Mukmin yang sejati adalah seorang mukmin yang hidup dengan mengikuti
koredor yang telah digariskan dalam Al-Qur an. Singkat kata” Dia jadikan
dirinya sebagai Al-Quran berjalan” karena perilaku dan sepak terjangnya
merupakan gambaran dari apa yang tertera dan terlukis dalam kalam Ilahi
tersebut. Dia juga selalu mengingat akan pesan sang baginda rasul dalam
hadist-hadistnya yang mulia, untuk dijadikan panutan dan panduan dalam
mengarungi kehidupan yang bersifat sementara ini, dengan tujuan dan
maksud hanya untuk menggapai ridho sang Ilahi.
Namun, Bukankah Al-Qur an sendiri mengingatkan sekaligus menegaskan kepada kita, betapa pentingnya menjaga tali persaudaraan dalam ukhuwah Islamiah. Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya, singkat kata” Kita berada dibawah naungan seorang ibu, yaitu Islam” Bahkan ironisnya, seorang muslim yang mencaci sesama muslim, itu laksana seorang saudara yang memakan bangkai saudaranya sendiri, alangkah menjijikkan , memilukan dan juga memalukan.
Namun, tidak hanya itu, ternyata baginda rasulpun menegaskan dalam hadistnya, bahwa tidak diterima imannya seorang muslim sehingga mereka dapat mencintai saudaranya sebagaimana mereka mencintai dirinya sendiri.
Perbedaan diantara kita, bukanlah lambang akan hancurnya persaudaraan diantara kita. Janganlah perbedaan dalam mengikuti mazhab, dan tata cara beribadah, menyebabkan kita saling mengibarkan bendera permusuhan. Jangan jadikan masalah khilafiyah(Berbeda pendapat dalam bermazhab) menjadi penyebab akan hancurnya persatuan antara umat Islam, selama khilafiyah itu masih dalam batasan Al-Quran dan hadist rasul. Namun, apabila keluar dari batasan-batasan Islam, sehingga ada unsur pemurtadan, maka tidak ada jalan lain, selain memusnahkan hingga akar-akar nya. karena Islam adalah harga mati, yang tidak dapat ditawar-tawar lagi.
Marilah kita tinggalkan hujat menghujat, caci maki diantara sesama kita, karena sesungguhnya orang yahudi dan nasrani tidak akan rela kepada agama Islam hingga kita cerai berai dan masuk ke agama mereka. Mau sampai kapan kita akan terus di adu domba, tanpa kita sadari, mereka bertepuk tangan atas kondisi umat Islam yang makin lama makin hilang identitasnya. Karena mereka tau, tidak munkin memusnahkan Islam dengan cara memeranginya, karena Islam mempunyai motto” Mati Syahid lebih ku cintai dari pada melihat kehancuran Islam”. Sehingga mereka memakai cara lain untuk memecah belah umat Islam. Kalau perbedaan pendapat kita jadikan perselisihan dan pertengkaran, maka tinggal tunggu perpecahan antar umat Islam, kalau sudah berpecah umat Islam, maka akan sangat mudah Islam di hancurkan dan diobrak abrik, maka bersiaplah untuk melihat kehancuran Islam di depan mata kita sendiri. Islam yang dulunya di perjuangkan oleh rasul dan para sahabat, dengan harta, raga, bahkan nyawa menjadi taruhan utama, demi tegaknya bendera Islam di atas bumi ini. Namun, akankah Islam hanya tinggal nama,? Jawabannya ada pada umat Islam itu sendiri.
Oleh : Musyari Muhammad. Mahasiswa Fak.Syariah walqonun, Al-Ahgaff University, Hadramaut, Yemen.