Tokoh yang satu ini memiliki karakter sebagai pembentuk kader yang mampu membina umat dengan ilmu hikmahnya hingga sampai ke bumi nusantara.
Saksi Sejarah
و صاحب المرباط إمام جامع
Shahibul Mirbath panutan sempurna
تفرع منه أصل كل إمام
Nasab para panutan kembali padanya
أولئك وراث النبي و رهطه
Mereka pewaris Nabi dan kelompoknya
و أولاده بالرغم للمتعامي
Putra-putranya sekalipun bagi orang yang pura-pura buta
(mereka pewaris para nabi, kelompok dan para putranya meskipun menurut pandangan orang yang berpura-pura buta)
Al Imam Abdullah bin Alwi Al Haddad
Silsilah nasab beliau yang mulia
Rasulullah SAW
Al Imam Ali dan Sayidah Fathimah Al Zahra
Al Husain
Ali Zainal Abidin
Muhammad Al Baqir
Ja'far Al Shadiq
Ali Al Uraidli
Muhammad AL Naqib
Isa
Ahmad Al Muhajir
Ubaidillah
Alawi
Muhammad
Alawi Khali' Qasam
Ali
Al Imam Muhammad Shahibul Marbath
Ali---------Alwi-------Ahmad
Pembukaan
Di kota Dhafar kuno Negri Oman, di daerah pesisir pantai terdapat tempat yang tenang bernama Marbath, disana terdapat makam Al Imam Al Kabir Muhammad bin Ali yang terkenal dengan Shahibul Marbath.
Puluhan tamu silih berganti mengunjungi makam tersebut, baik dari anak cucu sang Imam yang menyebar di seluruh Oman ataupun para tamu dari luar, mereka menapak tilas profil seorang Imam yang terkumpul dalam dirinya jiwa pendidik baik itu ilmu pengetahuan ataupun akhlaq Nabi Muhammad SAW dan profesi sebagai saudagar dan pengaman eksport import antara Hadhramaut dan Marbath pada abad VI H.
Pembaca yang budiman, kita sekarang berada di masa yang mana teladan para wali dan para shalihin telah luntur dari sanubari para penerus dan keturunannya sosok mereka hanya tercermin dalam koridor objek yang aneh dan perlu dipertanyakan, cibiran lisan tusukan pena mendarat pada para pecinta orang-orang terhormat tersebut, bahkan diantara mereka ada yang menghujat aqidah para shalihin tersebut padahal tanpa diragukan lagi mereka adalah panutan agama dan pewaris Nabi SAW.
Biografi Shahibul Marbath
Al Imam Muhammad bin Ali dilahirkan di Tarim , hafal Al Qur'an, beliau tumbuh dan berkembang dalam asuhan lembut ayahnya yang seorang pejuang, seorang pemimpin kaum, yang menghabiskan usianya untuk hal yang selayaknya dilakukan oleh orang-orang yang merupakan tonggak ilmu dan pendidikan, jawara sastra dan sopan santun, yang mana waktu mereka habis di majelis-majelis Al Quran, tasfsir, Hadist, dan ilmu Usul, mengajar atau menghadiri jama'ah, ibadah, dan majelis amal-amal Solih yang dilakukan oleh orang-orang terkemuka di masa itu.
Al Imam Shahibul Marbath tercermin juga pada diri beliau sifat mulia para pendahulunya, mereka mempraktikkan dalam kehidupan prinsip seimbang dalam masalah agama dan dunia yang terbias dari basis ilmu yang ada pada diri mereka, mereka memberikan porsi perhatian terhadap masalah pertanian yang merupakan profesi keseharian mereka sebagaimana mereka memberikan perhatian terhadap masalah Ilmu dan majelis-majelisnya supaya mereka tidak merasa butuh akan apa yang ada ditangan orang lain.
Demikianlah Al Imam shohibul Marbath tumbuh berkembang dibawah pantauan ayahnya belajar dan mengambil faidah dari perdagangannya, prinsip-prinsipnya, dan methode yang ditempuh untuk mencapai target, Ayahnya sejak dini telah memasrahkannya kepada syekh-syekh yang bangga untuk mencetak Al Imam Shahibul Marbath untuk menjadi orang besar baik secara dhahir maupun bathin, jika kita tahu siapa mereka guru-guru yang mencetak kepribadian sang imam setelah ayah beliau, maka akan hilang rasa takjub kita, mereka adalah:
1. Al Syekh Al Allamah Salim Ba Fadhal
2. Al Imam Salim bin Basri
3. Syekh Al Allamah Ali bin Ibrahim Al Khatib
Al Imam Muhammad bin ali terkenal dengan keterkemukaannya, semua orang mengakui ke salehan dan ketakwaan beliau, orang dating dari segala penjuru dunia demi untuk menimba ilmu, bertabarukan, atau minta ijazah dar beliau.
Pengarang Ghararul Baha a Al Dlau-iy mensifati beliau sebagai seorang yang mumpuni dan ahli di segala bidang ilmu, dalam hal ilmu dan amal pada masanya beliau seakan tidak ada yang mengalahkan .
Diantara orang-orang yang banyak menuimba ilmu dari beliau pada masa itu adalah kedua puteranya Alawi dan Abdullah, Syekh Al Allamah Ali bin Ahmad Ba Marwan, guru dari Al FAqih Al Muqaddam, Al Qadli Ahmad bin Muhammad Ba Isa, Syekh Ali bin Muhammad Al Khatib yang terkenal dengan Shahibul Wa'al, dan dari Dhafar Syekh Muhammad bin Ali yang terkenal dengan julukan Sa'ad bin Ali (Shahibu Syihir), Syekh Ali bin Abdullah Al Dhafari dan alin-lain.
Perhatian sang Imam terhadap pertanian dan perdagangan
Konon Al imam Muhammad bin Ali condong untuk bekerja mencari rizki halal dan selalu memotivasi untuk mengeluarkan kekayaan bumi lewat pertanian, sebagaimana beliau selalu memotivasi untuk menggali kekayaan ilmu dengan belajar dan membaca, oleh karena itu beliau selalu keluar ke Bait Jubair bersama keluarganya, guna mengawasi penanaman benih kurma, biji-bijian, sayuran dan lain-lain. Kemudian beliau memperluas wilayah kerjanya sehingga menarik banyak pekerja untuk bisa mengambil keuntungan hasil bumi tersebut, Al Imam sangat perhatian dengan musim-musim cocok tanam, beliau selalu menyiapkan gudang-gudang di Tarim dan Bit Jubair yang dipenuhi dengan bebuahan dan bebijian al ini menambah pemasukan sang imam setiap tahunnya, dikatakan bila beliau hendak ke Bait Jubair ketika musim panen dating, para ibu-ibu menyapu gudang-gudang beliau dari sisa-sisa bebijian, sisa-sisa tersebut bisa terkumpul antara 40 sampai 80 Qahawil (baca: satuan volume pada saat itu) atau semisal 10 mud Nabi SAW.
Disamaping cocok tanam beliau juga seorang saudagar yang menjual makanan dan bebijian, terutama dijalan antara Hadhramaut dan Dhafar, karena beliau sudah terbiasa menempuh perjalanan di pesisir Dhafar dengan tujuan berdakwah, cantuk atau sekedar berlibur, sambil membawa barang dagangan, kadang beliau berangkat bersama anak-anaknya dan singgah di daerah Dhafar berbulan-bulan samapi beliau disana dikenal oleh orang dari segala lapisan,beliau berjasa dalam menyebarkan mazhab Imam Syafi'I di Mahrah dan sekitarnya , yang akhirnya kabilah-kabilah Mahrah dan Dhafar sangat menghormati dan menaati beliau, rombongan-rombongan pedagang dari bait Jubair ke Dhafar biasa berangkat dengan kawalan sang Imam, karena orang-orang baduwi dan para tentara tidak berani macam-macam kepada beliau dan para pengikutnya.
Di Dhafar beliau memiliki majlis ta'lim, majelius fatwa syariah, beliaulah yang memasukkan Aqidah Sunniah ke Dhafar, beliau berhasil menyadarkan penduduk Dhafar akan kesalahan mazhab khawarij yang mereka yakini dan mengubah haluan pandangan mereka menjadi Ahlu Sunnah sebagaimana terjadi pada Hadhramaut, dari sisi ini beliau menteladani kakek beliau Al Muhajir, sebab kalau dulu Imam Muhajir menyebarkan mazhab imam Syafii di Hadhramaut, maka Shahibul Mrabath menyebarkan mazhab ini di Dhafar, dan kalau dulu Imam Muhajir berhijrah dari Basrah ke Hadhramaut maka Shahibul Marbath berhijrah dari Hadhramaut ke Dhafar, bila Al Muhajir dulu bisa menenagkan pergolakan antar kelompok dan mazhab di Hadhramaut, maka Shahibu Marabath memiliki peran yang sama di Dhafar,tempat tinggal Shahibul Marbath di Dahfar adalah Marbath disitu beliau terkenal kepemimpinannya dan meluas pengaruhnya.
Kedermawanannya
Al Imam Muhammad bin Ali sejak pertama sudah terkenal dengan ke deramawanan dan kesukaannya untuk membelanjakan hartanya di jalan kebaikandan kebajikan, sampai-sampai orang-orang awam berlebihan dalam menyifati beliau, mereka mengatakan, sang imam menyantuni penghuni 100 rumah dari bangsa jin apalagi dari bangsa menusia, di riwayat yang lain, menyantuni penghuni 120 rumah, tanpa memandang penyifatan yang pertama atau yang kedua mana yang benar, kenyataan ini menunjukkan kelapangan beliau dalam harta dan derma.
Ha ini ditunjukkan juga dengan maraknya tamu-tamu beliau, penulis Al Jauhar Al Syaffaf mengatakan Syekh Muhammad bin Ali berderma kepada orang banyak, suatu saat seseorang meninggal dunia lantasAl Imam menyuruh keluarganya untuk membuat makanan untuk keluarga jenazah, keluarga beliau mengatakan kita tidak memiliki makanan, tepung ataupun adonan, lantas beliau mengatakan kumpulkan takhamir (baca : sisa adonan tepung yang masih melekat di tempatnya) dulu orang-orang selalu menyisakan ditempat adonan bagian kecil dari adonan tersebut, setelah dikumpulkan dan dimasak terkumpullah 7 bak roti.
Penulis Al Gharar menyifati beliau sebagaimana berikut :
إمام نجيب في العلوم معظم حوى شرفي مجد بعقد مفصل
Seorang panutan mulya yang diakui keagungan ilmunya yang menyandang dua keutamaan tepisah
رؤوف عطوف ذو سخاء و همة مجيد حميد بالمهابة معتلي
Lemah lembut , berkamauan tinggi dan dermawan, mulia terpuji berwibawa tinggi
حليم سخي عالم ذو نزاهة و علم و جاه حازه مع تفضل
Pemaaf, dermawan, berilmu, consisten, berilmu, pangkat, dan keutamaan
شريف منيف شاكر ربه على مزيد من الإنعام بالله الممتلي
Mulya, terhormat, berderajat syukur tinggi atas tiap nikmat dan tambahan Tuhannya
Al Imam Haddad mensifati beliau dikitab Mimiyah beliau sebagai berikut:
و صاحب المرباط إمام جامع
Shahibul Mirbath panutan sempurna
تفرع منه أصل كل إمام
Nasab para panutan kembali padanya
ألئك وراث النبي و رهطه
Mereka pewaris Nabi dan kelompoknya
و أولاده بالرغم للمتعامي
Putra-putranya sekalipun bagi orang yang pura-pura buta
(mereka pewaris para nabi, kelompok dan para putranya meskipun menurut pandangan orang yang berpura-pura buta)