http://www.english.hadhramaut.info Idul Fitri di Ibukota Sana'a Yaman [The Source: indo.hadhramaut.info - 21/9/2009]
Jika di Indonesia euphoria idul fitri sudah dimulai sejak sabtu setelah ashar, maka lain lagi di Yaman. Takbir yang dikumandangkan di setiap masjid di Indonesia tersebut tidak terdapat di Yaman. Takbir keliling yang biasanya diorganisir oleh Remas di Indonesia tersebut juga tak terdapat di Yaman.

Budaya masyarakat setempat dalam menyambut datangnya hari raya Idul fitri relative berbeda dengan budaya masyarakat Indonesia. Tak ada kue yang dihidangkan di meja untuk menyambut para tamu. Bahkan budaya sitarurrahim ke rumah-rumah tetangga dan kerabat yang di Indonesia merupakan moment terpenting dari rangkaian hari raya Idul Fitri sama sekali tidak akan dijumpai di Yaman. Sehingga praktis sehabis melakukan sholat Idul Fitri, suasana kota kembali seperti hari biasa, bahkan cenderung lebih lengang karena kebanyakan warga memilih berkumpul dengan anggota keluarga di rumah masing-masing

Berbeda dengan beberapa daerah di Yaman pada umumnya, Hadhramaut yang merupakan salah satu provinsi di Yaman bagian selatan (janub) memiliki tradisi yang unik. Lazimnya warga Indonesia yang merayakan labaran dengan memakai pakaian yang serba baru, warga Hadramaut juga membeli beberapa potang pakaian untuk lebaran. Bedanya, jika masyarakat Indonesia jauh-jauh hari sudah mempersiapkannnya, warga hadhramaut justru baru membelinya malam lebaran. Sehingga akibat dari tradisi tersebut, pada malam lebaran, jalanan di beberapa kota di Hadramaut akan macet total, bukan karena takbir keliling seperti di Indonesia, namun kemacetan tersebut timbul karena hampir semua warga hadramaut pergi ke kota untuk membeli pakaian hari raya. Pasar-pasar kota akan penuh oleh penduduk sampai menjelang subuh.

Pagi harinya, pakaian yang telah mereka beli tersebut di pakai tanpa lebih dulu menanggalkan cap yang tertempel di pakaian yang mereka beli, sehingga siapapun akan tahu merek baju dan sarung yang mereka beli lengkap dengan bandrol harga yang tertempel. Tradisi seperti itu menurut mereka merupakan pengamalan salah satu ayat Al Quran Faamma bini'mati robbika fahaddist (maka dengan nikmat tuhanmu sampaikanlah). 

Namun begitu, warga Indonesia yang berdomisili di Yaman memiliki cara tersendiri untuk tetap melestarikan tradisi Idul Fitri di Indonesia. Untuk menyambut dan merayakan lebaran tahun ini, seperti biasanya, KBRI Sana'a didukung Persatuan Pelajar Indonesia di Yaman (PPIY) mengadakan sholat Idul Fitri bersama di halaman wisma duta besar RI, Bapak Drs. Nurul Aulia. Acara solat bersama tersebut dihadiri hampir seluruh warga negara Indonesia yang berada di Sana'a, ibukota Yaman dan ratusan perwakilan mahasiswa Indonesia dari berbagai lembaga pendidikan yang berada di Yaman. Solat Idul Fitri tersebut dimulai pada pukul 07.30 dipimpin Al Ustadz. Abdul Hakim, mahasiswa Darul Mushtofa Tareem Hadramaut yang menguasai qiroah sab'ah.

Sementara untuk Hutbah Idul Fitri, panitia mempercayakannya kepada Bapak Ahmad Zainal Huda. Dalam hutbahnya yang bertema Islam sebagai agama perdamaian pagi tadi, Sekretaris III KBRI Sana'a asli Rembang Jawa tengah yang baru datang setengah bulan yang lalu tersebut menyampaikan pentingnya mengaktualisasi universalitas Islam dalam kehidupan sehari-hari. Kaitannya dengan kehidupan berbangsa dan bernegara, kita harus mampu menunjukkan kepada dunia internasional bahwa Islam adalah agama yang cinta damai. Tutur huda dalam hutbahnya.

"Esensi Islam sebagai agama yang melandaskan segala sesuatu kepada perdamaian, kasih sayang, dan egaliter terbukti dengan adanya mabadi' khomsah dalam syariat Islam.

selain itu, sejarah juga mencatat bahwa Rosulullah SAW ketika awal kali mendirikan negara Madinah membuat piagam Madinah (Al sohaif al madinah) sebagai dasar yang telah terbukti mampu mengakomodir semua kepentingan golongan wakti itu. Hal ini membuktikan bahwa Islam sebagai agama dan tatanan sosial, telah lebih dahulu menunjukkan konsepsi yang maju, moderat, dan egaliter jauh sebelum isu universal of declaration of human right disepakati oleh PBB pada tahun 1948" demikian salah satu petikan hutbah Idul Fitri yang disampaikan Huda pagi tadi.

Usai Sholat dan Hutbah Idul Fitri, jama'ah bersalaman memutar lazimnya tradisi di Indonesia setelah melakukan solat Id. Kemudian semua jama'ah yang hadir dijamu Bapak Dubes Drs. Nurul Aulia dengan menu cita rasa Indonesia. Kehasan dan keramahan, dan indahnya nuansa silaturrahim yang tercermin dari rangkaian acara Idul Fitri warga Indonesia di Yaman yang diadakan di Wisma kedutaan tersebu ternyata mampu memberikan kesan kepada warga Yaman dan beberapa negara sahabat yang berada di Yaman bahwa muslim Indonesia memiliki  kebudayaan mengisi momen Idul Fitri yang patut untuk diteladani. (naw)