http://www.english.hadhramaut.info Kapan Kita Mendatangi Istri Kita???? [The Source: indo.hadhramaut.info - 17-04-2011] Dulu....aku sangat sering mendengar, bila melihat anak yang tabiat kurang baik (memiliki perilaku di atas kewajaran) banyak yang mengatakan bahwa itu karena faktor saat pembikinannya(terjadinya)pada hari yang tidak di sunahkan untuk berhubungan badan antara suami istri,dan sekaligus aku sering mendengar pada saat pengajian di sebutkan bahwa hari2 yang sunah dan menghasilkan keturunan yang baik adalah hari senin,kamis dan jum'at, yang jadi pertanyaan benarkah itu adanya karena setahuku istri Rasulullah ada banyak,gimana dengan giliran pada hari yang gk baik itu,benarkah ada hadistnya,karena selama ini aku belum menemukan.syukron,jazakullah khairu jaza' JAWAB : Bismillahirrahmanirrahim Alhamdulillahi Robbilalamin Wassolatu wassalamu ala asyrofil anbiyai wal mursalin sayyidina Muhammadin wa alaa alihi wa sohbihi ajma'in, Allahulmulhim ila sowab wa ba'du: Masalah anak yang tabiatnya di atas kewajaran mungkin bisa kembali ke beberapa hal, diantaranya tarbiyah atau pendidikan yang diberikan oleh orang tuanya, atau hal-hal yang terekam di dalam otaknya dari lingkungan baik di dalam rumah ataupun di luar rumah, atau yang juga tidak kalah pentingnya, adalah kehalalan rizki anak tersebut, makanya di sini peran orang tua adalah sangat penting. mengenai masalah faktor pembikinan, di sana Rasulullah SAW telah mengajarkan kepada kita tentang adab untuk mu'asyarah jauziyah, atau berhubungan dengan istri beliau mengajarkan untuk membaca doa sebagai berikut : وقال عليه الصلاة والسلام " لو أن أحدكم إذا أتى أهله قال: اللهم جنبني الشيطان وجنب الشيطان ما رزقتنا. فإن كان بينهما ولد لم يضره الشيطان " Artinya : Rasulullah SAW bersabda : seandainya salah satu diantara kalian mendatangi istrinya seyogyanya membaca اللهم جنبني الشيطان وجنب الشيطان ما رزقتنا. (Ya Allah hindarkan aku dari Setan dan hindarkan setan dari aku) seandainya dia mendapatkan keturunan maka setan tidak akan membahayakannya. adapun hari-hari semua adalah hari-hari Allah yang penuh barakah, maka setiap muslim boleh mendatangi istrinya kapan saja dan bagaimana saja caranya kecuali pada saad haid dan nifas dan melalui dubur. Allah SWT berfirman : نساؤكم حرث لكم فأتوا حرثكم أنى شئتم Artinya : istri-istri kalian adalah lahan pertanian kalian maka datangi lahan pertanian tersebut semau kalian. (para ahli tafsir mengatakan kapan saja dan bagimana saja) Ayat ini umum kemudian di khususkan dengan ayat lain : فاعتزلوا النساء في المحيض Artinya : jauhilah wanita-wanita di waktu haid (maksudnya adalah janganlah berhubungan badan dengan mereka) dan hadist-hadist Rasulullah yang menjelaskan tentang tidak bolehnya mendatangi wanita dari duburnya. Adapun anggapan yang mengatakan bahwa di sana ada hari-hari yang disunnahkan di dalamnya untuk mendatangi istri, ada riwayat dari Sayyidatuna Aisyah r.a., bahwa Rasullah SAW mengakadi beliau pada bulan Syawwal dan masuk kepada beliau juga pada bulan Syawwal, dari sini apabila ada seorang muslim mengikuti Rasulullah dalam memilih bulan syawwal tentunya Allah SWT tidak akan mengabaikan niat hamba tersebut. Di sana juga Imam Ghazali dalam buku beliau Ihya Ulumuddin mengatakan : إحياء علوم الدين - (ج 1 / ص 401) ويكره له الجماع في ثلاث ليال من الشهر: الأول، والآخر،والنصف. يقال إن الشيطان يحضر الجماع في هذه الليالي، ويقال إن الشياطين يجامعون فيها، وروي كراهة ذلك عن علي ومعاوية وأبي هريرة رضي الله عنهم. ومن العلماء من استحب الجماع يوم الجمعة وليلته تحقيقاً لأحد التأويلين من قوله صلى الله عليه وسلم: " رحم الله من غسل واغتسل " الحديث artinya : Dimakruhkan untuk berjima' (menggauli istri.red) pada tiga malam, malam awal bulan (hijriyah), tengah bulan dan akhir bulan. Dikatakan karena setan hadir dalam jima' pada malam-malam tersebut, dan dikatakan juga bahwa pada malam-malam tersebut setan melakukan jima', kemaruhan ini diriwayatkan dari sahabat Ali r.a., Mua'wiyah r.a., dan Abu Hurairah r.a. Diantara para ulama ada yang mengatakan sebaiknya berjima' pada hari jum'at dan malam hari Jum'at (yakni kamis malam) atas dasar salah satu ta'wil dari hadist Rasulullah SAW : رحم الله من غسل واغتسل (artinya: Allah merahmati orang yang mandi dan memandikan). sementara Imam Ghazali adalah termasuk ulama yang diterima pendapatnya di seluruh kalangan umam islam dan apa yang beliau sampaikan ini cukup untuk kita jadikan sebagai alasan untuk mengamalkannya. Allahu A'lam.