http://www.english.hadhramaut.info Jejak Hadlramaut dalam Peradaban Bangsa Phoenix (Bagian II) [The Source: indo.hadhramaut.info - 26/3/2009]
Pada bagian pertama dari tulisan ini, kita telah mengetahui beberapa titik kesamaan yang menunjukkan adanya korelasi antara bangsa Hadlramaut dan bangsa Phoenix, dan pada bagian kali ini, kita akan melanjutkan beberapa bagian kajian penting yang mengugkap beberapa bukti yang menguatkan dugaan adanya ciri Hadlramaut dalam peradaban bangsa Phoenix.


 Adapun nama "Phoenix" pertama kali digunakan pada sekitar abad ke 12 S.M. Nama ini pertama kali diberikan oleh bangsa Greek ( Yunani ) pada sebuah bangsa yang kemudian menjadi nama bangsa tersebut. Kalimat Phoenix berasal dari bahasa Yunani yang berarti pewarna ungu. Sejenis bubuk berwarna merah yang berasal dari kerang dan pertama kali ditemukan oleh bangsa Murix.

Serbuk tersebut banyak terdapat di daratan Syam. Adapun pemberian nama tersebut disebabkan karena banngsa Phoenix sering kali mewarnai barang-barang yang mereka dagangkan dengan warna biru, terlebih pakaian.

Selain beberapa unsur yang telah disebutkan dalam edisi pertama tulisan ini, jejak peradaban Hadlramaut juga terungkap dengan beberapa bukti artefak yang ditemukan di Tunisia pada sekitar dua abad terahir. Dalam penilitian tersebut, di temukan bukti yang menyatakan bahwa bangsa Phoenix menamakan salah satu pemukiman tempat mereka menetap yang terletak di pantai Tunisia dengan nama Hadlramaut. Daerah itu saat ini bernama Susah. Daerah ini dulu dibangun oleh bangsa Phoenix pada sekitar abad ke sembilan sebelum masehi, selang beberapa tahun setelah mereka membangun Cordoj. Oleh bebrerapa peneliti sejarah, nama Hadlramaut yang diberikan oleh bangsa Phoenix untuk menamai pemukiman mereka yang berada di daratan Tunisia itu merupakan kecendrungan untuk selalu mengingat tempat asal mereka yang terletak di bagian selatan semenanjung Arabia.

Selanjutnya, korelasi dua bangsa tua tersebut juga mampu dilihat dari metode perniagaan yang dianut oleh keduanya. Dalam hal ini bangsa Phoenix memiliki kecenderungan untuk lebih mengedepankan perdamaian dan meninggalkan bentuk kekerasan atau penguasaan pada daerah tertentu yang berhasil mereka singgahi seperti yang lazim dilakukan oleh banngsa-bangsa kuno waktu itu. Cara berinteraksi dalam perniagaan seperti ini, juga merupakan cara yang di anut oleh bangsa Hadlramaut dalam melakukan pelayaran dan perjalanan niaga ke beberapa daratan Asia dan Afrika yang terbentang di Selat Hindia pada masa pra Islam. Begitu juga pasca berkembangnya agama Islam, bangsa Hadlramaut yang menapaki perjalan niaga pendahulunya di sepanjang selat hindia seringkali membangun koloni dagang dan beberapa tempat tinggal yang sama persis dengan cara bangsa Phoenix.  Kesamaan itu misalnya bisa dilihat dari ciri has konstruksinya, fungsi setiap elemen bangunnnya, dan komponen yang merupakan bahan-bahan pilihan pada waktu itu.

Kecenderungan lain yang menunjukkan persamaan antara peradaban dua bangsa tersebut adalah, bahwa bangsa Hadlramaut memiliki kebiasaan melestarikan tempat tinggal yang dibangun di daerah tertentu oleh bangsa-bangsa yang tiba lebih awal dari mereka. Kecenderungan demikian, menurut para pakar sejarah, merupakan kecenderungan yang juga dimiliki oleh banga Phoenix ketika memasuki daerah tertentu yang pernah dikuasai oleh bangsa yang datang sebelumnya.

Selain melestarikan tempat-tempat tinggal itu, kedua bangsa tua ini juga tidak merubah jalan-jalan yang telah dibuat oleh bangsa-bangsa yang telah menetap lebih awal dari mereka, misalnya beberapa bangsa yang datang dari daratan laut tengah seperti bangsa Canon, Aramiak, Ibran, dan Tartar, dsb. Bahkan, bangsa Phonix dan Hadlramaut hanya mendiami bagian pantai dari daerah yang berhasil mereka kuasai tanpa melakukan Infiltrasi ke bagian dalam daerah tersebut. Selanjutnya mereka juga cenderung memilih menggunakan tempat tinggal yang telah dibangun sebelumnyna oleh bangsa yang datang lebih awal daripada membangun tempat tinggal baru.

Kesamaan lain yang menunjukkan korelasi dua bangsa itu adalah kecenderungan politik yang dianut oleh keduanya dalam melakukan pendudukan pada daerah tertentu. Mereka tidak melakukan politik pembersihan etnis meskipun oleh para pakar sejarah disebytkan bahwa keduanya merupakan bangsa yang saat itu dikenal memiliki kemajuan dalam bidang ekonomi, politik, dan administrative sehingga cukup memiliki kemampuan melakukan hal itu. Hal ini mereka lakukan karena tujuan perjalanan itu sendiri tidak lain adalah untuk melakukan niaga, bukan penjajahan dan juga sebagai upaya untuk membukukan jejak yang indah dikenang dalam buku sejarah bangsa manusia.

Selanjutnya, dalam melakukan perjalanan niaga, bangsa Phoenix cenderung mengulang beberapa nama yang pernah mereka gunakan sebelumnya untuk menamai daerah yang mereka singgahi. Hal ini diduga merupakan upaya mereka untuk mempermudah pelacakan terhadap imigrasi yang mereka lakukan yang telah memakan waktu yang panjang. Seperti yang telah saya sebutkan dalam bagian pertama dari tulisan ini, bahwa di Bahrain, bangsa Phoenix meninggalkan tempat tinggal yang mereka beri nama Shour, Sheida, dan Arwad, nama-nama ini pulalah yang mereka gunakan untuk nama tempat tinggal mereka ketika mereka menetap di daratan Syam. Kemudian di Tunisia, mereka menamakan tempat tinggal dengan nama Hadlramaut  yang saat ini dikenal dengan Susah.

Begitu juga di bagian selatan Spanyol, mereka menamakan tempat tinggal mereka dengan Cordoj atau Cordoja, dan setelah pendudukan bangsa Romawi dirubah dengan nama Cordojina  yang berarti Cordoj baru. Pemukiman ini dibangun oleh bangsa Phoenix pada sekitar tahun 277 S.M sesuai dengan nama yang mereka berikan untuk salah satu pemukiman yang mereka dirikan pada tahun 817 S.M di timur laut Tunisia yan kemudian dihancurkan oleh Romawi pada tahun 147 S.M. menurut para pakar sejarah, nama Cordoj adalah merupakan kata Arab yang telah mengalami perubahan derivasi. Kata ini berasal dari kata Qoryat Hadasyat yang berarti Qoryah Haditsah yang artinya kota baru. Kecenderungan nama Arab seperti ini juga ditemukan di pemukiman yang berada di bagian utara Tunisia yang merupakan pemukiman yang pertama kali mereka dirikan.

Pemukiman itu mereka namakan dengan Utika yang dalam bahasa Arab berarti 'Atiqoh. Pemukiman ini didirikan oleh bangsa Phonix pada sekitar tahun 1101 S.M. Nama-nama tersebut semakin menguatkan dugaan adanya hubungan erat antara bangsa Phonix dan bangsa Arab.

Meskipun telah banyak ditemukan bukti yang menunjukkan adanya jejak Hadlaramaut dalam peradaban bangsa Phoenix, namun hal itu masih hanya setitik dari sekian banyak misteri yang harus disingkap. Yang juga harus kita ketahui bahwa generasi pertama yang meninggalkan Hadlramaut untuk melakukan perjalanan niaga menuju semenanjung Arabia pada waktu itu pastilah menemukan komunitas lain dari bangsa tertentu yang mendiami daerah tertentu dan kemudian mereka bergabung dengan mereka. Sehingga tidak menutup kemungkinan mereka telah bertemu dengan bangsa Sumir di bagian selatan daratan sungai, ketika mereka melakukan perjalanan menuju daratan Syam, dan di daratan itu pula mereka bercampur dengan bangsa lain yang lebih dulu mendiami daaerah tersebut. Begitu juga ketika sampai di daratan bagian barat semenanjung Arab dan beberapa pulau di laut tengah, mereka juga berbaur dengan bangsa penghuni, termasuk bangsa Barbar, dsb.

Sesuatu yang juga harus dipertimbangkan adalah, pada waktu itu, untuk melakukan imigrasi dari satu daerah ke daerah yang lain pasti membutuhkan waktu yang sangat panjang. Sehingga mungkin saja dalam proses imigrasi tersebut, bangsa Phoenix mengalami proses penambahan dan penghapusan beberapa peradaban, baik yang berbentuk kebudayaan, adat, pengetahuan, dan termasuk juga pertukaran darah dan bahasa dan beberapa hal yang merupakan ciri peradaban dan entis tertentu, sehingga belakangan dapat kita temukan, proses imigrasi  yang dilakukan pada generasi awal yang berasal dari Hadlramaut itu, kini menjadikan bangsa Phoenix memiliki jenis etnik, bahasa, dan peradaban yang beraneka ragam.

Tidak dapat dipungkiri, bahwa proses imigrasi yang dilakukan bangsa Phoenix dari daerah tertentu ke daerah yang lain waktu itu membuat mereka mendapatkan beberapa tambahan pengetahuan dan pengalaman baru. Bahkan beberapa pengetahuan tambahan ini dikemudian hari sangat membantu aktifitas dagang mereka. Beberapa pengalaman tambahan tersebut misalnya dalam pembukuan dagang, mereka mulai menggunakan huruf abjad setelah sebelumnya menggunakan rumus-rumus Hyroglef peninggalan Firaun. Huruf-huruf  tersebut merupakan sumbangan terbesar bangsa Phoenix pada peradaban dunia, karena bisa jadi itu merupakan babak awal dari system pembukuan.

Semua bukti yang menunjukkan adanya korelasi antar dua bangsa yang telah kita ketahui tersebut, menjadikan Hadlramaut ( menurut pandangan saya ) memiliki bagian penting dalam warisan peradaban manusia yang diwariskan oleh bangsa Phoenix dan tidak menutup kemungkinan di kemudian hari terdapat beberapa penemuan yang membuat hal itu menjadi sesuatu yang konkrit, mengingat bahwa perjalanan sejarah yang dilakukan oleh bangsa Phoenix dimulai oleh putra-putra Hadhramaut yang memiliki kemampuan cukup memadai dalam hal perniagaan dan pelayaran laut yang dengan kemampuan tersebut mereka mampu menguasai laut arab dan bahkan selat hindia. Kemampuan ini juga didukung dengan pengetahuan mereka terhadap masa dan arah mata angin yang mampu mereka baca dengan mengenali tiupan angina di daratan Hadlramaut, dan dengan pengetahuan itu pula, mereka mampu membaca ketinggian arus laut sehingga mereka mampu menentukan ke arah mana mereka akan melakukan pelayaran. Wallahu a'lam. ( Nawahgaff )