http://www.english.hadhramaut.info Kepala Majelis Kepresidenan Pimpin Sebagian Rapat Majelis Kementerian [The Source: hadhramaut.info - 4/6/2025] Kepala Majelis Kepresidenan, Dr. Muhammad Rasyad Ulaimi, di istana Ma-asyiq memimpin sebagian rapat pemerintah yang dihadiri juga oleh Perdana Menteri, Salim Saleh Bin Braik. Di awal pertemuan Ulaimi menyampaikan ucapan selamat kepada Salim Bin Barik atas kepercayaan yang diberikan kepadanya, dan berharap kepada segenap anggota pejabat pemerintah agar bisa mengemban amanah dan tanggung jawab dengan baik. Ulaimi mengatakan saat ini kita menghadapi tantangan bagaimana mengemban amanah untuk membawa rakyat kita yang sudah bersabar lama untuk menjadi lebih baik. Perubahan yang diharapkan oleh rakyat adalah kembali membangun pemerintah dan memperbaiki ekonomi dan bangkit untuk mandiri dengan tegar dan bersatu selama-lamanya. Ulaimi menyampaikan prioritas pertama dari langkah ini adalah kota Asden karena dia adalah pusat keputusan dan pemerintahan juga ibukota sementara untuk Yaman. Disinggung juga pentingnya kontrol dan pertanggung jawaban dari semua anggota pemerintah untuk menjaga kejujuran dan kesungguhan untuk mendengarkan dan memenuhi kebutuhan rakyat dan masyarakat. Sebagaimana penting juga untuk menjaga kekayaan alam dan pemasukan negara untuk dikembangkan dan disalurkan untuk perbaikan kesejahteraan para pegawai dan pelayanan. Perbaikan ini bisa ditempuh melalui perencanaan meluas dari seluruh elemen pemerintah dan sesuai dengan undang-undang dengan memenfaatkan seluruh kekayaan alam selain minyak di seluruh provinsi sebagai penguat ekonomi internal sehingga kita tidak terlalu butuh kepada luar. Sebagaimana harapan juga disampaikan ke sektor swasta untuk membuka peluang kerja seluas-luasnya untuk memperingan beban pemerintah dan penderitaan rakyat. Tanggung jawab juga ada pada pengaturan ulang hubungan antara pusat dan daerah, dan mengunrangi pengiriman duta ke luar negeri, dan mempermudah sampainya bantuan dari luar ke dalam negeri. Pemerintah juga menegaskan bahwa mengembalikan marwa dan posisi negara tetap menjagi prioritas baik secara damai atau lainnya, karena ini adalah cara untuk melepaskan diri dari ketidak tertiban menuju ketertiban. Langkah damai dengan melaksanakan isi kesepakatan 2216 untuk mengambil alih seluruh senjata dari para militan menuju perdamaian yang langgeng. Persatuan adalah modal utama pemerintah untuk mencapai negara berdaulat yang berundang-undang. Pemerintah juga harus melihat kondisi kekuatan bersenjata sehingga bisa lebih siaga dan mampu untuk menghadapi tantangannya. Yang terpenting juga kekuatan sisi hukum dan pengadilan karena sektor ini adalah simbol marwah, keberadaan dan kekuatan pemerintah. Ulaimi juga menyinggung masalah pentingnya memperhatikan keluarga para pahlawan dan peran kaum wanita di segala bidang. Penting juga disiapkan media informasi kuat ke dalam dan keluar negeri untuk menguak program para militan dan hubungannya dengan luar negeri untuk mengembalikan kedulatan negara dan menjaga keadilannya. Penting juga peran diplomasi untuk menjelaskan posisi terorisme para militan dan menjelaskan legalitas pemerintah yang diakui. Ulaimi juga mengingatkan serangan yang dilakukan oleh Hauthi ke pangkalan minyak yang menyebabkan negara rugi pendapatan 2 milyar USD. Tapi keberadaan pemerintah saat ini tidak lepas dari dukungan Saudi Arabia dan Uni Emirat Arab untuk menjaga berjalannya pemerintahan. Ulaimi mengarahkan supaya pemerintah menjadi pendamping yang menguntukan untuk segala proyek di provinsi-provinsi untuk menuju negara yang mandiri. Bin Braik menyampaikan pentingnya apa yang disampaikan oleh Dr. Rasyad Ulaimi, Kepala Majelis Kepresidenan, dan pihaknya akan menjadikan poin-poin tersebut sebagai prioritas target pemerintahannya, dan pihaknya siap untuk memikul amanah undang-undang dan pihaknya akan selalu menjaga hubungan dan koordinasi dengan majelis kepresidenan untuk melangkah bersama melampaui tantangan-tantangan yang saat ini melanda. Bin Braik juga menegaskan bahwa dirinya akan selalu bersatu padu dengan para anggota kementeriannya untuk memperbaiki pemerintahan dan memerangi KKN. Bin Braik mengatakan pentingnya kerjasama semua provinsi yang ada di bawah pemerintah legal, untuk menjaga pemasukan pemerintah dan memasukkannya ke bank pusat, dan menjadikan kebangsaan sebagai landasan untuk mengemban amanah dalam memperlakukan pemasukan negara dan menggunakannya untuk pembangunan dan pelayanan untuk rakyat. Penting adanya badan pemeriksa keuangan di seluruh sektor termasuk panitia-panitia pemberantasan korupsi harus kembali dihidupkan untuk mendukung badan-badan pengontrol lainnya. Bin Braik mengajak segenap kementerian, partai-partai politik, dan media-medianya untuk bersatu memerangi proyek Iran di Yaman, dan persatuan dan ketegaran adalah modal utama untuk memenangkan peperangan ini. Bin Braik juga mengajak kepada segenap koalisi Yaman untuk mendukung Yaman dalam menjaga stabilitas, demi terciptanya perdamian di kawasan. Ucapan terima kasih dan penghargaan disampaikan oleh Bin Braik kepada pemerintah Saudi Arabia dan Uni Emirat Arab atas dukungan mereka untuk rakyat Yaman. Perdana menteri menutup pidatonya dengan kalimat : meskipun berbagai tantangan yang ada kami akan terus maju dengan kegigihan yang tidak terpecah, dengan bertawakkal kepad Allah SWT dan mengerakan segala kekuaatan kita dengan modal kelegalan dan dukungan undang-undang, kami akan terus menghadapi segala tantangan. Setelah itu kementerian meneruskan rapatnya dipimpin oleh PM, Salim Saleh Bin Barik.