Bulan Shafar adalah salah satu bulan Allah yang mulia. Di bulan ini
Allah SWT menurunkan berbagai bala' dan coba'an serta musibah di bumi.
Akan tetapi perlu diketahui, bahwa musibah-musibah tersebut tidak akan
terjadi kecuali dengan Qadha' dan Qadar Allah SWT.
Bulan Shafar adalah salah satu bulan Allah yang
mulia. Di bulan ini Allah SWT menurunkan berbagai bala' dan coba'an
serta musibah di bumi. Akan tetapi perlu diketahui, bahwa
musibah-musibah tersebut tidak akan terjadi kecuali dengan Qadha' dan
Qadar Allah SWT. Bukan karena sesuatu yang lain dari berbagai makhluk
Allah SWT. Akan tetapi semua hal tersebut adalah sesuai dengan Qadha'
dan Qadar Allah SWT. Dalam sebuah Hadist yang diriwayatkan dari
Rasulullah SAW telah menjelaskan bahwa kita tidak boleh mempercayai
suatu penyakit itu menular karena ditularkan oleh penyakit itu
sendiri. Akan tetapi penyakit yang menular tersebut tidak lain adalah
atas kehendak Allah SWT serta Qadha' dan Qadar-Nya. Hadist tersebut
adalah sebagai berikut:
عن أبي هريرة رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه و
سلم أنه قال : " لا عدوى و لا هامة و لا صفر " فقال أعرابي : يا رسول
الله فما بال الإبل تكون في الرمل كأنها الظباء فيخالطها البعير الأجرب
فيجربها ؟ فقال رسول الله صلى اللهعليه و سلم : فمن أعدى الأول ؟ " رواه البخاري ومسلم
Dari Abi Hurarah RA dari Rasulullah SAW bahwa sesungguhnya beliau bersabda:"
Tiada
kejangkitan, dan juga tiada mati penasaran, dan tiada juga Safhar",
kemudian seorang badui Arab berkata: "Wahai Rasulullah SAW, onta-onta
yang ada di padang pasir yang bagaikan sekelompok kijang, kemudian
dicampuri oleh Seekor onta betina berkudis, kenapa menjadi tertular
oleh seekor onta betina yang berkudis tersebut ?". Kemudian Rasulullah
SAW menjawab: "Lalu siapakah yang membuat onta yang pertama berkudis
(siapa yang menjangkitinya)?". HR Buhari dan Muslim
Adapun maksud dari kalimat (العدوى ) Al-'Adwa dalam Hadist ini adalah
penyakit yang menular kepada orang lain yang mulanya sehat. Bangsa Arab
di zaman dahulu meyakini hal ini pada berbagai penyakit seperti kudis
dll, maka dari itu seorang badui Arab bertanya kepada Rasulullah SAW:
"Kenapa sekelompok onta yang asalnya sehat, di kumpuli oleh seekor onta
yang berpenyakit kudis, onta tersebut menjadi berkudis juga? kemudian
Rasulullah SAW menjawab: "Lalu siapa yang membuat onta pertama
berkudis?" maksudnya: onta yang pertama tidak akan berkudis kecuali
karena Qadha' dan Qadar Allah SWT bukan karena penyakit tersebut.
Jadi seorang muslim tidak boleh meyakini suatu penyakit yang menjangkit
orang sehat bahwa yang menularkan adalah penyakit itu sendiri akan
tetapi Qadha' dan Qadar Allahlah yang membuat orang tersebut tertular
oleh penyakit. Seperti yang telah ditunjukkan dalam sebuah
Ayat Al-Qur'an :
( ما أصاب من مصيبة في الأرض ولا في أنفسكم إلا في كتاب من قبل أن نبرأها ) [ الحديد : 22].
"
Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu sendiri, semuanya telah tertulis dalam kitab (lauh mahfudz) sebelum Kami mewujudkannya". Qs Al-Hadid: 22
Sabda Rasul SAW yang berbunyi : ( لا هامة ) La Haamata adalah
menafikan keyakinan orang-orang jahiliyah yang mengatakan bahwa orang
yang sudah mati, arwah dan tulangnya menjadi penasaran, sehingga
beterbangan bagaikan burung. Keyakinan ini menyerupai keyakinan ahli
Tanaasukh yang mengatakan bahwa Arwah-arwah mayit berpindah pada tubuh
hewan-hewan tanpa digiring dan dibangkitkan kembali atau yang disebut
Reinkarnasi. Semua keyakinan-keyakinan tersebut tidaklah benar
menurut syareat islam. Adapun yang sesuai dengan Aqidah islamiyah
adalah (Bahwa Arwah-arwah para syuhada' berada pada tubuh burung
hijau, memakan buah-buahan yang datang dari sungai Surga, hingga Allah
SWT mengembalikan Arwah tersebut kepada pemiliknya di hari kiyamat
kelak). Dan di riwayat lain dikatakan: "Arwah atau jiwa seorang mukmin
menjadi seekor burung yang bergelantungan di pohon Surga sampai Allah
SWT mengembalikannya kepada jasadnya di hari kiyamat ".
Adapun sabda Rasul SAW yang berupa : ( ولا صفر ) Wala shafara maka
para ulama' berbeda pendapat dalam menafsirkan kalimat ini.
Ulama'-ulama' Mutaqaddimin berpendapat: bahwa yang dimaksud dengan
Shafara adalah penyakit yang ada di dalam perut, dikatakan: itu
merupakan cacing besar seperti ular yang hidup di dalam perut, mereka
meyakini hal tersebut sebagai penjangkit, kemudian Rasulullah SAW
meniadakan keyakinan tersebut. Sedangkan Ulama' lain berpendapat bahwa
yang dimaksud dengan Shafara di sini adalah bulan Shafar. Kemudian
mereka berbeda pendapat dalam penafsiran bulan Shafar menjadi dua
penafsiran: Pertama : Maksud dari kalimat ini adalah meniadakan
keyakinan orang Jahiliyah yang telah mengakhirkan bulan Muharram
sampai bulan Shafar dalam memuliyakannya. Yaitu Dengan menghalalkan
bulan Muharram dan mengharamkan bulan Shafar sebagai pengganti Muharram.
Kedua : Maksud dari kalimat tersebut bahwa orang jahiliyah dahulu berpesimis atas datangnya
bulan Shafar. Dan mengatakan bahwa bulan Shafar adalah bulan pembawa
sial. Kemudian Rasulullah SAW membatalkan keyakinan tersebut. Pendapat
inilah yang paling benar menurut kebanyakan Ulama'.
Kita lihat sebagian orang meyakini hal tersebut dengan menganggap bahwa
bulan Shafar adalah bulan pembawa sial, sehingga menanggalkan bepergian
di bulan ini. Padahal hal tersebut adalah perbuatan yang termasuk
syirik yang dilarang oleh syari'ah. Selain perbuatan tersebut dilarang
di bulan Syafar dilarang juga dibulan-bulan atau hari-hari lain seperti
Syawal atau hari rabu. Orang jahiliyah di zaman dahulu berpesimis pada
bulan Syawal dan meyakini bahwa bulan Syawal bulan pembawa sial, yang
asalnya bahwa penyakit lepra datang di bulan ini sehingga menyebabkan
banyak pengantin yang meninggal dunia. Kemudian datanglah syari'at
islam membatalkan keyakinan tersebut. Bahkan Raslulullahpun Menikahi
Aisyah dan juga Ummu Salamah di bulan Syawal. Seperti dalam Hadist
Riwayat sayidah Aisyah: "Rasulullah SAW menikahiku di bulan Syawal, dan
mengumpuliku di bulan Syawal... begitu juga menikahi Ummu salamah di
bulan Syawal " .
Kita lihat di sebagian daerah di indonesia (di jawa contohnya) penduduk
meyakini bahwa bulan Muharram (bulan suro) adalah bulan yang sial, maka
dari itu jarang sekali orang tua menikahkan anaknya di bulan ini.
Dengan keyakinan bahwa kebanyakan orang yang menikah di bulan ini,
pernikahannya tidak akan berlangsung lama atau cepat meninggal dunia
atau cerai. Padahal keyakinan tersebut adalah tidak benar dan dilarang
oleh syari'at, karena itu termasuk (Atthiroh) yang dilarang oleh
syari'at sebagaimana dalam Hadist Nabi SAW:
عن النبي صلى الله عليه و سلم أنه قال: " لا طيرة " و في حديث : " من ردته الطيرة فقد قارف الشرك "
Dari Rasulullah SAW, beliyau bersabda: "Tiada Kesialan" dalam Hadist
lain: " Barangsiapa menanggalkan suatu Perjalanan Karena Pesimis
(bekeyakinan akan sial) maka telah melakukan perbuata syirik".
و في حديث ابن مسعود المرفوع : " الطيرة من الشرك و ما منا إلا و لكن الله يذهبه بالتوكل ".
Dan di Hadist Ibnu Mas'ud marfu': "
Pesimis (meyakini akan sial)
termasuk perbuatan syirik dan kebanyakan dari kita telah melakukannya
akan tetapi Allah SWT menghilangkannya dengan Tawakkal ".
Dalam kitab "Bidayatul hidayah" diceritakan tentang kepercaya'an rakyat
Mesir terhadap sungai Nil. Dahulu sungai ini tidak akan mengalirkan air
yang banyak kecuali dengan memberikan seorang tumbal. Setelah negara
Mesir dibuka oleh 'Amr bin 'Ash RA dia melarang mereka untuk memberikan
seorang tumbal buat sungai ini. Kemudian dia meminta pendapat kepada
Khalifah Umar RA dengan mengirim surat kepadanya yang berisi bahwa
sungai nil tidak mengalirkan air yang cukup untuk kebutuhan rakyat
Mesir kecuali dengan memberikan tumbal. Kemudian Sayyidina Umar bin
Khattab menullis surat untuk sungai Nil yang berbunyi: "Wahai sungai
Nil jika kamu mengalir karena Allah SWT maka mengalirlah, dan jika kamu
mengalir karena selain Allah SWT maka janganlah mengalir". Semenjak itu
pula sungai Nil selalu mengalirkan Air yang sangat banyak dan tidak
pernah kering.
Dari kisah ini kita dapat mengambil kesimpulan bahwa kepercaya'an –
kepercaya'an yang tidak ada dasar atau dalil dari syari'at islam adalah
kepercaya'an yang batil. Dan seorang muslim tidak diperbolehkan untuk
mempercayainya. Cara agar seorang muslim terhindar dari Atthiroh adalah
dengan membaca:
"اللهم لا طير إلا طيرك و لا خير إلا خيرك و لا إله غيرك ".
Allah SWT melarang kita untuk menghususkan hari atau bulan tertentu
sebagai bulan sial atau membawa kesedihan atau yang lain. Semua bulan
adalah sama, yaitu bulan bulan Allah SWT. Setiap bulan yang disitu
seorang mu'min mengerjakan kebaikan dan beribadah maka bulan itu adalah
bulan yang membawa berkah baginya. Setiap waktu yang dibuat seseorang
untuk mengerjakan maksiat, maka waktu tersebut adalah waktu yang
membawa kesialan dan dosa. jadi Hakekat dari pada kesialan atau (الشؤم
) Assyu'mu adalah maksiat kepada Allah SWT, seperti yang dikatakan oleh
Ibnu Mas'ud RA: "Jika kesialan terdapat pada sesuatu maka ada di lidah"
. karena lidah adalah salah satu indera manusia yang sering dibuat
maksiat. Adiy bin Hatim juga berkata: "Beruntung dan sialnya sesuatu
itu tergantung pada lidahnya".
Di sebuah Hadist yang dari Ali RA dikatakan :
من حديث علي مرفوعا : " باكروا بالصدقة فإن البلاء لا يتخطاها "
"
Bersegeralah untuk bersedekah sesungguhnya balak tidak akan melewatinya", HR At-tabrani.
Di Hadist lain :
" إن لكل يوم نحسا فادفعوا نحس ذلك اليوم بالصدقة "
"
Sesunggunya pada tiap-tiap hari mempunyai musibah, maka tolaklah musibah itu dengan sedekah ".
Amalan Kaum muslimin di bulan Shafar.
Ulama'-ulama' shaleh terdahulu mengatakan bahwa: "Allah SWT menurunkan
bala' yang sangat besar di hari rabu terakhir dari bulan Shafar dan
semua bala' yang akan di bagikan di tahun ini diturunkan di hari itu,
maka barang siapa yang ingin selamat dari bala'–bala' tersebut maka
hendaklah berdo'a di awal bulan Shafar juga di hari rabu terakhir di
bulan ini. Barang siapa berdo'a dengan do'a ini maka InsyaAllah Allah
SWT akan menolak segala kejelekan dari pada balak tersebut.
Do'a di awal bulan Shafar:
(بسم الله الرحمن الرحيم ، وصلى الله تعالى على سيدنا
محمد وعلى آله وصحبه أجمعين ، أَعوذ بالله من شر هذا الزمان وأهلِه ،
وأعوذ بجلالك وجلال وجهك ، وكمال جلال قدسك ، أن تُجِيرَني ووالديَّ
وأولادي وأهلي وأحبابي ، وما تحيطه شفقة قلبي من شر هذه السنة ، وقِني
شرَّ ما قضيت فيها ، واصرفْ عنِّي شرَّ شهرِ صفر ، يا كريم النظر ، واختم
لي في هذا الشهر والدهر بالسلامة والسعادة والعافية لي ولوالدي وأولادي ،
ولأهلي ، وما تحوطه شفقة قلبي وجميع المسلمين ،وصلى الله تعالى على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه وسلم ).
Sebagian orang-orang shaleh mengatakan bahwa: barang siapa membaca do'a ini setiap hari di
bulan Shafar maka maka Allah SWT akan menjaganya dari bala' dan mala
petaka di tahun itu sampai Shafar yang akan datang, dan tidak akan
terkena bala' sama sekali. do'a itu adalah sbb:
( بسم الله الرحمن الرحيم ، (اللهم ) صل على سيدنا
محمد عبدك ونبيك ورسولك النبي الأمي وعلى آله وبارك وسلم ، ( اللهم ) إني
أعوذ بك من شر هذا الشهر ، ومن كل شدة وبلاء وبلية قدرتها فيه يا دهر ، يا
مالك الدنيا والآخرة ، يا
عالماً بما كان وما يكون ، ومن إذا أراد شيئاً أن يقول له كن فيكون ، يا
أزلي يا أبدي ، يا مبدئ يا معيد ، يا ذا الجلال والإكرام ، يا ذا العرش
المجيد ، أنت تفعل ما تريد ، ( اللهم ) احرس بعينك نفسي وأهلي ومالي
وولدي ، وديني ودنياي التي ابتليتني بصحبتها ، بحرمة الأبرار والأخيار ،
برحمتك يا أرحم الراحمين ، ( اللهم ) يا شديد القوى ، ويا شديد المحال ،
يا عزيز ذلت لعزتك جميع خلقك ، اكفني عن جميع خلقك ، يا محسن يا مجمل ، يا
مفضل يا منعم يا مكرم ، يا من لا إله إلا أنت برحمتك يا أرحم الراحمين ،
وصلى الله على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه وسلم أجمعين
Faidah 1:
Ulama Ahli ma'rifat menyebutkan : bahwa disetiap tahun turun 320 ribu
bala', semuanya diturunkan dihari rabu terakhir dari bulan Shafar, maka
hari itu menjadi yaumi nahsin mustamir hari yang paling sulit di setiap
tahun. Barang siapa melakukan shalat di hari itu sebanyak empat
raka'at, setiap raka'at membaca surat Al-Kautsar tuju belas kali, juga
surat Al-Ikhlas lima kali serta Ma'udzatain satu kali satu kali,
kemudian setelah salam membaca do'a ini maka Allah SWT akan menjaganya
dari berbagai macam bala' dan musibah yang diturunkan di hari itu
hingga sempurna satu tahun. Adapun do'a yang diagungkan tersebut adalah
:
( بسم الله الرحمن الرحيم ، وصلى الله تعالى على سيدنا
محمد وعلى آله وصحبه وسلم ، ( اللهم ) يا شديد القوي ويا شديد المحال ، يا
عزيز يا ذلت لعزتك جميع خلقك ، اكفني من جميع خلقك يا محسن يا مجمل ، يا
متفضل يا منعم يا
مكرم ، يا من لا إله إلا أنت ، برحمتك يا أرحم الراحمين ، ( اللهم يسر
الحسن وأخيه ، وجده وأبيه ، اكفني شر هذا اليوم وما ينزل فيه ، يا كافي (
فسيكفيكهم الله وهو السميع العليم ) وحسبنا الله ونعم الوكيل ، ولا حول
ولا قوة إلا بالله العلي العظيم ، وصلى الله على سيدنا محمد وعلى آله
وصحبه وسلم ) اهـ.
Ulama' shaleh menyebutkan bahwa hari rabu terakhir dibulan Shafar
adalah hari musibah yang terus menerus (Yaumi Nahsin Mustamir) maka
disunahkan untuk membaca surat Yaasin dan jika sampai pada firman Allah
SWT ( سلام قولا من رب الرحيم ) mengulanginya sebanyak 313 ( tigaratus
tigabelas kali ), kemudian berdo'a dengan do'a sbb:
اللهم صل على سيدنا محمد صلاة تنجينا بها من جميع
الأهوال والآفات ، وتقضي لنا جميع الحاجات ، وتطهر بها من جميع السيئات
،وترفعنا بها أعلى الدرجات ، وتبلغنا بها أقصى الغايات ، من جميع الخيرات
في الحياة وبعد الممات
Kemudian membaca :
(اللهم ) اصرف عنا شر ما ينزل من السماء ، وما يخرج من
الأرض ، إنك على كل شيء قدير ، وصلى الله تعالى على سيدنا محمد وعلى آله
وصحبه وسلم
Kemudian berdo'a dengan meminta sesuatu yang paling penting baik dunia
atau akherat kemudian meminta kepada Allah SWT agar diselamatkan.
Faidah 2:
Sebagian dari faidah yang mujarab untuk menolak balak dan menjaga diri
adalah menulis ayat-ayat dibawah ini di kertas kemudian merendamnya di
dalam air dan meminumnya. Dikatakan dalam kitab "Na't Al-bidayat":
"Diriwayatkan bahwa barang siapa shalat sebanyak empat raka'at seperti
yang diterangkan di atas, kemudian berdo'a dengan do'a di atas (Yaitu
اللهم يا شديد القوى ...الخ) kemudian setelah itu menulis ayat-ayat
dibawah ini dan merendamnya di dalam air kemudian meminumnya maka Insya
Allah akan diamankan dari bala' di siang itu hingga akhir tahun.
Ayat-ayat tersebut adalah sbb:
سلام قولاً من رب الرحيم ) ( سلام على نوح في
العالمين) ( سلام على إبراهيم ) ( سلام على موسى وهارون ) ( سلام على إل
ياسين ) ( سلام عليكم طبتم فادخلوها داخلين ) ( من كل أمر ، سلام هي حتى
مطلع الفجر )