Tarim–hadhramaut.info. bertempat di auditorium fakultas Syariah Universitas
Al-Ahgaff kemarin malam kedutaan besar (kedubes) Indonesia untuk Yaman
melalui Bapak Nurul Aulia selaku duta besar (dubes) Indonesia di Yaman
berkesempatan untuk mengundang para habaib dan masyaikh yang berada di
kota Tarim, kota yang pada tahun 2010 ini menjadi pusat perhatian
khususnya dari Negara-negara arab setelah resmi ditetapkan menjadi ibu
kota kebudayaan Islam pada tahun ini.
Diantara tamu undangan yang hadir adalah rector universitas Al-Ahgaff Prof. Dr. Abdullah Baharun, pimpinan lembaga study Islam Darul Mustofa Habib Umar bin Hafidz tidak ketinggalan pula perwakilan dari Rubat Tarim yang diwakili oleh Habib al-Junaid, untuk diketahui bahwa pelajar dan mahasiswa di Tarim terkonsetrasikan di tiga lembaga diatas yaitu univ. Al-Ahgaff, Darul Musthofa dan Rubat Tarim.
Dalam sambutanya Bapak Dubes berterimakasih kepada para habaib dan masyaikh Tarim atas bimbingan yang selama ini diberikan kepada putra-putra Indonesia yang sedang menuntut ilmu di Tarim sehingga tidak sedikit alumninya yang berkiprah dengan baik di masyarakat dan memberikan pencerahan kepada umat muslim di Indonesia. Bapak Dubes juga menegaskan bahwa madrasah Hadhramaut tidak memiliki masalah penyimpangan pemikiran ekstrimis sebagaimana yang santer diberitakan bahwa Yaman adalah Negara pencetak “teroris”, beliau juga meminta doa dan sokongan dari para habaib dan masyaikh Tarim untuk kebaikan Negara Indonesia yang sedang mengalami cobaan disegala dimensi kehidupannya.
Bapak Dubes dalam acara silaturahmi yang juga diikuti oleh perwakilan pelajar dan mahasiswa Indonesia ini tidak lupa memberikan perhatian kepada mereka dengan memberikan kesempatan waktu melakukan dengar pendapat.
Selain mengadakan silaturrahmi dengan para habaib dan masyaikh di Tarim kedubes juga berkesempatan menyambangi kantor pelaksana Tarim Kota Budaya Islam 2010 untuk membicarakan partisipasi Indonesia dalam menyemarakkan Tarim Kota Budaya Islam, terlebih hubungan bilateral kedua Negara ini bisa dibilang dalam karena menurut salah satu teori masuknya Islam ke tanah air Hadhramaut banyak memberikan sumbangsih untuk itu hal ini dibuktikan dengan sejarah Sembilan wali yang sangat popular di masyarakat dalam menyebarkan Islam dengan kelembutan dan kebijakan.