http://www.english.hadhramaut.info Imam Abi Bakar Al-Adeni bin Abdillah Alidrus (Bag IV) [The Source: hadhramaut.info/indo - 23/8/2008] Ahwal Imam Abu Bakar Al-Adeni

Ketika Syeh Abdulatif bin Ahmad Az-Zabidi ditanya tentang ahwal Imam Al-Adeni, beliau menjawab : "Yang aku yakini tentang Imam Al-Adeni beliau adalah sang penguasa waktu, dan pembicaraan tentang ahwalnya sangat panjang sekali, tetapi tujuan dari semua itu adalah untuk menghilangkan keraguan dengan kesaksian dari orang-orang yang memiliki mata hati dan kesempurnaan".

Syeh Muhammad bin Umar Bahraq Al-Hadhrami dalam kitab "Mawahib Al-Quds" halaman 14, mengatakan :"Aku sempat bertanya-tanya tentang beberapa hal yang dilakukan oleh Imam Abu Bakar dan tidak bisa diterima oleh akal pikiranku yang dangkal, namun dengan taufik dari Allah SWT, hal tersebut aku tanyakan kepada para masyayeh, dan jawaban dari mereka semua menyuruhku untuk taslim dalam yakin bahwa Imam Abu Bakar memiliki maqom yang tinggi dan beliau diberi hidayah oleh yang Maha Tau, diantara para masyayeh tersebut adalah Syekhina Alfaqih Alalim Alarif billah Muhammad bin Ahmad Bajarfil Addoani, aku bertanya kepada beliau tentang muamalah Imam Abu Bakar menyangkut harta yang berada dalam genggaman beliau, tapi beliau mengeluarkan harta tersebut tidak pada tempat yang selayaknya, ketika itu Syeh menjawab :"Aku bersaksi bahwa Imam Abu Bakar adalah Amirulmu'minin yang mempunyai hak untuk mengangkat atapun mencopot seseorang dan lain sebagainya. Pernah juga aku bertanya kepada Sayidina Syeih Syarif Badrudiin Al-Husain bin Ashidik bin Al-Husain Al-Ahdal, tentang ahwal Imam Abu Bakar Al-Adeni yang tidak bisa dipahami oleh akal pikiranku yang dangkal, beliau menjawab : "Biarkanlah dibelakang tirainya, karena jika hal itu memancar niscaya akan terbakar ala mini, tidak kah kamu ketahui bahwa kita ini hanya bisa berdiri didepan pintu dan puas dengan menciumi daun pintunya".

Kita akhiri pembahasan tentang ahwal Imam Abu Bakar dengan pernyataan seorang muridnya Syeh Abdulatif Bawazir tentang sifat-sifat Imam Abu Bakar Al-Adeni dalam pembukaan diwan "Mahajatussalik", : Syeihina adalah orang yang paling baik (pada zamannya) budi pekertinya, orang yang paling baik pembicaraanya, luas ilmu pengetahuannya, mempunyai kesabaran yang sangat tinggi, pemahamannya sangat mendalam, pendapatnya sangat tajam, beliau sangat arif dan bijak tidak pernah mengingat atas kesalahan orang kepadanya, membalas perbuatan zalim dengan kebaikan, menerima hadiah walaupun sedikit serta membalasnya, memaafkan kesalahan orang walaupun besar tanpa meminta balasan, menyambung tali silaturrahim, menanggung para anak yatim, mencintai orang-orang miskin, sangat senang bersedekah, beliau sangat menyukai kebaikan dan memerintahkannya dan sebaliknya sangat membenci kejahatan dan melarangnya, sangat memuliakan tetangga, dan tamu yang datang kepadanya, sangat mencintai syariah dan membelanya serta memrintahkan pengikutnya untuk tunduk dan mengamalkannya, selalu bersyukur baik dalam keadaan senang maupun susah. Kesabarannya sangat menakjubkan, kebaikannya sangat dekat, prilakunya selalu melawan hawa nafsu dan syetan dan mencari keridloan Allah, yang aku sebutkan ini tidak ada sepersepuluh dari sifat-sifat baiknya beliau, apa yang aku tulis ini hanya seperti yang dikatakan dalam syair :

جمعت له وصفا على حسب طاقتي    وما أنا إلا باليسير لجامع

Artinya : Aku telah menyebutkan sifat-sifat baiknya semampuku, tapi walau begitu aku hanya bisa menyebutkan sebagian kecilnya saja.

Adapun bisyaroh dan isyaroh yang menunjukkan tentang keutamaan dan maqom Imam Abu Bakar Al-Adeni sangat banyak dan dapat ditemukan dalam kitab-kitab sejarah, dianatara bisyaroh tersebut adalah sebagaimana dikatakan dalam kitab "Al-Iqdu Annabawi" :Alfaqih Abdurrahman Bawazir berkata, ketika suatu waktu kami sedang duduk dengan ayahnya Imam Abu Bakar (sebelum  dilahirkan), tiba-tiba beliau berseru "الله أكبر" sebanyak tiga kali, maka aku bertanya kepada beliau, ada apa? Beliau menjawab aku telah dikarunia seorang anak yang memiliki kewalian dan kemuliaan. Dan pada suatu malam ketika beliau dating halnya, berkata : "Akan lahir dan tampak bulan yang sempurna, yang mempunyai amal-amal yang terpuji serta maqom yang tinggi, dan pada hari itulah dilahirkan Imam Abu Bakar.

Suatu ketika penguasa Tarim Sultan bin Duwes sedang bertamu ke Syeh Abdullah bin Abi Bakar Alidrus, sedangkan putranya (Abu Bakar) sedang memainkan jenggot beliau, maka sang sultan bertanya apakah tuan menyayangi putra tuan ini? Syeh Abdullah menjawab, tentu saja aku menyayanginya bagaimana tidak, Karen ketika putraku ini dilahirkan aku mendapat gambar gembira bahwa aku dikarunia seorang putra yang memiliki kewalian.