http://www.english.hadhramaut.info Ummul Mu'minin, Sofiyah binti Huyay bin Ahktob [The Source: indo.hadhramaut.info - 04/5/2009] Wanita suci dan bersahaja ...
wanita yang sangat bertaqwa...
mempunyai kemuliaan tinggi tiada tara...
serta kecerdasan yang luar biasa...

silsilah nasabnya yang bagaikan untaian mutiara
disertai wajah yang cantik menawan
menjadikannya berada pada kemuliaan diatas kemuliaan...

Dialah Ummul Mu'minin Sofiah binti Huyay bin Ahktob...Suritauladan kaum hawa dalam keimanan dan ketaqwaan, dalam kezuhudan, dan kedermawanan...

Ayahnya adalah Huyay bin Ahktob bin sa'ayah bin Taghlab bin Amir bin Ubaid bin Ka'b bin Khozroj bin Hubaib bin Nadhir bin luia bin Ya'qub Alaihissalam. Keturunan nabi Harun bin Imaron saudara Nabi Musa Alaihimussalam.

Ibunya adalah Barroh bin Samoel, saudara Rifa'ah bin Samoel Al-Qorodhi.

***
Yahudi Madinah menyimpan permusuhan terhadap Islam, dan terhadap Rasulullah Nabi akhir zaman. Mereka melihat Islam dengan pandangan penuh kedengkian dan kebencian. Hal itu disebabkan orang-orang Yahudi mengetahui dari kitab-kitab mereka bahwa akan diutus Nabi di tanah Hijaz. Mereka berharap-harap Nabi yang akan diutus itu dari bangsa Yahudi. Setelah mereka mengetahui bahwa Nabi yang diutus berasal dari bangsa Arab, mereka menampakkan kebencian dan kedengkian kepada Nabi Muhammad SAW.

Yahudi Khaibar merencanakan makar terhadap Rasulullah SAW. Menyebar kerikil-kerikil tajam di jalan da'wah, selalu menjadi sebab derita dan mala petaka.

Sekembalinya kaum muslimin dari perdamaian Hudaibiah tanpa memasuki kota Makkah, orang Yahudi mengira bahwa kaum muslimin mulai lemah, sehingga mau menerima Syarat-syarat yang diajukan oleh kafir Quraiys; yaitu kaum muslimin harus meninggalkan kota Makkah kembali ke Madinah tanpa tawaf di Baitullah terlebih dahulu. Orang Yahudi mengirim utusan ke Ghotofan dan kabilah-kabilah Arab pedalaman untuk menyerang Rasulullah SAW.

Niat busuk Yahudi Khaibar tercium Rasulullah SAW. Nabi Muhammad SAW tidak mengulur-ulur waktu, seketika itu juga menyiapkan pasukan untuk menyerang orang-orang Yahudi dan sekutu-sekutunya ditempat mereka, sebelum mereka menyerang Madinah.

Rasulullah SAW menyiapkan 1400 pasukan dari sahabat-sahabat yang memberikan baiat di Hudaibiayah. Pasukan itu bergerak menuju Khaibar. Tatkala Khaibar samar-samar terlihat dari kejauhan Rasulullah SAW bersabda : "Allahu Akbar... hancurlah Khaibar, Sesungguhnya kami bila menginjak halaman suatu kaum, maka sangat buruklah pagi mereka..."

***
Pertempuran berkecamuk dengan sengitnya. perang keimanan melawan kebatilan. Akhirnya kemenangan berpihak kepada kaum Muslimin. Hancurlah semua kebatilan dan kemungkaran. Benteng-benteng Khaibar dapat di tahlukkan. Pasukan Yahudi bergelimpangan tanpa nyawa memenuhi arena pertempuran, sementara wanita-wanita menjadi tawanan perang. Diantara wanita-wanita itu terdapat Sofiah binti Huyaiy bin Ahktob, putri pemimpin bani Nadhir. ketika itu umurnya kurang lebih tujuh belas tahun.

Bilal bin Robah membawa Sofiyah dan putri pamannya mengahdap Rasulullah SAW. Ketika putri paman Sofiah melihat mayat-mayat orang yahudi bergelimpangan ia menjerit histeris. Rasululah SAW menoleh kepada Bilal seraya berkata : "Wahai Bilal, apakah sudah dicabut rasa kasih sayang dari hatimu! Begitu tega engkau membawa wanita melewati mayat-mayat mereka". Kinanah bin Abil Haqiq suami Sofiah, termasuk yang tewas dalam peperangan itu.

***
Sofiah terlihat tenang ketika menghadap Rasulullah SAW, anggun berwibawa, terlihat kecerdasan dan keteguhan diwajahnnnya.

Rasulullah SAW memberi Sofiah dua pilihan, antara memerdekakannya kemudian kembali kepada keluarganya di Khaibar, atau masuk Islam. Berkatalah Sofiah : "Aku memilih Allah dan Rasulnya". Lalu Rasulullah SAW memerdekakannya dan menjadikannya istri, serta menjadikan  kemerdekaannya sebagai mahar.

Shofiah berkata : "Wahai Rasulullah, aku telah mempercayaimu dan senang kepada Islam sebelum engkau mengajakku masuk agama ini, tidak terlintas sedikitpun di hatiku untuk kembali ke agama Yahudi, lagi pula aku tidak mempunyai sanak saudara lagi. Ayah dan saudaraku gugur dalam peperangan. Jika engkau merdekakan akau tak mungkin lagi aku kembali ke kaumku.

***
Pesta perkawinan itu dirayakan di Madinah Al-Munawwarah. Sayyidah Sofhiah dihias dan dirias oleh Ummu Sulaim Al-Ansoriah. Dipakaikannya wangi-wangian. Sayyidah Shofiah tampak jelita, memikat setiap mata yang memandangnya.

Rasulullah SAW menempatkan Sayyidah Sofiah di rumah sahabatnya Harist bin Nu'man, tidak mengumpakannya dengan istri-istrinya.

Wanita-wanita Ansor berkumpul di rumah Haritsah, mereka terkagum-kagum melihat kecantikan Sayyidah Sofiah. Diantara wanita-wanita itu terdapat sayyidah A'isyah. Ia terbakar oleh rasa cemburu. Rasulullah meliriknya dan menunggunya keluar.
 
Dipegangnya lengan A'isyah dengan lembutnya seraya berkata : "Bagaimana engkau melihatnya wahai A'isyah?" tanya Rasulullah SAW menggodanya. "Aku melihat perempuan yahudi !" jawab A'isyah. "Jangan berkata demikian wahai A'isyah, sesungguhnya ia telah masuk Islam... !". Jawab Rasulullah SAW.

Tak berselang lama dari perkawinan itu Rasulullah membawa Sayyidah Sofiah kerumahnya. Rasulullah memperlakukannya dengan sangat lemah-lembut dan penuh kasih sayang. Suatau kali Sayyidah Sofiah berkata : "Aku tidak melihat orang yang lebih baik akhlaknya dari Rasulullah SAW".

Sayyidah Sofiah adalah wanita cerdas dan mulia. Ia sangat mencintai putri-putri Rasulullah SAW. Fatimah r.a. diberinya hadiah perhiasan dan emas yang ia pakai, sebagaimana sebagian perhiasannya juga  ia hadiakan kepada istri-istri Rasulullah SAW yang lain.

Ummul Mu'minin Sofiah sangat penyabar. Suatu kali ia mendengar Sayyidah Hafsah menyebutnya "Putri Yahudi". Ia hanya menangis. Ketia Rasulullah masuk ke rumah dan mendapatinya sedang menangis, bertanyalah Rasulullah SAW : "Apakah gerangan yang menjadikan engkau menangis wahai Sofiah?" "Hafsah..., ia mengatakan akau putri Yahudi". Jawab Sayyidah Sofiah.

Lalu Rasulullah SAW berkata menghiburnya : "Bukankah engkau adalah putri Nabi, kakekmu Harun A'lahissalam, pamanmu Musa Alahissalam, dan suamimu adalah muhammad Rasulullah, dari segi apakah mereka akan membanggakan diri kepadamu". Rasulullah SAW menasehati Sayyidah Hafsah untuk mengulangi perkataannya lagi dan berkata : "Bertaqwalah engkau wahai hafsah!".

Sayyidah Hafsah dan Sayyidah A'isyah membangggakan dirinya kepada Sayyidah Sofiah dengan nasab dan kekerabatannya dengan Rasululullah SAW. Rasulullah SAW mengajarinya untuk menjawab apa yang dikatakan Sayyidah A'isyah dan Sayyidah Hafsah : " mengapa engkau tidak mengatakan kepadanya, "Bagaimana engkau akan lebih baik dariku, Suamiku adalah Muhammad SAW, kakekku Harun dan pamanku Musa ...".

Pernah suatu kali Sayyidah A'isyah mengatakan : "Sofiah itu pendek". Rasulullah marah mendengar kata-kata itu lalu berkata kepada Sayyidah A'isyah : "Wahai A'isyah, sesungguhnya engkau telah mengucapkan suatu perkataan jika dicampur dengan air lautan niscaya akan merusaknya".

***
Suatu kali Rasulullah SAW marah kepada Sayyidah Sofiah karena suatu hal. datanglah ia kepada Sayyidah A'isyah dan berkata : "wahai A'isyah maukah engkau memintakan aku maaf kepada Rasulullah SAW sehingga ia tidak marah kepadaku, dan giliran malamku untukmu?" "Ia !"  jawab Sayyidah A'isyah. Lalu ia laksanakan permintaan itu.

Ummul mu'minin Sofiah adalah suri tauladan dalam kearifan dan kebijaksanaan, dalam ketaqwaan dan ketaatan pada agama. Dimasa Kholifah Umar bin Khattab budak perempuannya melaporkan kepada Umar, bahwa Sofiah masih senang pada hari sabtu (hari raya Yahudi) serta masih suka berhubungan dengan orang Yahudi. Kholifah Umar bin Khottob mengirim utusan untuk bertanya kepadanya.

Berkatalah Sofiah : "Adapun mengenai hari sabtu, aku tidak senang lagi setelah Allah menggatiku dengan hari jum'at". Adapun aku masih berhubungan dengan orang Yahudi, karena aku masih mempunyai hubungan kerabat dengan mereka, aku sambung tali kekerabatan itu".
Lalu ia berkata kepada budaknya : "Wahai jariah, apa yang membuatmu melakukan hal ini?!" "Setanlah yang menjadikan aku melakukan ini", jawab budak itu.
"Pergilah, sesungguhnya engkau merdeka.

Ummul mu'minin Sofiah sangatlah dermawan. Ia mempunyai rumah, disedekahkannya rumah itu untuk mencari keridhoan Allah dan rasulnya. Disamping itu pula sayyidah Sofiah adalah wanita yang berpengetahuan luas. Hafal kitab suci Al-quran, dan banyak meriwayatkan hadis Rasulullah SAW.

***
Kurang lebih empat puluh tahun Sayyidah Sofiah melalui hari-harinya sepeninggal Rasulullah. memenuhinya dengan ibadah dan amal kebajikan. Ia menyaksikan masa Khulafaurrosyidin dan Futuhat Islamiah (Kemenangan-kemenangan Islam).

Pada tahun lima puluh Hijriah, Sayyidah Sofiah menghadap Allah SWT. meninggalkan dunia untuk mendapatkan kenikmatan abadi. Hari-hari yang ia lewati menjadi saksi akan kebajikan yang ia lakukan...Selamat jalan sayyidah Sofiah...selamat jalan wahai Ummul mu'minin...sejarah hidupmu yang kau tulis dengan tinta emas dan ketakwaan akan menjadi suri tauladan sepanjang masa...

Beliau dimakamkan di Baqi, disamping istri-istri Rasulullah SAW yang lain.