http://www.english.hadhramaut.info
Indahnya Bangunan Shibam
[The Source: hadhramaut.info/indo - 01/06/2008]
Kota Shibam salah satu peninggalan sejarah yang terkenal di dunia.
Unicef menyatakan Shibam sebagai peninggalan kuno dunia yang harus
dijaga. Kota yang berada di Provinsi Hadhramaut Yaman ini telah berumur
600 tahun lebih.
Seminar yang diadakan Kementrian Kebudayaan dan Penerangan Republik Yaman tahun 1988 M, yang dihadiri beberapa delegasi manca negara juga memutuskan, Shibam, dengan seni bangunannya, menjadi milik aset dunia yang harus dijaga, bukan milik Yaman semata. Kota Shibam terletak di daerah bebatuan. Bangunan-bangunannya menjulang tinggi. Semuanya terbuat dari tanah. Sehingga bila dipandang dari kejahuan, seakan-akan seperti tumpukan-tumpukan tanah. Menurut sebagian orang, kota ini dibangun pada abad 3 atau 4 Masehi. Sampai saat ini, Kota Shibam telah mengalami renovasi sebanyak 9 kali. Jumlah rumah di sana sekitar 500 buah. Penduduknya kurang lebih 7000 jiwa. Di kota itu terdapat 7 masjid. Luas tanahnya 14,10 H2 dan 16,40, dengan panjang 47,3 dan 49,18 H2. Di kota ini, hanya terdapat satu pintu masuk dari arah selatan. Bangunan-bangunan rumah tingginya mencapai 30-40 meter. Setiap rumah terdiri dari 5 sampai 8 tingkat yang semuanya dibangun dengan tanah liat dan dindingnya diolesi dengan kapur. Bangunan rumah terbagi sebagai berikut : Tingkat pertama : Kandang hewan. Tingkat kedua : Tempat menerima tamu Tingkat tiga dan empat : Tempat perempuan Tingkat lima, enam dan tujuh : Tempat laki-laki yang sudah berkeluarga. Adapun shutuh (atap atas yang terbuka) digunakan sebagai tempat istirahat di malam hari saat musim kemarau. Bila di Roma kebudayaannya adalah pertanian, maka di Arab adalah seni bangunan. Perkembangan bangunan di Yaman, awalnya adalah bangunan rumah kecil tanpa tempat mandi. Setengahnya berada di bawah tanah dan setengahnya lagi tampak di atas tanah. Sisa-sisa bangunan ini sekarang didapati di daerah Sanaa' dan daerah di sekitar Makam Nabi Hud as. Bangunan di Hadhramaut kemudian berkembang menjadi bangunan yang memiliki 2 hingga 3 tingkat. Dan ahirnya sampai ke bentuk bangunan pencakar langit seperti yang ada di Kota Shibam. Ketika kopi mulai dikonsumsi di Yaman pada abad 16, tatanan kamar rumah-rumah di Shibam berubah. Ini dikarenakan adanya penambahan tempat untuk pembuatan kopi dan penyimpanan alat-alat pembuatan kopi. Begitu juga ketika teh mulai “dicandu” masyarakat Yaman pada abad 19 terjadi perubahan lagi dengan penambahan tempat pembuatan teh dan tempat penyimpanan alat-alat pembuatannya. Jendela atas Rumah Jendela-jendela ini terbuat dari kayu dengan bentuk persegi panjang. Pada perkembangan selanjutnya, bentuknya berubah menjadi bujur sangkar. Dan saat ini berubah lagi menjadi mendatar dan terbuat dari kaca. Jendela-jendela ini digunakan sebagai ventilasi, masuknya cahaya matahari dan melindungi bagian dalam rumah dari kotoran-kotoran debu. Jendela bawah Rumah Jendela-jendela ini juga terbuat dari kayu berlobang kecil. Dari lobang kecil ini, pemilik rumah bisa melihat siapa yang ada di luar tanpa diketahui oleh orang yang berada di luar. Fungsi jendela ini, selain untuk memberikan angin segar, masuknya cahaya matahari, juga untuk melihat ke jalanan atau luar rumah. Pintu Rumah Kamar-kamar rumah Shibam, sebagian ada yang mempunyai satu pintu, ada pula yang punya dua pintu dengan dihiasai ukir-ukiran. Di salah satu pintu atau keduanya sekaligus, terdapat lubang kecil yang sekiranya cukup untuk dimasuki tangan. Gunanya untuk menutup pintu dan membukanya dari luar. Jembatan dan Ruang Bawah Tanah Jembatan ini dibangun di tingkat paling atas. Gunanya untuk menghubungkan rumah yang satu dengan rumah yang lain. Hal ini bertujuan untuk memudahkan silaturahmi antar perempuan sesama saudara atau tetangganya. Juga untuk menghidari pantauan orang laki-laki yang bukan mahromnya bila mereka harus sering keluar rumah. Sedang ruang bawah tanah yang disebut sidrab, tujuannya untuk bersembunyi bila terjadi peperangan atau penculikan. Rak di atas Jendela Di atas jendela-jendela rumah dibuat rak yang bentuknya ada yang persegi tiga, ada pula yang persegi empat, dengan dihiasi ukir-ukiran. Rak ini berfungsi untuk meletakkan kitab-kitab atau alat-alat rumah agar jauh dari jangkauan anak-anak kecil. Adapun rak untuk gelas --disebut al-thawis-- terletak di dinding tembok kamar. Rak ini terdiri dari beberapa susunan. Susunan paling atas sebagai tempat gelas keluarga. Susunan berikutnya adalah tempat gelas keluarga perempuan. Berikutnya lagi tempat gelas tamu. Dan susunan rak paling bawah adalah tempat gelas anak-anak kecil. Rak-rak ini juga dihiasi dengan ukir-ukiran yang melingkar di pinggir-pinggirnya. Al-Mashawif Al-Mashawif adalah bangunan-bangunan kecil yang dibuat di benteng peperangan dan benteng kerajaan atau ketua suku dengan bentuk persegi tiga, segi empat atau bulat. Benteng ini sebagai penjagaan atau tempat para pemanah saat kondisi perang. Tiang Di benteng-benteng itu, biasanya dibangun tiang yang jumlahnya terkadang empat buah dengan bentuk persegi empat atau bulat. Guna tiang ini untuk menjaga dan cari tau siapa yang akan masuk ke benteng. Ahli bangunan mengatakan, pencipta pertama tiang di benteng-benteng adalah orang Roma. Mihrab Di setiap rumah di Shibam, terdapat mihrab yang dibuat dengan cara melobangi tembok salah satu kamar dan dihiasi dengan ukir-ukiran yang mengitari mihrab. Tujuan pembuatan mihrab ini, untuk mengetahui arah kiblat. Shutuh (atap atas rumah yang terbuka) Di atas rumah penduduk Shibam, juga di daerah lain di Hadhramaut pada umumnya, terdapat lantai di atas rumah yang terbuka (tidak beratap). Tempat yang disebut shutuh ini dikelilingi tembok setinggi kurang lebih satu meter. Di tiap sisi dibuat lubang-lubang kecil untuk melihat ke luar. Shutuh berfungsi untuk istirahat di malam hari saat musim panas tiba. Masjid Shibam Di kota Shibam terdapat tujuh masjid. Di antaranya adalah Masjid Jami' Harun al-Rashid yang dibangun pada masa Khalifah Harun Al-Rashid. Masjid jami' ini sampai sekarang telah mengalami beberapa renovasi. Masjid lain adalah Masjid Al-Madrasah yang bertingkat satu. Lantai bawah untuk tempat shalat, sedangkan di atas adalah tempat belajar. Namun karena sudah berumur tua dan sampai sekarang belum pernah direnovasi, masjid ini sekarang ditutup karena dikhawatirkan roboh.
|