Lapangan umum sepak bola yang terletak persis di sebelah kanan asrama
universitas al-Ahgaf Rabu pagi itu (18/02) tepatnya pukul 07.30 telah
dipadati pemaian berseragam biru dan merah. masing-masing kesebelasan
telah siap dengan segala kemampuannya bertanding dengan sportif di
tengah lapangan hijau yang sedikit basah karena beberapa saat sebelum
itu disiram rutin oleh petugas.
Begitu peluit wasit ditiup, tanda pertandingan sepak bola dimulai. Riuh penonton di samping kanan kiri lapangan turut memeriahkan suasana nan ramai pagi itu. Teriakan-teriakan supporter memberikan warna tersendiri bagin cantiknya permainan masing-masing kesebelasan. Aksi saling rebut bolapun sesekali mewarnai lapangan hijau itu. Indahnya.
Demikianlah seberkas gambaran suasana permainan bola yang berlangsung seru seiring merangkaknya mentari pagi menuju peraduannya. Tim Ahgaff yang kedatangan tamu dari Tim Rubat Tarim menyambut hangat adu bola yang sangat jarang sekali diadakan bersama itu, pasalnya Rabu pagi hari itu, para pelajar dari Rubat Tarim (sebuah insitusi pendidikan yang lebih mirip pondok pesantren) diberikan izin (rukhsah) untuk merefresh kembali otak mereka. karena sudah lama sekali setidak nya lebih dari satu bulan mereka "dikekang" dan "digodok" dalam kawah cakra dimuka. Sebuah metode penggemblengan salaf yang sudah turun temurun dan terbukti, Rubat Tarim banyak menelorkan para alim ulama dari rahim tarbiyahnya.
Sementara itu, pertandingan antar kesebelasan Rubat Tarim versus Ahgaff semakin menunjukkan iklim peraduan yang sengit.umpan-umpan lambung pun tak dapat dipungkiri sering membuat Rubat Tarim kewalahan menangkis serangan balik Ahgaf hingga akhirnya sebuah gol berhasil disarangkan ke dalam gawang Rubat Tarim. Sorak suara supporter pun meledak, dan akhirnya pertandingan yang seru itu pun dimenangkan oleh tim Ahgaf.