http://www.english.hadhramaut.info Profil Al Faqih Al Muqaddam (Bagian I) [The Source: hadhramaut.info/indo - 20/5/2008]
Beliau adalah panutan yang terkenal sebagai pemilik kemampuan dan kedudukan tinggi, pemilik lautan ilmu dan pemaaf, pemilik orientasi hati dan sikap yang diridlai Allah, guru besar yang serba sempurna, beliau adalah orang pertama yang diberikan gelar ini (alfaqih almuqaddam) dari kalangan keluarga bani Alawi sebab keterpandangan beliau dari aspek ilmu dan amal, juga karena beliau orang pertama dihadhramaut yang mengibarkan bendera tasawuf dan menjadikannya sebagai ideology hidup.

Beliau dilahirkan di Tarim tahun 574H, hidup dan berkembangan ditengah komunitas yang padat diwarnai oleh suasana hidayah dan iman, beliau hafal alquran dan banyak matan disegala disiplin ilmu,waktu beliau terbuang untuk mempelajari segala macam bentuk ilmu, semenjak kecil sudah tampak dari beliau cahaya berkah ilmu dan amal.


Sebab keinginan kuat ini juga kepiawaian beliau dalam keilmuan seperti Al quran, tafsir, hadist, dan tata bahasa, derajat beliau meningkat setahap demi setahap sampai terlihat dari diri beliau  tanda kejeniusan, selalu unggul diatas teman-temannya, namun hal itu diberangi dengan sopan santun dalam berprilaku, dan tidak menjadikannya  jauh dan lepas dari guru-gurnya, malah dengan segala keistimewaan ini beliau semakin dekat dan giat untuk menimba berbagai ilmu dari guru-gurunya, diantara guru-guru yang paling menonjol saat itu adalah Syeh Al Allamah Ali bin Ahmad Ba Marwan ,  Syekh Al Allamah Abdullah bin Abdul Rahman Ba Ubaid At Tarimi , Syekh Al Qadli Ahmad bin Muhammad Ba Isa, Al Imam Al Allamah Al Faqih bin Fadhal, Al Saiyid Al Allamah Al Hafidh Ali bin Muhammad bin Jadid, Syekh Al Alamah Muhammad bin Ahmad bin Abi Al Hab, dan lain sebagainya.

Hadhramaut pada saat itu sebagaimana negri-negri islam lainnya dipenuhi dengan fitnah dan cobaan, semua mata pada saat itu tertuju ke Ahlu Bait Nabi SAW (baca : keluarga Nabi), di Hadhramaut tidak ada keturunan Nabi SAW kecuali anak cucu Al Imam Al Muhajir,pada saat itu semua orang rela berkorban harta dan nyawa demi membela keluarga Nabi SAW, Al Faqih Al Muqaddam bisa merasakan disela-sela pergaulan dengan orang banyak bahwa para keluarga nabi merupakan target pada saat itu, khususnya, orang-orang iri dan dengki dan memata-matai keadaan dan melaporkannya ke pemerintah, melihat kenyataan ini  Al Faqih Al Muqaddam  takut nantinya bila beliau terus bersikap santun, ramah dan asih kepada semua orang, akan dianggap mengambil hati rakyat untuk mendukungnya menyaingi pemerintahan yang ada, jika hal ini sampai pada mereka , bisa jadi mereka kembali kesenjata yang sudah merupakan bagian hidup mereka, sampai-samapi Al Faqih Muqaddam ketika dating ke gurunya Syekh Ba Marwan beliau menyandang pedang, sedang jika memang yang di isukan tadi sampai benar-benar dianggap oleh orang-orang pemerintahan tersebut, maka peristiwa Karbala akan terulang kembali.

Al faqih Al Muqaddam merenungi hal tersebut ber bulan-bulan sembari beliau membaca teori-teori dan figure-figur politik dan terus menimbang-menimbang untuk bisa mencapai satu solusi yang paling tepat yang tidak bisa ditawar-tawar lagi yang paling pas dihatinya akhirnya jalan yang paling sempurna adalah dengan methode kembali kepada Allah SWT, dan meninggalkan jabatan, dan ini hanya ditempuh dengan methode Shufiyah.

Tasawuf bukan hal baru bagi keluarga Al Faqih Al Muqaddam, sebab sejarah mencatat bahwa orang yang pertama kali meniupkan nafas tasawuf di Hdahramaut adalah Al Imam Ubaidillah bin Ahmad Al Muhajir setelah beliau belajar kitab Quut Al Qulub langsung dari pengarangnya di Makkah yaitu Syekh Abi Thalib Al Makky yang meninggal 386 H. kemudian Al Imam Salim bin Bashri bin Ubaidillah, akan tetapi methode ini bukanlah methode yang universal atau bersifat akademis , tapi hanya merupakan methode turun temurun keluarga Ba Alawi.

Al Faqih Al Muqaddam dan Syekh Sa'ad Al Dhafary

Al Faqih Al Muqaddam bukan hanya terkenal sebagai seorang panutan , mujtahid, muhaddith (pembawa rawi hadist), Ahli Usul, tapi beliau juga terkenal sebagai ahli Tasawwuf  kental yang memiliki perasaan dan indra ruhiah, sebagaimana pendahulu-pendahulunya . Hanya saja tasawauf Al Faqih Al Muqaddam tampak dalam perilaku dan tidak tanduk beliau sedari beliau kecil sebab pengaruh nilai-nilai tinggi Al Quran.yang terpatri pada pribadi beliau disamping jiwa beliau yang suka mengembara di dunia ilmu pengetahuan dan membaca persaingan diantara aliran tasawwuf di masanya, maka mulai pikirannya terpanding untuk semakin mendalami dan memahami kenyataan yang ada dan mencari solusi-solusinya tanpa mengekor ke salah satu madrasah yang ada selain madrasah keluarga dan moyangnya, lantas ditulislah surat ke Seykh Al llamah Sa'ad bin Ali Al Dhafari Al Syihry menanyakan beberapa permasalahan pelik, dan menuliskan apa-apa yang sudah terrpikirkan olehnya. Lantas Syekh Sa'ad ketika membaca surat AL Faqih AL Muqaddam mendapati Al Faqih AL Muqaddam telah dalam menyelami lautan ilmu, dan berbicara tentang ilmu yang ulama hadhramaut semuanya belum mencapai derajat itu.

Berhubung Syekh Sa'ad adalah orang Tasawwuf , beliua takut yang menimpa Al Fqih ini adalah penguasaaan diri, atau peranyaan nasu manusia, lantas menulis kepada Al Fqih surat mengingatkan nya dari tipu daya setan dan memberikan gamran-gambaran orang-orang yang dulu di coba Allah dengan hal itu seperti Bal'am bin Baurah dan lain-lain, karena cinta dan saying kepada Al Fagih.

Namun kondisi Al Faqih Al Muqaddam bukanlah tipu daya setan atau pertanyaan hawa nafsu, maka dari itu dia terus menyurati Syekh tersebut menceritakan apa-apa yang diberikan dan diajarkan oleh Allah kepadanya, sesuai dengan firaman Allah yang artinya (bertakwalah kepada Allah maka Dia akan mengajarimu), maka tahulah Syekh bahwa yang sedang dialami oleh Al Faqih adalah maqam ihsanm dan pemberian Allah SWt, seperti yang disabdakan oleh Nabi SAW jika kalian seperti itu maka para malaikat pun akan berjabatan tangan dengan kalian, lantas belaiu mejawab sraut Al Faqih seraya mengatakan: yang kamu dapati dariku wahai Al Faqih adalah nasihat, telah kujelaskan kepada mu apa yang dikehendaki oleh Allah, Dialah pembantu disegala persoalan, kita memohon kepada-Nya agar menunjukkan kita kejalan yang dicintai-Nya dan diridlai-Nya, dan agar tidak memberikan kesempatan kepada setan untuk mempengaruhi kita. Dan agar menunujukkan kita kebenaran untuk diikuti dan kebathilan untuk dihindari, kemudian aku berpesan jangan sam pai hatimu terpaut dengan keramat-keramat, dan jangan sekali-sekali meliriknya walaupun muncul darimu, hendaklah hatimu memeluk cinta kepada Allah SWT, pertahankan posisimu walaupu dating hari kiamat, seandainya kamu melihat terror jangan sampai kamu terteror, setiapkali kamu menghadapi sesuatu maka pertimbangkanlah dengan timbanagn syariat dan kitab Allah, dan ikutilah yang sejalan dengan kebenaran dan tinggalkan lainnya, dan kamu wahai Faqih sudah sangat terhidayahi oleh Allah, dan jauh tahu banyak Syariah dan Hakikat .

Al Faqih Al Muqaddam dan Syekh Sofyan Al Yamani

Suatu saat  Syekh Sufyan berkesempatan untuk berziarah ke Hadarmaut  beliau singgah di Tarim, beliau bertemu dan berkumpul dengan para ulama tarim, lalu mereka minta dari Syekh untuk Shalat Istisqa (meminta hujan) bersama mereka, lalu beliau mengatakan perbaiki saluran-saluran air, lantas mereka keluar dan dikejutkan dengan kenyataan saluran-saluran air yang ke lahan-lahan dan perkebunan korma mereka dipenuhi air, hal ini merupaka karamah Syekh Sofyan AL Yamani yang diberikan Allah SWT.

 Syekh Sufyan dalam kesempatan itu juga berkumpul dengan Al Faqih Al Muqaddam Muhammad bin Ali yang mana pada saat itu adalah permulaan tampaknya perubahan kepribadian beliau, lantas terjadilah diskusi diantara keduanya dan tukar pikiran berharga, ketika Syekh Sofyan pulang Al Faqih Al Muqaddam berkesempatan memberikan kepadanya surat tentang picisan cahaya yang tersembunyi (ibarat untuk ilmu hakikat) lalu beliau menjawab dengan, ini adalah sesuatu yang belum pernah kami ketahui sebelumnya dan derajat yang belum pernah kita capai .

Tampaknya pada saat itu Al Faqih Al Muqaddam telah terbenam dalam perubahan kepribadiannya di satu sisi dan di sisi lain jiwanya terusik dengan fenomena umat yang mempertumapahkan darah demi untuk mencapai suatu jabatan dan kepemimpinan, juga rasa takut beliau bila sanak keluarganya sampai terserat kedalam medan tersebut, akhirnya beliau membangun theory pemikiran tersebut agar bisa tampak dan diikuti dalam kehidupan.

Peletakan pondasi Madrasah Shufiah Alawiyah di Hadhramaut

Abad keenam hijriyah adalah abad yang penuh dihiasi dengan tumbuhnya aliran-aliran pemikiran, proses ini terjadi sebagai efek dari masa yang  sebelumnya yaitu pada masa keemasan islam dimana pada masa ini semua madzhab mulai tumabuh dan berkembang begitu juga madrasah shufiyah yang mulai memiliki bentuk jelas pada masa ini, dimasa ini berkembang di Hadhramaut madzhab Al Imam Al Syafi'I sedangkan di Sana'a berkembang madzhab Al Zaidy, disisi lain di Hadhramaut madzhab Aqidah Asy'ariyah berkembang pesat dan sebagai imbasnya menurunya pengaruh Khawarij dan Abadliyah.

Untuk aliran Tsawwuf, aliran ini berpindah dari generasi ke generasi pada masa pertama secara individual perseorangan, hingga akhirnya pada abad keenam menjadi theory pemikiran yang dikembangkan dikebanyakan dunia islam, madrasah Shufiyah semasa hidup Al Faqih AL Muqaddam terkonsentrasi menjadi dua madrasah internasional

Pertama : Madrasah Shufiyah Al Qadariyah di daerah timur

Madrasah ini dibangun oleh Syekh Abdul Qadir Al Jailani  yang meninggal pada tahun 561H, beliau adalah maha guru ilmu thariqat yang menjadi kiblat   semua murid di Iraq, hampir semua Syekh di Yaman riwayat belajar mereka kembali ke beliau.

Kedua : Madrasah Al Syuaibiyah di Maghrib

Ini adalah suatu madrasah shufiyah yang di bangun oleh Syekh Kabir Abu Madyan Syu'aib  Al Timilsani Al Maghriby meninggal di Timilsan di negeri Maghrib tahun 580 H, ilmu dan kedudukan Thariqat didunia kebanyakan kembali kebeliau, beliau adalah sosok yang dianugrahi oleh Allah pengetahuan Hikmah, dan rahasia ilmu pengetahuan di Maghrib, semua ulama sepakat atas ke utamaan beliau.

bersambung....