Cinta adalah belahan hati manusia, dia adalah tonggaknya keamanan diantara manusia, jika undang-undang grafitasi telah membuat bumi, planet-planet serta bintang-bintang dilangit tidak saling bertabrakan, atau terbakar atau menghilang, maka undang-undang cintalah yang menjaga hubungan antara manusia tidak saling bertabrakan dan terbakar, sehingga membuat pertumpahan darah dan percekcokan.
Inilah cinta yang telah diketahui harganya oleh semua manusia dari zaman dahulu hingga sekarang. Sehingga mereka mengatakan: "seandainya cinta telah berhasil menaklukkan manusia niscaya tidak dibutuhkan lagi keadilan dan undang-undang di dunia ini".
Seorang penya'ir terkenal di zaman dahulu yang bernama Jalaluddin Ar-Rumi mengatakan:
"Sesungguhnya cinta dapat merubah rasa pahit menjadi manis, merubah debu menjadi barang berharga, kekeruhan menjadi jernih, merubah rasa sakit menjadi sembuh, membuat penjara menjadi sebuah taman, menjadikan ketidak beruntungan menjadi kenikmatan, paksa'an menjadi kasih sayang, dialah yang dapat melelehkan besi, merapuhkan batu, menghidupkan yang mati, dan meniupkan di dalamnya kehidupan baru,..."
Seorang juga menulis tentang cinta dalam majalah "Al-Akhbar" di Kairo dan membahas tentang cinta dari segi psikis:
"...
Hikmah ... apa yang dapat dia berikan kecuali logika yang sangat keras?
Berhati-hati ... apa yang dapat dia berikan kecuali rasa takut yang terus mencemaskan?
Pekerjaan ... apa yang dapat dia berikan kecuali perasan keringat yang menetes-netes, serta kedengkian yang meraja lela?
Harta ... apa yang dapat dia berikan kecuali rasa takut, hati-hati, keringat dan lain sebagainya?
Cinta ... dia adalah satu-satunya permata yang dapat memberikan kita keamanan, ketenangan, serta kedamaian. Kita mencintai segala sesuatu... semua manusia... kita mencintai semuanya sampai orang jahat seperti kita mencintai kenikmatan... kita mencintai kehidupan semuanya...dari awal hingga akhir... kehidupan dan kematian... apakah ada seseorang yang bisa mencintai seperti cinta ini? jika saja ada yang bisa melakukannya, niscaya dia akan menjadi raja..."
Kita akan menjawab pertanya'an ini dengan mengatakan: sesungguhnya yang dapat mencintai seperti cinta yang besar ini adalah hanya satu golongan dari bangsa manusia, dia adalah golongan yang telah mencampuri hatinya dengan kemanisan iman.
Hanya imanlah satu-satunya sumber cinta yang jernih dan kekal, dan hanya orang mukminlah yang dapat mencintai segala sesuatu sampai-sampai orang jahat, dia mencintai kehidupan semuanya dari awal hinggaakhir, kehidupan dan juga kematian.
Cinta kepada Allah SWT
Seorang mukmin dengan menjalani aqidah islamnya dia telah melaksanakan rahasia kehidupan sehingga membuat dia mencintai Allah SWT Sang Pemberi kehidupan, sumbernya cipta'an dan perintah, perwujudan dan lain sebagainya.
Diri manusia mencintai-Nya karena keindahan, manusia telah melihat bahwa segala yang ada di alam semesta ini adalah hasil dari ciptaan dan pengaturan Allah SWT, Dia telah berfirman:
مَا تَرَى فِي خَلْقِ الرَّحْمَنِ مِنْ تَفَاوُتٍ [الملك/3]
"Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang." صُنْعَ اللَّهِ الَّذِي أَتْقَنَ كُلَّ شَيْءٍ [النمل/88]
"
(Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu" Qs.An-Naml:88
الَّذِي أَحْسَنَ كُلَّ شَيْءٍ خَلَقَهُ [السجدة/7]
"
Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya". Qs.As-Sajdah:7
Diri manusia mencintai-Nya karena kesempurna'an, apakah ada yang lebih sempurna dari Allah di muka bumi ini? semua yang kita lihat di hadapan kita dari berbagai kesempurnaan yang hanya tampak diluarnya saja, hanyalah sepercik biji dzarrah yang merupakan hasil dari ciptaa-Nya, serta sangatlah membutuhkan-Nya.
Manusia mencintai-Nya karena kebaikan-Nya, karena setiap nafsu memang diciptakan untuk mencintai semua yang berbuat baik kepadanya, maka adakah kebaikan yang melebihi kebaikan Allah SWT dimana Dialah yang menjadikannya dari ketidak adaan menjadi ada dan menjadi hidup di dunia ini, dan juga menjadikannya seorang manusia yang sempurna, kemudian menjadikannya khalifah di bumi ini, dan juga Yang telah menundukkan alam semesta ini kepada-Nya. Sebagaimana dalam firman-Nya:
هُوَ الَّذِي خَلَقَ لَكُمْ مَا فِي الأرْضِ جَمِيعًا (٢٩)
"
Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu". Qs.Al-Baqarah: 29
أَلَمْ تَرَوْا أَنَّ اللَّهَ سَخَّرَ لَكُمْ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ وَأَسْبَغَ عَلَيْكُمْ نِعَمَهُ ظَاهِرَةً وَبَاطِنَةً (٢٠)
"
Tidakkah kamu perhatikan Sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin". Qs.Luqman: 20
mereka mencintai Allah SWT karena ini semua, bahkan lebih banyak dari hal itu, cinta yang melebihi cinta seorang anak kepada orang tuanya, melebihi cintanya kepada anaknya, bahkan melebihi cintanya kepada diri mereka sendiri, mereka juga mencintai semua yang datang dari-Nya dan semua yang dicintai oleh-Nya SWT, mereka mencintai kitab yang telah diturunkan ke bumi untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju jalan yang bercahaya, mereka mencintai Nabi yang telah diutus oleh-Nya sebagai rahmat bagi alam semesta, mereka mencintai semua manusia yang baik yang dicintai oleh Allah SWT dan juga mencintai-Nya, sehingga Allah-pun menjadikan do'a yang telah diucapkan oleh Rasulullah adalah:
(( اللهم ارزقني حبك وحب من يحبك واجعل حبك أحب إلي من الماء البارد)).
"Wahai Allah, berikanlah aku cinta-Mu, dan cinta orang yang mencintaimu, dan jadikanlah cinta kepada-Mu lebih aku sukai dari pada cinta kepada air dingin di waktu dahaga".
Cinta alam semesta
Orang mukmin dalam naungan agama islam sebagaimana dia mencintai Allah SWT, juga mencintai alam semesta serta semua kehidupan ini, karena sesungguhnya ini adalah sebagian dari hasil ciptaan Allah SWT. Allah SWT berfirman:
الَّذِي خَلَقَ فَسَوَّى (٢)وَالَّذِي قَدَّرَ فَهَدَى (٣)
"Yang Menciptakan, dan menyempurnakan (penciptaan-Nya), dan yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk". Qs.Al-A'la:2-3. segala sesuatu yang ada didalamnya akan dihitung, dan karena tujuan dan hikmah tertentu. Allah berfirman:
إِنَّا كُلَّ شَيْءٍ خَلَقْنَاهُ بِقَدَرٍ (٤٩)
"
Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran". Qs.Al-Qamar: 49.
الشَّمْسُ وَالْقَمَرُ بِحُسْبَانٍ (٥)
"
Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan". Qs.Ar-Rahman:5.
وَإِنْ مِنْ شَيْءٍ إِلا عِنْدَنَا خَزَائِنُهُ وَمَا نُنَزِّلُهُ إِلا بِقَدَرٍ مَعْلُومٍ (٢١)
"
Dan tidak ada sesuatupun melainkan pada sisi Kami-lah khazanahnya; dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran yang tertentu". Qs.Al-Hijr:21
Alam semesta ini diciptakan bukan untuk menjadi musuh manusia, akan tetapi dia adalah makhluk yang diciptakan sebagai pembantu manusia, agar dapat membantunya dalam melaksanakan tugasnya sebagai khalifah di bumi, semua yang ada dalam alam semesta ini terdapat lisan kebenaran yang telah memuji dan mensucikan Allah SWT dengan bahasa yang tidak dapat dipahami oleh akal manusia yang terbatas ini. Allah berfirman:
تُسَبِّحُ لَهُ السَّمَاوَاتُ السَّبْعُ وَالأرْضُ وَمَنْ فِيهِنَّ وَإِنْ مِنْ شَيْءٍ إِلا يُسَبِّحُ بِحَمْدِهِ وَلَكِنْ لا تَفْقَهُونَ تَسْبِيحَهُمْ (٤٤)
"
Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka".Qs.Al-Isra': 44
Rasulullah SAW telah mencontohkan cinta ini dengan gambaran yang paling mulia dengan mengumumkan cinta ini hingga kepada gunung, bahkan gunung-gunung juga telah berputus asa dan sedih ketika Rasulullah SAW tertimpa kekalahan dalam sebuah peperangan, dia adalah gunung "Uhud".
Imam bukhari telah meriwayatkan dari Malik bin Anas pembantu Rasulullah SAW dengan berkata: Aku telah pergi barsama Raulullah SAW menuju Khaibar untuk membantunya, ketika Rasulullah SAW kembali dari Khaibar dan terlihat olehnya gunung Uhud beliyau bersabda: "Ini adalah gunung yang mencintai kita dan kitapun mencintainya".
Cinta KehidupanSebagaimana seorang mukmin telah mencintai alam semesta ini, dia juga mencintai kehidupan, dia tidak menganggap bahwa kehidupan ini adalah sebagai perbuatan dosa yang telah di sebabkan oleh kedua orang tuanya, bukan pula sebuah beban yang harus di hilangkan, bukan juga sebuah penjara yang dia harus melarikan diri darinya, akan tetapi kehidupan ini adalah suatu perintah yang wajib dilaksanakan, juga nikmat yang wajib di syukuri. Dalam sebuah hadist disebutkan:
(( خَيْرالنَّاسِ مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ(( سنن الترمذي - (ج 8 / ص 317)
"
Manusia yang paling baik adalah orang yang panjang umurnya dan baik perbuatannya".HR At-Tirmidzi.
(( لَا يَتَمَنَّيَنَّ أَحَدُكُمْ الْمَوْتَ إِمَّا مُحْسِنٌ فَلَعَلَّهُ يَزْدَادُ خَيْرًا وَإِمَّا مُسِيءٌ فَلَعَلَّهُ يَسْتَعْتِبُ)) مسند الإمام أحمد بن حنبل - (ج 15 / ص 303)
"
Janganlah diantara kamu menginginkan kematian, hendaklah dia berbuat baik sehingga amalnya bertambah baik, atau berbuat jelek kemudian diapun meminta ampunan".HR Ahmad
Dalam keada'an apapun hidup adalah kebaikan, akan tetapi jika dia telah menginginkan kematian karena ingin cepat bertemu Allah SWT hendaknya mengatakan:
(( اللَّهُمَّ أَحْيِنِي مَا كَانَتْ الْحَيَاةُ خَيْرًا لِي وَتَوَفَّنِي إِذَا كَانَتْ الْوَفَاةُ خَيْرًا لِي ((سنن النسائي - (ج 6 / ص 348)
"
Duhai Allah SWT, berikanlah aku hidup jika memang hidup lebih baik untukku, dan cabutlah nyawaku jika memang kematian lebih baik untukku". HR.An-Nasa'i
Cinta KematianSeorang mukmin tidak akan mencintai hidup karena cintanya kepada sepercik kesenangan yang ada di dalamnya, dia juga tidak mencintai kematian karena di dalamnya, dia terhimpit oleh tanah, akan tetapi seorang mukmin mencintai hidup karena di dalam kehidupan ini dia melaksanakan perintah Allah SWT sebagai khalifah di bumi ini, dan mereka mencintai kematian karena kematian jalan tercepat bertemu dengan Tuhannya. Dalam Hadist disebutkan:
(( مَنْ أَحَبَّ لِقَاءَ اللَّهِ أَحَبَّ اللَّهُ لِقَاءَهُ وَمَنْ كَرِهَ لِقَاءَ اللَّهِ كَرِهَ اللَّهُ لِقَاءَهُ )) صحيح البخاري - (ج 20 / ص 165)
"
Barang siapa senang bertemu dengan Allah, niscaya Allah SWT senang bertemu dengannya, dan barang siapa benci bertemu dengan Allah SWT niscaya Allah SWT juga membenci bertemu dengannya". Muttafaq 'Alaih
Rasulullah SAW ketika diperintah untuk memilih antara hidup di dunia dengan bertemu dengan Allah beliyau bersabda: "Aku memilih Ar-Rafiq A'la".