http://www.english.hadhramaut.info Kepribadian waktu [The Source: indo.hadhramaut.info - 30/6/2011]
Demi masa, Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan saling menasehati supaya menaati kebenaran dan menetapi kesabaran (al-ashr : 1-3 ).


Waktu bukanlah apa yang kita kira, kita planingkan, kita rencanakan, dan kita hinggapi setiap hari, namun waktu adalah sebuah hayalan nyata yang  menjadi teman abdai kehidupan kita. Coba kita merasakan adanya waktu, apakah kita bisa? Ataukah kita berperasangka waktu itu ada bersama kita?? Kita tak pernah sangka waktu berjalan alakadarnya terus, terus, dan terus tanpa henti. Dulu, kita masih bermain gadu bersama, memanfaatkan waktu dikala kecil, sekarang kita sudah bisa membaca, menulis, bahkan menuliskan kata cinta dalam dada orang lain, begitu banyaknya waktu yang ada, namun pernahkah anda menemukan waktu itu sendiri?

Waktu adalah hakikat yang nyata, hakikat yang tak tersadari, hakikat yang cepat berlalu, hakekat yang mustahil untuk kembali, dan hakekat yang pasti tak kembali, adakah manusia yang bisa mengembalikan waktu ini kembali??. Tuhan  mengisaratkan kejelasan waktu dengan kata “ashr” artinya begitu sempit, menjepit, dan singkat sekali dan orang yang tak sadari akan tak kesadaranya waktu akan musnah ditelan waktu.

Sebenarnya kehidupan ini adalah waktu itu sendiri, kehidupan ini adalah rotasi dari awal dan akhir waktu, adakalanya orang memiliki waktu begitu pendek, adakalanya orang memiliki waktu begitu panjang, ada juga yang sedang. Namun  siapa sangka kebanyakan planing yang kita ajukan pada waktu ditelan oleh waktu itu sendiri, karena itu hati-hatilah terhadap waktu !, orang Arab bilang “waktu itu bagai pedang” yang bisa menusuk dan menyayat-nyayat tubuh manusia, orang Barat bilang “waktu itu uang” yang bisa men-sekarat-kan  kehidupan seseorang , membuat dia melarat dan buat dia miskin akan kehidupan, dan orang jawa bilang “waktu itu lidah” yang bisa  hentakkan peperangan sekian lamanya, yang bisa dongkolkan orang sekian panjangnya, bahkan perang dunia ketiga.

Kawan! Pernahkah anda terjebak oleh waktu?  Pernahkah anda  tergilas oleh waktu? Pernahkah anda terinjak-injak oleh waktu? Kalau anda tak pernah rasakan, tanya anak SMA yang hanya diputuskan lewat ujian 6 hari, tanya para buruh harian yang mengejar waktu demi uang yang tak seberapa, tanya tukang becak yang menunggu pelanggannya, bahkan tanya presiden yang tak punya kesempatan menjenguk keluarganya karena kesibukanya. Waktu itu tak semudah orang kira, waktu bisa berubah sedemikian mili detik, waktu bisa berubah langsung dihadapan kita, waktu bisa berubah tanpa menunggu ataupun ditunggu.

Kawan! Pernahkah kita berfikir tentang waktu satu tahun?pernahkah kita  berfikir tentang waktu minggu? Pernahkah kita berfikir tentang waktu satu hari? Pernahkah kita berfikir tentang waktu satu jam? Pernahkah kita berfikir tentang waktu satu menit? Pernahkah kita berfikir tentang waktu satu detik? Pernahkah kita berfikir tentang waktu satu second? Atau mili second??
Coba bayangkan dan pikirkan !

Jika kita tidur rata-rata selama 8 jam sehari, kira-kira dalam waktu satu tahun kita tidur berapa bulan? Jika kita bermain rata-rata 4 jam sehari, dalam jangka satu tahun berapa bulan kita gunakan untuk bermain? Jika kita gunakan waktu untuk istirahat, makan, nonton tv, mencuci, mengobrol tanpa arah, nongkrong, selama 3 jam perhari, berapa bulan kita mengerjakan hal itu dalam satu tahun? Cukup, sisanya hanya tinggal 9 jam, untuk apa? Dimana letak amal kita? Dimana letak prestasi kita? Dimana letak karya kita? Dimana letak partisipasi kita untuk kemajuan diri kita?

Lihatlah! Ulama’-ulama’ salaf dulu mereka menghabiskan waktunya untuk mencetak amal baik melalui tulisan ataupun menelurkan santri-santri yang kondang, seperti Imam thobary karanganya mencapai 358.000 lembar, ibnu jauzi mencapai 500 judul, syaikul islam ibnu taimiyah mempunyai karangan yang tak terhitung jumlahnya dan masih banyak lagi contoh yang tak bisa disebutkan.

Waktu ternyata begitu cepat menuakan kita, waktu begitu cepat menina bobokkan kita, waktu begitu cepat berlalu dalam hidup kita, dan itu semua tak bisa kembali. Titik.

Semakin kita tunggu waktu, semakin kita akan dibelenggu olehnya, semakin kita kejar waktu semakin kita dihiraukanya, karna waktu tak memilih, waktu hanya ingin berjalan sesuai dengan perintahnya, perintah tuhan yang kuasa atasnya.
Renungkan kawan! jika selepas ini kita ditinggal waktu, andai hari ini waktu meninggalkan kita, apa prestasi kita? Dan apa yang kita bawa untuk dihadapanya?.

“Totalitas dalam beramal, totalitas dalam bekerja, totalitas dalam beribadah, dan totalitas dalam berdo’a, niscaya waktu dan prestasi akan bersama kita”

Oleh : Noor Salikin eL-faRouq, Mahasiswa Tingkat 1 Syari’ah wal Qonun Universitas Al-Ahgaff, Yaman.