http://www.english.hadhramaut.info Syekh Ma'ruf Bajamal (Bagian V) [The Source: indo.hadhramaut.info - 2/3/2009] Masa-masa Akhir Syekh Ma'ruf Bajamal

        Di dalam kitab “Mawahib al Rabb al Rauuf’ disebutkan seputar berpulangnya Syekh Ma’ruf dari dunia yang fana ini munuju tempat yang kekal (akhirat) sebagai berikut :
       Ketahuilah bahwa semenjak Allah SWT menghidupkannya sebagai orang yang berbahagia, Allah  menyempurnakan dengan niat mensuri tauladani (Rasulullah Saw.) beliaupun wafat sebagai orang asing yang syahid. Tidak terlewatkan oleh beliau apa yang telah dialami Rasulullah Saw. Tampak beberapa tanda dan isyarat akan wafatnya, antara lain : “Bahwasanya beliau menyuruh sahabat dan murid pilihannya untuk mengunjungi Sayyid al Syekh al Qutb Maulana Abu Bakar bin Salim – semoga dengannya Allah memberi manfaat – dan menyuruh mengunjungi beberapa tempat yang terdapat masayekh kesohor seperti di Tarim dsb. Sebelumnya beliau tidak pernah memerintahkan untuk menziarahi siapapun, bahkan melarang mereka untuk bermuwajahah selain dengan beliau, dari itulah mereka mengerti bahwa maksud dari perintah ziarah itu adalah perwakilan. Maksudnya : perwakilan Syekh Abu Bakar sepeninggalnya.
       Di antara tanda yang mengisyaratkan wafatnya, ketika beliau mengumpulkan para sahabatnya dan berkata : “Sesungguhnya Rasulullah Saw. Ketika mengetahui bahwa Allah SWT telah memberikan keyakinan kepada para sahabatnya, beliau memberitahu akan kematian dirinya yang mulya. Allah tidak menghidupkan para masyayekh kecuali untuk memberikan manfaat kepada siapa yang bernisbat kepadanya, dan aku tahu bahwasanya kebergantungan sahabatku kepada Allah telah benar, dan Allah telah memberikan kepada mereka keyakinan .
       Ketahuilah bahwa tidak ada seorangpun yang berbahagia dengan wafatnya Syekh Ibrahim, karena beliau meninggal dalam keadaan rela kepadaku dan aku rela kepadanya. Aku lihat bahwa dunia seakan gelap gulita, dan aku ingin keluar darinya, aku tidak menemukan akhir dari kegelapan itu, maka aku kembali, dan menemukan diriku bersama seorang wanita dan berkata kepadaku : “Berbahagialah wahai Syekh, sesungguhnya akan datang kepadamu Rasululullah Saw. Sayyid Abdurrahman bin Umar Ba Harmaz, Sayyid Ibrahim bin Abdullah Ba Harmaz untuk mengeluarkanmu dari kegelapan itu. Saat itu pula mereka datang dan menaikkanku ke atas sebuah kuda yang bersinar dan terkendali mengeluarkanku dari kegelapan itu, memasukkanku ke sebuah tempat, mereka berkata : “ini Mesir”. Aku tafsirkan bahwa hal itu menunjukkan perpindahan ke alam akhirat.
        Di antara tanda berpulangnya adalah : “Dikabarkan kepadaku oleh al Faqir al Shaleh Ahmad bin Ba Ziyad, beliau berkata : “Dikatakan kepadaku oleh Tuanku Syekh – semoga dengannya Allah memberikan manfaat - : “Wahai Ahmad, hari kiamat akan terjadi pada hari ketiga saat ini, dan beliau – semoga Allah meridloinya -  wafat para hari ketiga”.

Wasiat Kepada Para Sahabatnya
         Penyusun kitab berkata pada halaman 238 : “Kemudian beliau mengajari sahabatnya dan berwasiat dengan wasiat yang bermanfaat, di antaranya ada yang dapat dihafal, sebagian yang lain tidak dapat dihafal. Menurut apa yang aku lihat dari sebuah naskah tentang suasana pada detik-detik wafatnya , adalah sebagai berikut :
          Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang.
Segala puji bagi Allah pemilik semesta alam. Dan shalawat dan salam atas Sayyiduna Muhammad berserta seluruh keluarga dan sahabatnya.
         Berikut ini apa yang telah diwasiatkan dinasehatkan oleh Sayyiduna Qutb al Aqtab Fard al Ahbab al Warist lil Wilayah al Muhammadiyah al Syekh Abu Muhammad Ma’ruf bin Abdullah Muadzin Ba Jammal - semoga Allah melimpahkan rahasia dan nurnya kepada kita dan umat Islam Amin. Beliau berkata :
       Ketahuilah bahwa tidak ada tuhan selain Allah, tidak ada sekutu dalam kepemilikannya, dan sesungguhnya Muhammad Saw. adalah hamba dan utusanNya. Aku wasiatkan kepadamu agar bertakwa kepada Allah. Dan sesungguhnya Allah telah memilihkan untukku dan kalian kendaraan dan kalian adalah orang-orang yang kokoh. Allah telah memberikan taufik kepada kalian dalam persahabatan, keinginan (mencapai ridlo Allah) dan mengikuti segala perintah. Barang siapa yang benar bersama Allah maka ia akan bermanfaat kepada umat.
        Lihatlah Sayyiduna Abu Bakar al Shiddiq – semoga Allah meridloinya – di mana Allah telah memberinya taufik dan memberitahunya dengan ayat :

æãÇ ãÍãÏ ÅáÇ ÑÓæá ÞÏ ÎáÊ ãä ÞÈáå ÇáÑÓá ...ÇáÃíÉ

Artinya : “Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul…” (3 : 144)

      Dan berpegang teguhlah kalian dengan janji dan kesepakatan, dengan seorang yang menjadi kewajibanmu, atau memiliki sanad (keilmuan) yang jelas. Barang siapa yang mendengar kabar gembira tentangnya atau yang lain percayalah dengannya, sesungguhnya hal itu adalah kebenaran yang berasal dari Allah SWT. Dan aku berpulang ke alam akhirat, siapa yang percaya maka kami akan menyampaikannya, siapa yang datang kemudian kami akan menemuinya, kami telah menyaksikan untuk kalian sesuatu yang tidak pernah terlihat oleh mata, tidak pernah terdengar oleh telinga, tidak pernah terbersit dalam hati manusia, janganlah kalian bersaing dengan apa yang telah ditentukan untuk orang yang terdahulu, di sisi kami kalian lebih besar dan lebih berharga, menurutku kalian lebih mulya, dan lebih aku cintai dari apa yang ada di muka bumi ini, dan aku rela kepada kalian semua.
       Aku wasiatkan kepadamu untuk senantiasa berakhlak dengan akhlak Allah dan Rasulullah Saw. Allah berfirman :

æÅäß áÚáì ÎáÞ ÚÙíã

Artinya : “Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung” (68 : 4)
Untuk kalian, keluarga dan ahli lailahaillallah. Seseorang itu bersama orang yang dicintainya walaupun ia tidak berbuat seperti apa yang diperbuatnya.
       Akhirat adalah tempat keputusan, kematianku lebih berguna bagi kalian, karena hal itu tidak lain hanyalah merupakan perpindahan dari sebuah tempat ke tempat yang lain, kami hidup, dan lebih hidup dari pada kehidupan dunia.
        Ketahuilah bahwa perintah kami adalah perintah Allah dan RasulNya :

Þá åÐå ÓÈíáí ÃÏÚæÇ Åáì Çááå Úáì ÈÕíÑÉ ÃäÇ æãä ÇÊÈÚäí

Artinya : “Katakanlah : “inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata…” (Yusuf : 108)
       Dan hati kalian baik bersama Allah, di antara kita ada yang merasakan, menemukan, dan menyaksikannya. Akan bersaksi seperti itu di depan Allah SWT dan kalian akan menemukannya, kami telah menunjuki kalian kepada keselamatan, kemenangan, keberuntungan, dan ghanimah, kalian dan anak keturunan kalian, kalian adalah bagian dari kami, berada di antara kami, dan tanggungjawab kami.
      Hendaklah kalian senantiasa melazimi persahabatan dan kesepakatan yang benar. Lazimilah nisbat Syekh kalian dan kelanjutannya hingga hari kiamat, sebagaimana para salaf yang terdahulu yang senantiasa melazimi penghormatan dan menghargai kerabat, dan menghormatinya setelah kematian sebagaimana di saat kehidupan Syekh. Allah berfirman kepada Nabinya :

Þá áÇ ÃÓÃáßã Úáíå ÅáÇ ÇáãæÏÉ Ýí ÇáÞÑÈì

Artinya : “Katakanlah : “Aku tidak meminta kepadamu sesuatu upahpun atas seruanku kecuali kasih sayang terhadap keluarga…” (al Syura : 23)
       Dan seorang murid akan mendapatkan faedah dari Syekhnya walaupun ia tidak melihatnya, hal itu disebabkan kekuatan persahabatan yang benar dengan Syekh karena Allah SWT, karena kebenaran keyakinan, berprasangka baik, walaupun ia tidak bersamanya karena kematian atau yang lain.
        Jika jalinan ikatan itu sempurna, memiliki kesiapan (selalu mencintai) yang terus-menerus dengan kebenaran cinta, mabuk karenanya – dan tandanya adalah kebenaran adab seorang murid – jika kebenaran cinta kepada Syekh dan keyakinan yang sempurna telah menguasai seorang murid yang benar, maka hal itu lebih mendekati kepada sebuah kemanfaatan dan ketinggian derajat, serta jalinan yang sulit untuk dipisahkan.
       Hendaklah kalian senantiasa bersikap tenang, tunduk, merendah dan rela dengan ketentuan qada’, terus mengadakan mudzakarah di antara sesama. Meniadakan rasa hasud, dan janganlah kalian melihat kecuali hanya kepada Allah maka dengan itu kalian akan mendapatkan madad (pengetahuan dan rahasia Allah).

Syekh Ma'ruf Bajamal Wafat
         Syek Ma’ruf – semoga Allah meridloinya – wafat tatkala matahari terbit pada hari sabtu tanggal 15 bulan Safar al Khair pada tahun 969 H. Usianya sekitar 75 tahun. Di makamkan di pekuburan “Dzarfun” di atasnya dibangun kubbah.
        Dari keajaiban kesepakatan, bahwa seluruh anak dan istrinya serta sahabat pilihannya mengikuti kepergiannya (semuanya meninggal) pada minggu yang sama, kecuali seorang dari  putrinya yang masih hidup hingga tahun 975 begitupula sebagian dari sahabatnya.
       Dalam kitab “Mawahib al Rabb al Rauuf” halaman 243 disebutkan, di masa hidupnya beliau berkata : “Pertama kali yang akan menyusulku adalah Fatimah”. Dan ia (Fatimah) wafat sehari setelah kematiaannya.
       Kematian Syekh Ma’ruf meninggalkan pengaruh yang besar terhadap Hadramaut dan sebagian daerah di Yaman dan lainnya. Para penyair dan penceramah mengungkapkan rasa duka  dengan wafatnya. Di antaranya apa yang ditulis oleh al Sultan Muhammad bin Ali bin Umar bin Ja’far, ia berkata :
     Hati ini bergejolak sebagaimana api berkobar di saat berpulangnya al Arif al Samadhani.
Para ahli makrifat manangisi kepergiannya dan terus mengangisinya, begitu pula binatang buas dan penghuni di dua alam.
     Bumi meraung dan gunung berteriak begitu pula pepohonan dan ranting-ranting.
Angin dari setiap penjuru bergerak, dan sungaipun alirannya bergejolak.
Demi Allah umat manusia tidak pernah tertimpa musibah seperti ini, di setiap tempat dan zaman.
    Wahai tuan, yang telah mendapatkan seluruh kesempurnaan, dan mengatasi kita dengan Islam dan Iman.
      Sosok Syekh hakekat, tarekat, dan orang yang berakal, serta seorang pengajak, penunjuk kepada agama (Allah).
      Sang surya dalam wilayah kewalian, terus menghiasi alam manusia.
Menunjuki pencari kebenaran kepada petunjuk dan menjelaskan ilmu yang rumit tentang ihsan.
       Kasidah ini panjang dan mengandung beberapa  manakib (riwayat hidup) Syekh Ma’ruf, dapat dibaca lewat riwayat hidupnya dari naskah yang masih berbentuk tulisan tangan .       

Tamat