Dalam bukunya "enjoy your life" syaikh Muhammad al-Arify menganologikan
macam-macam tabi'at manusia dengan fariasi tanah yang wujud di bumi.
Sebagaimana kita ketahui, tidak semua tanah memiliki kesuburan yang sama antara satu daerah dengan daerah yang lain, ada yang tandus, ada yang mudah menyerap air hujan, ada padang pasir dan lain sebagainya. Demikian juga tentang tabiat manusia yang memiliki keunikan masing-masing antara individu dengan individu yang lain, diantara manusia ada yang kalem dan lembut, ada yang keras, tamak, rakus dan seterusnya.
Lebih dalam lagi jika kita jeli melihat karakteristik tanah, kita akan mendapatkan tipe penyikapan yang berbeda antara yang satu dengan yang lain, cara berjalan kita di tanah berlumpur misalnya akan berbeda dengan cara kita berjalan di tanah yang kering. Cara bercocok tanam kita di tanah yang subur jelas akan berbeda dengan cara bercocok tanam di atas tanah tadah hujan.
Sama persis dengan menyikapi tabiat manusia yang berbeda dari satu individu dengan individu yang lain, menghadapi seorang yang tempramental akan sangat berbeda dengan seorang yang adem ayem. Dari tabiat yang berbeda pula, akan muncul berbagai macam cara manusia menyelesaikan problem kehidupannya sehari-hari.
Mari kita sedikit ambil contoh dari pengalaman yang sering terjadi dalam kehidupan kita, sebut saja kita punya masalah dengan istri misalnya. Ketika kita datangi orang yang mudah tersulut emosinya dan menceritakan bahwa kita sedang cek-cok dengan istri di rumah, serta merta dia akan memberikan solusi yang kasar, dia akan berkata bahwa menghadapi istri adalah harus keras jika kita tidak ingin diremehkan oleh perempuan, kemudian wanita jika sering dimanjakan akan membuat susah urusan dan seterusnya. Berbeda halnya jika yang kita datangi adalah orang yang tabi'atnya adem, biasanya dia akan memberikan masukan yang lebih bijak, dia akan berkata bahwa menghadapi wanita adalah harus penuh dengan kesabaran ekstra, wanita adalah makhluk lebih yang harus kita lindungi, wanita adalah si perasa yang harus kita jaga perasaannya.
Dari sini, kita bisa simpulkan bahwa manusia memiliki tipikal karakter yang berbeda-beda antara yang satu dengan yang lainnya, sehingga tidak bijak jika menyikapi mereka dengan gebyah uyah alias memukul rata. Apa lagi sebagai seorang da'I yang menebarkan dakwah untuk seluruh kalangan manusia, pengetahuan akan tabiat seorang mad'u akan memudahkan dia dalam menyampaikan risalah ilahiyyah. (AM. Saputra)