http://www.english.hadhramaut.info Keajaiban Dunia [The Source: hadhramaut.info - 23/04/2022]
Suatu hari, di suatu sekolah menengah pertama yang berdiri di salah satu kota besar di Amerika Serikat, Chicago, murid-murid sedang asyik berbincang dengan gurunya tentang tujuh keajaiban dunia. Suara diskusi mereka begitu bergairah membicarakan bangunan-bangunan indah yang dibangun di seluruh penjuru dunia.
 
"Saya minta kalian buat daftar apa saja yang kalian anggap sebagai tujuh keajaiban dunia," ucap guru separuh baya sebagai pemecah gemuruh di ruang kelas itu. Tanpa selang waktu yang lama, para siswa-siswi bergegas mengambil selembar kertas dan alat tulis mereka untuk mengerjakan tugas tadi.

Tugas ini terlalu mudah, tanpa basa-basi, satu-persatu murid memberikan selembar berisikan tulisan tentang tujuh keajaiban dunia itu ke meja tepat di depan sang guru duduk. Sambil menunggu yang lain selesai, sang guru membaca jawaban-jawaban dari muridnya tadi. Seperti yang disangka, jawaban mereka tidak jauh dari: Piramida Mesir, Taj Mahal India, Grand Canyon Arizona, Terusan Panama, The Empire State New York, Basilika Santo Petrus, Tembok Besar China, dll.

Hampir semua kertas terkumpul dengan jawaban yang sama. Tersisa seorang siswi di pojok ruangan masih sibuk dengan kertas dan pensilnya. Perhatian guru dari tumpukan kertas di mejanya teralihkan kepada gadis pendiam itu. Sang guru pun bertanya, "Apa kamu kesulitan dengan tugas ini?" Katanya sambil berjalan menuju depan anak itu, "ii iya, bu, memang lumayan sulit." Aku kebingungan menentukan tujuh keajaiban di dunia ini," jawabnya dengan suara pelan. "Kalau begitu, boleh kamu bacakan apa yang kamu tulis, barangkali saya bisa membantumu," bujuk seorang guru yang berdiri di depannya.

Si gadis agak ragu untuk membacakan daftar yang ia punya. Lalu, ia membaca daftar itu, "Saya rasa tujuh keajaiban dunia adalah bisa menyentuh, berbicara, melihat, mendengar," dia kembali ragu, lalu kembali berbicara, "merasa, tertawa, dan bisa mencintai." Suasana ruang kelas hening seketika, bahkan semua orang bisa mendengar bila ada koin yang terjatuh di ruangan tersebut. Semua terdiam dan dicengangkan dengan tutur jawaban anak gadis yang membelalakkan mata hati dengan keajaiban dunia yang begitu detail telah memasak kuat di dirinya. Lalu, apa kabar dengan diri yang masih menyepelekan miliar nikmat dari-Nya?

Kadang hal-hal kecil terlihat begitu remeh. Padahal itulah keajaiban terindah yang selalu dirasa. Seringkali tak acuh sedikit pun dengan pemberian Tuhan nan begitu istimewa yang bahkan tidak dijual di pasar mana pun.

Oleh karena itu, mari kita tingkatkan rasa syukur kita kepada-Nya dengan meletakkan semua keajaiban ini dalam koridor syariat Islam, menggunakannya untuk taat dan menyembah-Nya, juga membatasinya dari segala larangan-Nya. Segala puji bagi Tuhan pencipta keajaiban.

Oleh: Ahmad Firdaus ( Mahasiswa tingkat 2 Univ. Al-Ahgaff )