http://www.english.hadhramaut.info Rahmat Allah Melampaui Murka-Nya [The Source: hadhramaut.info - 20/03/2020]
Harus kita akui sebagai seorang hamba yang lemah dan sering lalai, bahwa amal saleh, ibadah serta bentuk ketaatan kita masih sangatlah sedikit dibandingkan dengan kemaksiatan yang sering kita lakukan.

Hari-hari kita hanya dipenuhi dengan kelalaian tanpa mengingat sang pencipta alam. Beramal hanya sekedarnya, namun bermaksiat semau hati. Ibarat kata, dosa kita sebesar gunung, seluas lautan dan amal baik kita hanya sebesar biji kurma.
 
Walaupun demikian, Allah Swt. masih selalu memberikan kasih sayang serta perhatian-Nya kepada kita tanpa memandang dosa dan kesalahan yang telah kita perbuat. Seakan murka-Nya lenyap di balik samudra kasih sayang dan rahmat-Nya.
 
Benarkah demikian? Tentu saja. Setiap hari kita menabung dosa, tapi justru dibalas dengan rahmat-Nya. Hingga saat ini kita masih diperkenankan hidup. Udara segar masih bisa kita hirup. Bahkan kita masih bisa menikmati berbagai fasilitas hidup.
 
Allah Swt. berfirman:

قَالَ اللّٰهُ تَعَالَىٰ: (وَإِن تَعُدُّوا۟ نِعْمَةَ ٱللَّهِ لَا تُحْصُوهَآ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ) النحل:١٨

Artinya:
“Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak dapat menghitung jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. An-Nahl:18).

Jika kita renungkan ayat ini, kita akan menyadari betapa banyaknya nikmat yang telah Allah berikan kepada kita, sehingga kita tak akan mampu dan tidaklah cukup umur kita untuk menghitungnya.
 
Mulai dari nikmat yang kasatmata, seperti organ tubuh berikut fungsinya, dan fasilitas hidup lainnya. Hingga nikmat yang tak kasatmata yang bisa kita rasakan keberadaannya, seperti nikmat kesehatan dan kekuatan untuk beraktivitas, juga nikmat berupa hidayah serta keteguhan iman memeluk agama Islam.

Allah pun juga Maha Pengampun bagi hamba-Nya yang lupa akan cara bersyukur. Dan masih tetap mencurahkan rahmat-Nya sekalipun mereka masih terus bermaksiat. Berbeda dari umat terdahulu yang langsung diazab ketika dosa dan kemaksiatan mereka semakin merajalela.

Kesempatan demi kesempatan masih selalu Allah berikan kepada kita agar menyadari kesalahan dan memperbaikinya. Semua Ini membuktikan bahwa rahmat Allah Swt. sangatlah luas melebihi atas kemurkaan-Nya.
 
Dengan bukti yang logis akan kebesaran rahmat Allah, harusnya kita semakin bersemangat lagi dalam menjemputnya.

Seberapa pun banyak dan besar dosa kita, janganlah sampai terlintas dalam pikiran untuk berputus asa dan berhenti bertaubat serta berharap rahmat-Nya, karena sikap putus asa adalah bisikan setan, dan jika kita mengikutinya akan semakin jauh dari rahmat-Nya.

Yakinlah bahwa rahmat Allah sangatlah besar melebihi apapun. Peluang meraih rahmat-Nya selalu terbuka, siapapun kita, walaupun banyak dosa dan kotoran menyelimuti diri. Ingatlah, selama kita masih menghela nafas, maka pintu rahmat Allah senantiasa terbentang luas.
 
Allah Swt. berfirman:

قَالَ اللّٰهُ تَعَالَىٰ: (قُلْ يَٰعِبَادِىَ ٱلَّذِينَ أَسْرَفُوا۟ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا۟ مِن رَّحْمَةِ ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يَغْفِرُ ٱلذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلْغَفُورُ ٱلرَّحِيمُ) الزمر:٥٣

Artinya :
“Katakanlah, “Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Az-Zumar:53)

Dalam kitab Sahih Muslim disebutkan sebuah hadis:
 
حدثنا قتيبة بن سعيد، حدثنا المغيرة يعني الحزامي، عن أبي الزناد، عن الأعرج، عن أبي هريرة، أن النبي صلى الله عليه وسلم، قال: " لما خلق الله الخلق، كتب في كتابه، فهو عنده فوق العرش: إن رحمتي تغلب غضبي "
 
Diriwayatkan dari Abi Hurairah RA bahwa Nabi Muhammad Saw. pernah bersabda, “ Tatkala Allah menciptakan makhluk-Nya, Dia menulis dalam buku catatan yang berada disisi-Nya di atas arsy, Allah berkata : “Sesungguhnya rahmatku mengalahkan murkaku.”

Imam An-Nawawi dalam kitab Syarh Sahih Muslim menjelaskan mengenai hadis di atas :
 
قوله تعالى (إن رحمتي تغلب غضبي) وفي رواية سبقت رحمتي غضبي قال العلماء غضب الله تعالى ورضاه يرجعان إلى معنى الإرادة فإرادته الإثابة للمطيع ومنفعة العبد تسمى رضا ورحمة وإرادته عقاب العاصي وخذلانه تسمى غضبا وإرادته سبحانه وتعالى صفة له قديمة يريد بها جميع المرادات قالوا والمراد بالسبق والغلبة هنا كثرة الرحمة وشمولها
 ‏
Mengenai firman Allah yang berbunyi “Rahmatku mendahului murkaku.” Dalam konteks ini para ulama mengatakan bahwa kemurkaan Allah dan keridaan-Nya itu merujuk kepada satu makna yaitu “kehendak-Nya”.

Kemudian, kehendak-Nya terhadap orang yang taat adalah memberikan pahala yang disebut sebagai rida dan rahmat. Dan kehendak-Nya terhadap orang yang durhaka adalah membalas dengan siksa dan merendahkannya yang disebut sebagai murka. Kehendak Allah adalah salah satu sifat-Nya yang bersifat kekal. Menghendaki apa saja yang Ia kehendaki.

Dalam hal ini para ulama mengatakan bahwa yang dimaksud dari kata As-Sabq (mendahului) dan Al-Ghalabah (mengalahkan) adalah banyak dan luasnya rahmat Allah.

Dan perlu diketahui, bahwa Allah akan memberikan rahmat-Nya kepada orang yang sungguh-sungguh dalam memintanya dan orang yang berbuat baik.

Allah Swt. berfirman:

 قَالَ اللّٰهُ تَعَالَىٰ : (إِنَّ رَحْمَتَ ٱللَّهِ قَرِيبٌ مِّنَ ٱلْمُحْسِنِينَ) الأعراف : ٥٦

Artinya:
“Sesunguhnya rahmat Allah dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-A’raf:56)
 
Semoga kita termasuk dalam golongan orang-orang yang senantiasa senang untuk bertaubat dan mensucikan diri. Dan semoga rahmat Allah selalu menyirami diri kita dimana pun dan kapan pun kita berada.

Allah Swt. berfirman:

قَالَ اللّٰهُ تَعَالَىٰ : (إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلتَّوَّبِينَ وَيُحِبُّ ٱلْمُتَطَهِّرِينَ) البقرة:٢٢٢

Artinya:
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.” (QS. Al-Baqarah:222)
 
Wallahu A’lam.

Oleh: M. Ilham Rasyid