Habib Abdullah al-Haddad dalam penjelasannya tentang Muroqobatullah “hendaknya selalu merasakan adanya pengawasan dari Allah (Muroqobatullah) dalam setiap gerak, diam, kemuaan dan semua kondisi.
Rasakan kedekatan-Nya dari diri kita, dan yakinlah bahwa Allah melihat kita, tidak ada sesuatupun yang tersembunyi bagi-Nya. Firman Allah:
وما يعزب عن ربك من مثقال ذرة في الأرض ولا في السماء
وإن تجهر بالقول فإنه يعلم السر وأخفى
Allah selalu bersama kita dengan ilmunya dan qudrah-Nya, Dia akan memberikan petunjuk dengan pertolongan dan perlindungan-Nya jika termasuk orang-orang yang merasa malulah pada-Nya dengan sebenar-benarnya, dan bersungguh-sungguh agar tidak melihat kita melakukan apa yang dilarang, atau kehilangan ketika ada perintah. Dan beribadahlah seolah-olah engkau melihat-Nya, jika tidak mampu maka sesungguhnya Dia melihatmu.
Agar tidak bermalas-malasan dalam beribadahKetika mendapati diri ini malas untuk melakukan ketaatan pada-Nya atau timbul kecenderungan untuk bermaksiat maka ingatkan diri itu bahwa sesungguhnya Allah akan mendengar, melihat dan mengetahui keberadaan kita. jika jalan ini masih belum meberikan hasil dikarenakan terbatasnya pengetahuan diri akan Allah azzawajal maka ingatkan keberadaan dua malaikat yang selalu mencatat kebaikan dan keburukan perbuatan manusia kemudian lantuntkan ayat berikut:
(إذ يتلقَّى المتَلقيانِ عن اليمين وعن الشمال قعيد ما يلفِظُ من قول إلا لديه رقيب عتيد)
Jika hal di atas belum juga memberikan hasil maka ingatkan pada diri itu akan dekatnya kematian dan ingatkan bahwa kematian adalah hal gaib yang paling dekat menanti, timbulkan rasa takut akan datangnya kematian yang tiba-tiba serta bayangkan sekiranya maut datang dan diri itu berada pada keadaan yang tidak diridhoi Allah sehingga menimbulkan kerugian yang tiada batas akhirnya. Jika belum ada hasil juga maka ingatkan pada apa yang Allah janjikan dari pahala besar bagi mereka yang taat pada-Nya dan apa yang Allah ancamkan dari adzab yang amat pedih bagi mereka yang maksiat pada-Nya, kemudian katakanlah pada diri itu: wahai jiwaku tiada lagi rumah setelah kehidupan dunia kecuali surga atau neraka maka silakan pilih untuk taat pada Allah yang mana imbalannya adalah kemenengan, keridhoaan dan kekekalan dalam luasnya surga dan memandang pada wajah Allah, atau silakan pilih untuk bermaksiat namun akhirnya adalah penyesalan tiada tara, kemurkaan Allah dan dikurung dalam tingkatan-tingkatan neraka.
Sembuhkanlah diri itu dari rasa lesu beribadah dan kecondongan untuk bermaksiat dengan peringatan-peringatan di atas, karena hal itu merupakan obat penawar mujarab bagi penyakit hati.
Sekirnya dalam hati itu timbul perasaan malu ketika mendapati bahwa Allah melihat kita sehingga hal itu menahan diri dari perbuatan maksiat dan membawa diri kita untuk bersungguh-sungguh melakukan ibadah, maka bisa dikatakan bahwa seorang telah mendapatkan sesuatu dari hakikat muroqobatullah…(Abu Muhammad)