http://www.english.hadhramaut.info Jejak Hadhramaut Dalam Peradaban Bangsa Phoenix. [The Source: indo.hadhramaut.info - 23/12/2008]  Beberapa Bukti Sejarah dan Artefak ( Bagian I )

Perlu kami sampaikan lebih awal, bahwa penelitian mengenai sejarah dan peninggalan kuno terhadap hubungan bangsa Hadhramaut dengan Bangsa Phoenix belum sepenuhnya sempurna dan masih menyisakan beberapa kekurangan. Namun terdapat beberapa upaya penelitian yang telah dilakukan oleh para pakar sejarah yang mungkin bisa kita gunakan sebagai referensi dan pada ahirnya nanti mampu menyingkap bukti-bukti terdapatnya hubungan sejarah antara kedua bangsa kuno tersebut.

Upaya penilitian yang dilakukan oleh para sejarawan itu sebenarnya telah mampu menyingkap beberapa bukti sejarah yang menunjukkan indikasi kuat terdapatnya hubungan dua bangsa kuno tersebut di masa lampau, sehingga dengan beberapa bukti sementara itu, para sejarawan Arab menyimpulkan adanya hubungan sejarah antara Bangsa Hadhramaut kuno dengan Bangsa Phoenix.

Beberapa jejak yang menunjukkan indikasi terdapatnya hubungan  sejarah antara kedua bangsa tersebut telah terbukukan dalam manuskrip kuno dan juga bias kita lacak dalam beberapa literature berbahasa Arab yang dikarang oleh beberapa ahli sejarah Arab, baik dari hadhramaut seperti Ma'alim Tarikh Al Jazirat Al Arabiyyah oleh Said Awadl Bawazir, Tarih Yaman Al Qodim oleh Muhammad Bafagih, atau beberapa ahli dari Negara Arab dan barat seperti Daulat Al Bahrain, Dirosat fi Tahaddiyat al bi'ah wa al istijabat al basyariyyah oleh Muhammad As-Shoyyad dkk, Al Mufasshil fi At Tarikh al Arab qobla al Islam oleh Jawwad Ali, Tawassu' al finiqiy fi ghorbi al bahri al mutawassith oleh Ghonim Muhammad Shoghir, dan History of Cordoj  oleh Madelin Hours Mayadan.

Dalam Ma'alim Tarikh Al Jazirat Al Arabiyyah, Said Awadl Bawazir mengemukakan tesis bahwa hampir semua Ahli sejarah ( baik klasik maupun kontemporer ) sepakat bahwa bangsa Phoenix yang berperadaban tinggi dan meninggalkan situs-situs sejarah yang gemilang di pantai laut tengah bagian timur dan barat, dan menjadikannya sebagai perairan Phoenix - tempat mereka melakukan aktifitas pelayaran sejak millennium ke tiga sebelum masehi - adalah bangsa yang berasal dari Negara-negara Syam yang melakukan imigrasi dari tempat tinggal mereka yang asli di semenanjung Arabia. Ada juga beberapa pakar sejarah yang berpendapat bahwa Bangsa Phoenix adalah merupakan bangsa yang berasal dari suku badui yang berada di jazirah Arab yang diduga berasal dari bangsa 'Ad, Tsamud, Thasam, Judais, dan lain sebagainya. Hal ini membuat asumsi yang mengatakan bahwa bangsa Phoenix adalah komunitas social yang berasal dari bangsa Arab tak dapat terbantahkan.

Berbeda dengan tesis Bawazir, Muhammad As Shoyyad dkk dalam Daulat Al Bahrain, Dirosat fi  al Tahaddiyat al bi'ati wa al-istijabati al-basyariyyah berpendapat bahwa Bangsa Phoenix adalah bangsa yang berimigrasi ke pantai laut tengah dari teluk bagian timur semenanjung Arabia, atau lebih tepatnya dari kepulauan yang terdapat di Negara Bahrain. Tesis ini diperkuat dengan ditemukannya beberapa tempat pemakaman kuno yang diyakini merupakan pemakaman bangsa Phoenix. Pemakaman kuno tersebut menutupi kira-kira 4% bagian  dari luas keseluruhan negara Bahrain dan banyak juga ditemukan pemakaman serupa yang memiliki cir-ciri husus dan kebanyakan terdapat di daerah utara dan barat dari pulau besar yang sekarang merupakan ibukota dari negara Manama. Selain itu, seorang pakar sejarah asal Romawi Astraphoun  ( lahir tahun 63 sebelum Masehi ) mengemukakan tesis bahwa di Bahrain terdapat beberapa tempat ibadah yang menyerupai tempat-tempat peribadatan yang pernah dibangun oleh bangsa Phoenix di masa lampau. Pakar sejarah ini juga mengemukakan bahwa dia pernah mendengar bahwa di Bahrain terdapat beberapa tempat pemukiman kuno yang bernama Shoida, Shour, Arwad, dan lain sebagainya yang merupakan tempat tinggal bangsa Phoenix.

Beberapa tesis tersebut juga pernah dikemukakan oleh Heroduts, seorang pakar sejarah yang berasal dari bangsa Yunani ( Hidup sekitar abad ke lima sebelum Masehi ) juga Neyarkhous, seorang pakar kelautan pada masa Aleksander Agung ( abad ke empat sebelum Masehi ). Sehingga hal tersebut semakin memperkuat dugaan terhadap adanya hubungan sejarah antara bangsa Hadhramaut dan bangsa Phoenix. Hal itu berdasar pada beberapa tesis yang telah terbukukan dalam beberapa manuskrip sejarah, bahwa perairan teluk Arab merupakan salah satu tujuan aktifitas pelayaran dan perniagaan bagi bangsa Hadhramaut kuno pada masa pra Islam. Sehingga dengan beberapa tesis dari para ahli sejarah dan juga beberapa artefak yang ditemukan itulah yang kemudian mendorong para ahli sejarah  untuk berpendapat tentang kemungkinan kuat penghuni Bahrain ( bangsa Phoenix ) itu adalah bangsa yang berimigrasi dari bagian selatan semenanjung Arabia yang juga merupakan daerah dimana provinsi Hadhramaut berada.

Dukungan terhadap beberapa kemungkinan kuat adanya hubungan sejarah antar kedua bangsa kuno tersebut juga di sampaikan oleh Muhammad Abdul Qodir Bafagih, seorang ahli sejarah dari hadhramaut, bahwa bangsa Phoenix memiliki kebiasaan membubuhkan tanda dan gambar tertentu pada makam. Dari sekian banyak tanda dan gambar yang sering dipergunakan oleh bangsa Phoenix adalah gambar sepasang mata manusia. Tanda tersebut juga sering dipergunakan oleh bangsa Hadhramaut kuno pada makam mereka.

 Sejalan dengan Bafagih, Madelin Hours Mayadan dalam bukunya History of Cordoj. mengemukakan bahwa beberapa ahli sejarah kontemporer yang pernah melakukan penilitian sejarah menemukan kemiripan arsitektur bangunan antara bangsa Phoenix dan bangsa yang tinggal  di daerah selatan semenanjung Arabia tempat di mana bangsa Hadhramaut berada dari dulu hingga sekarang. Seperti halnya  kemiripan yang juga terdapat pada system perniagaan dan pelayaran antara bangsa Phoenix dan bangsa Hadhramaut kuno.

Bersambung...