http://www.english.hadhramaut.info Pesona Tarim, Tarawih 100 Raka'at dan Hati yang Rindu Masjid [The Source: hadhramaut.info - 10/05/2020]
Memasuki bulan Ramadan, bulan yang dikisahkan dalam kita suci Al-Qur'an memiliki banyak keistimewaan, menyimpan keberkahan, dan limpah ruah pahala di dalamnya membuat sebagaian besar umat Islam sangat antusias menyambut bulan mulia ini.

Berbeda daerah, berbeda juga cara bagaimana umat Islam mensyiarkan ibadahnya di bulan Ramadan, bahkan memiliki kesan yang sangat menarik seputar Ramadan ini. Salah satunya adalah kota Tarim, kota yang terletak di ujung selatan provinsi Hadhramaut, Yaman ini memiliki adat tersendiri untuk mengisi ibadah di bulan Ramadan.

Jika dalam Islam, salat Tarawih yang disyariatkan itu hanya 8 dan 20 raka'at saja, salat Tarawih di Tarim bisa sampai 100 raka'at tiap malamnya. Bahkan ibadah ini pun selalu tampak ramai oleh jama'ah yang hadir.

Kok bisa sampai 100 raka'at? Jadi, pembagian waktu salat Isya di Tarim ini berbeda-beda di tiap masjidnya. Karena Tarim memiliki sekitar 360 masjid, sebagian masjid ada yang memulai salat Isya pada pukul 19.30 KSA, ada yang mulai pukul 20.30 KSA, dan ada pula yang mulai pada pukul 02.00 KSA.

Jadi uniknya, Tarawih di kota Tarim ini adalah kegiatan masjid untuk salat Tarawih yang tidak putus sampai menjelang sahur. Jika biasanya kita di Indonesia hanya mendengar azan pada awal waktu, maka azan Isya di Tarim berkumandang tiap jeda sejam.

Banyak dari penduduk lokal Tarim yang tidak hanya melaksanakan salat Tarawih di satu tempat saja. Ketika satu masjid selesai dengan Tarawihnya, mereka beranjak untuk menuju masjid yang lainnya guna menghadiri Tarawih lagi, begitu seterusnya hingga menjelang sahur.

Kota yang memiliki nama lain Al-Ghanna ini sudah sangat masyhur dengan kuatnya ibadah masyarakat setempat. Bagaiamana mereka selalu menyibukkan diri untuk beribadah di bulan suci ini, menyibukkan diri dengan membaca Al-Qur'an dan berzikir meski mereka terlihat sibuk bekerja.

Saat kita berkeliling di masjid-masjid kota Tarim, kita akan jarang menemukan masjid yang kosong tanpa ada orang yang beribadah di dalamnya, terlebih di bulan Ramadan seperti ini. Hampir-hampir mereka menghabiskan kegiatan untuk berada di masjid dan beribadah di sana.

Apa yang ada di kota Tarim adalah contoh kecil bagaiamana seharusnya umat Islam itu berbahagia atas hadirnya bulan yang penuh berkah ini. Mengisi dengan hal-hal yang berbau ibadah dan mengurangi kadar kemaksiatan diri. Wallahua'lam

Oleh: Ahmad Sirril Wafa  (Mahasiswa Tingkat Tiga, Univ. al Ahgaff