http://www.english.hadhramaut.info 51 % Wanita Yaman Belum Mendapatkan Kontrasepsi [The Source: Saba - 05/02/09]

Diskursus tentang kependudukan sudah menjadi wacana internasional di era sekarang, khususnya negara-negara berkembang yang tingkat populasi penduduknya cenderung meningkat secara tidak terkendali yang menyebabkan banyak masalah khususnya kemanan dan keselamatn dilingkungan sosial

masalah-masalah ini umumnya dipicu oleh tingginya angka kemiskinan dan pengangguran di komunitas negara itu, sementara ada negara-negara lain yang menghadapi permasalahan kurangnya populasi penduduk yang menyebabkan negara tersebut setelah beberapa tahun terancam habisnya generasi mudanya sehingga yang tertiggal hanya generasi tua mereka.

Dari fenomena di atas maka bermunculanlah ajakan-ajakan untuk menciptakan suasana populasi yang sehat disamping merencanakan laju pertumbuhan penduduk diseluruh dunia, program ini di awal pencetusannya mendapatkan reaksi keras dari berbagai kalangan di seluruh dunia bukan hanya di Yaman atau negara-negara islam saja bahkan sampai saat ini perdebatan dan protes kepada gerakan ini masih sering dilancarkan di China, Afrika, Amerika, dan Inggris.

Yayasan yang paling getol memperjuangkan gerakan ini adalan Yayasan Perlindungan Keluarga semenjak tahun 1978, istilah ini digunakan setelah pada mulanya dikecam keras oleh berbagai pihak ketika mereka menggunakan istilah Yayasan Keluarga Berencana, gerakan yayasan ini juga meliputi peyebaran media-media yang sehat dalam populasi.

Salah satu badan pemerintah yang bergerak dibidang ini mencatat tingkat pertumbuhan yang pesat pada penggunaan alat kontrasepsi di Yaman, khususnya pasangan-pasangan dari daerah pedesaan dan pedalaman, hal ini diketahui dari meningkatnya tingkat pengunjung klinik ibu dan anak yang menanyakan perihal penggunaan alat kontrasepsi serta meminta untuk diperiksa dan dipilihkan alat kontrasepsi yang tepat untuk mereka.

Sebagian Mahasiswi mengatakan, seringkali kami mendapatkan informasi bahwa dampak negatif yang ditimbulkan oleh alat-alat kontrasepsi banyak sekali, diantaranya depresi, kanker, dan kemandulan, banyak sekali informasi kasus yang mengangkat bahwa seorang ibu pasca mengkonsumsi pil kontrasepsi langsung emosinya meningkat dan selalu merasa tertekan, yang lain oleh dokter dinyatakan rahimnya kering sebab yang bersangkutan sering menggunakan media kondom dalam berhubungan, dan lain-lain. Dijawab bahwa angka peristiwa-peristiwa di atas yang kecil kemudian kejadiannya yang tidak berkepanjangan menjadikan hal itu sangat normal sekali sebab reaksi yang ditibulkan oleh tubuh ketika menerima rangsangan dari media asing.

Meski berbagai laporan tentang peningkatan kesadaran menggunakan alat kontrasepsi perlindungan keluarga di masyarakat namun hasil penghitungan 2006 menunjukkan bahwa persentase pasutri yang menggunakan alat kontrasepsi baik itu yang modern ataupun tradisional hanya 27,7 %.

Dari hasil penghitungan juga ditunjukkan bahwa kaum wanita di kota yang mengunakan alat kontrasepsi 42,3% sementara yang ada di pedesaan 21,1% kemudian wanita yang berada di usia antara 35-39 tahun 35% sementara yang berusia antara 15-19 tahun 10,4% lalu wanita yang kondisi ekonominya tinggi 43,7 % sementara sebaliknya 14,7%.

Media informasi memiliki peran penting dalam penyebaran kesadaran menggunakan alat ini sebab menurut perhitungan 62,9 persen dari pengguna alat kontrasepsi mengikuti info keluarga berencana di media-media cetak atau elektronik, sementara 34,7% tidak mengikuti media.

Badan PBB yang bergerak di bidang ini mengatakan bahwa 51% dari istri-istri yang menginginkan untuk menggunakan media kontrasepsi yang sehat yang ada di Yaman masih belum mendapatkannya.

Bila dibiarkan maka jumlah penduduk di Yaman pada 2033 akan mencapai 61 juta jiwa sementara bila dibatasi tingkat kelahirannya maka pertumbuhannya hanya akan mencapai 43 juta jiwa.  
 

Dari sini kita tahu bahwa gerakan keluarga berencana dan kelahiran sehat telah mendapat dukungan penuh dari pemerintah dan internasional tetapi mengapa masih terkesan lambat pertumbuhannya?