahan negeri, Indonesia, Singapura, Malaysia, Srilanka, Brunai, Oman, Emirat Arab dan Afrika serta lain-lainnya. Beliau adalah sosok ulama yang tawadhu' dengan ketinggian ilmunya, keikhlasannya mendalam dan penyampainnya gamblang.

Letak Makam Nabi Hud As.

Dalam "Nail al-maqsud fi masyru'iyyah ziarah nabiyaLLah Hud As."beliau menjawab upaya pengkaburan (tasykik) letak dimana jasad Nabi Huda As.di kebumikan. Dan tentunya sebagai tanggu jawab ilmiah, jawaban itu disertai pula dengan data-data pustaka dari sejarah yang berkompeten dan keilmiahaan informasinya tidak diragukan lagi seperti "Bidayah wa an-nihayah" oleh Imam Ibn Katsir, bahwa menurut pendapat yang rajih (kuat) bahkan nyaris bernilai mutawatir
bahwa letak makam nabi Hud As. adalah di wadi Ahgaff alias Hadhramaut, di sebuah sudut provinsi itu yang telah dikenal dan dikunjungi selama ini.

Paparan argumennya yang kuat baik berdasarkan pendapat para sejarawan tersohor maupun karena didukung juga dengan dengan pendapat para mufasirin menjadikan semakin terang dan jelasnya di mana letak makam nabi Hud As. meskipun pintu khilaf masih menyisakan celah karena adanya perbedaan yang terjadi di antara para ulama tetang letak makam nabi selain nabi akhir zaman Muhammad Saw.yang mana para ulama sepakat bahwa makamnya berada di Madinah, di rumahnya beliau sendiri yang sekarang menyatu ke dalam masjid Madinah yang telah diperluas.

Demikian adalah argumen yang menguatkan keberadaan makamnya nabi Hud As. di Hahdramaut tepatnya di bukit Hud yang telah dikenal selama ini:

1. Firman Allah:

"Dan ingatlah (Hud) saudara kaum 'Aad yaitu ketika dia memberi peringatan kepada kaumnya di Al Ahqaaf dan Sesungguhnya Telah terdahulu beberapa orang pemberi peringatan sebelumnya dan sesudahnya (dengan mengatakan): "Janganlah kamu menyembah selain Allah, Sesungguhnya Aku khawatir kamu akan ditimpa azab hari yang besar". (QS. Al-Ahgaff: 21)

Wajah Istidlal (sisi pendalilan)

Bahwasannya Allah mengutus nabi Hud atas kaumnya yang berada di "Ahqaaf", adapun Ahqaaf adalah Hadhramaut dan Allah telah mewafatkan nabi Hud yang menurut hemat Sayyid Salim juga segenap jumhur ulama bahwa pendapat yang kuat nabi Hud di wafatkan di Hadhramaut. Dalam kaidah fikih disebutkan bahwa hukum asal sesuatu adalah tetap sediakala hingga datangnya dalil yang menyelisihinnya, konklusinya makam nabi Hud ada di Hadhramaut.

2. Dari kitab-kitab tafsir

kitab-kitab itu menunjukkan bahwa makamnya adalah di Hadhramaut tidak jauh dari Barhut dan Mihrah, juga menjelaskan letaknya yang sama persis dengan letak yang telah ada sekarang ini.

Dalam tafsirnya Imam ath-Thabari meriwayatkan hadits no (14803) hadits Ibn Hamid yang mengisyaratkan letak makam nabi Hud di Hadhramaut.

Demikian juga Imam Ibn Katsir ketika membahas tafsir surat Al-Ahqaaf bahwa yang dimaksudkan dengan "akha 'Ad" adalah Hud As. yang Allah utus kepada kaumnya 'Ad pertama yang tinggal di Ahgaaf, dan Ahgaaf adalah gunung bebatuan menurut Ibn Zayd, namun Ikrimah berpendapat bahwa Ahqaff adalah gunung dan padang pasir. Beliau juga menjelaskan bahwa letak makam Nabi Hud di Hadhramaut ketika memberikan tafsir pada ayat di surat al-A'raf "wa ila 'adin akhohum hudaa" setelah menyebutkan hadits dari Abi ath-Thufail Amir bin Watsilah, dari Ali Ra sebagaimana yang diriwiyatkan juga oleh Ibn Jarir Imam Ibnu Katsir berpedapat pula: "dari hadits tersebut dapat diambil penjelasan bahwa tempat tinggal (kaum 'Ad) di Yaman, dan nabi Hud As. dimakamkan di sana yang mana beliau adalah orang yang peling terpandang nasabnya di antara ummatnya, karena seorang nabi tidak lah diutus kecuali dari yang paling mulia kabilahnya."

Para musfasir lain yang juga dinukuli oleh Sayyid Salim dalam bukunya itu adalah: Imam Baghawi dalam tafsirnya "Ma'alim Tanzil," Imam Khazin dalam tafsirnya "lubab at-ta'wil," al-'Allamah asy-Syaukani dalam "Fath al-Qadir."

3. Telah masyhur dan tersebar luas serta mencapai derajat mutawatir secara makna bahwa makam nabi Hud adalah di Hadhramaut yang lokasinya berada di tempat yang sekarang ini.

Disadur dari kitab Nail al-maqsud fi masyru'iyyah ziarah nabiyaLLah Hud As." karya: al-'Allamah Sayyid Salim Abdullah bin Umar asy-Syathiri