Sebagaimana yang masyhur di kalangan masyarakat Hadhramaut tentang
keberkatan yang terkandung dalam kota Tarim, salah satu kota ilmu nan
tua yang telah ramai sejak lama, bahkan kemasyhurannya meretas ranah
tanah air Indonesia, Tarim di bulan Sya'ban memiliki agenda rutin
tahunan selain ziarah Nabi Hud 'alaihissalaam yang dikunjungi di awal
bulan yaitu ziarah umum di turbah Basyar (pemakaman umum di Tarim).
Sore itu tepatnya tanggal 14 Sya'ban, setelah melaksanakan shalat ashar berjama'ah segenap masyarakat Tarim baik tua maupun muda tak ketinggalan para thalib 'ilm (penuntu ilmu) dari Rubath Tarim, Darul Musthafa dan Universitas Al-Ahgaff melaksanakan ziarah. Acara dimulai dari makam Sayyid al-Faqih al-Muqaddam Muhammad bin Ali Ba'alawi dan berakhir di makam Sayyid al-habib Abdullah bin Syaikh al-'Aidrus. Bukan tanpa alasan masyarakat kota penuh pancarah cahaya keberkahan ini memulai ritual ziarah umum ini dari makam al-Faqih al-Muqaddam yang juga di laqabi dengan al-Ustadz al-a'dzam, karena kedudukan beliau yang tinggi sebagai Quthub dalam jangka waktu yang lama sebagaimana yang utarakan oleh syaikh Abdur Rahman as-Segaf. Bahkan gurunya Imam Ali Bamarwan mentahbiskan bahwa terdapat dalam diri al-Faqih al-Muqaddam telah terkumpul persyaratan menjadi kepemimpinan nana gung (Imamah al-'udzma). Sejarahnya hidupnya pun dipenuhi selalu dengan ketakwaan pada Allah Swt.
Dan saat para peziarah menuju ke makam al-Faqih al-Muqaddam dengan langkah syahdu beriring pula dzikir dari qalbu ada yang membaca: "Ya Allah…Ya Allah" atau membaca surat Al-Quran al-Insyirah. Kemudian membaca Al-Fatihah yang dipimpin oleh salah seorang ulama terpandang dari kalangan Sadah 'Alawiyyin dilanjutkan membaca surat Yasin. Baru setelah itu, secara bersama-sama dipandu untuk melafalkan do'a nishfu sya'ban.
Setelah acara ziarah usai, agenda selanjutnya adalah pengajian umum di Masji Jami' Tarim. Pengajian umum yang berlangsung antara waktu maghrib dan isya' itu khusus dilaksanaan berkenaan dengan malam nishfu sya'ban. Tidak lupa, di malam hari shalat malam pun ditunaikan mengingat malam itu adalah malam yang istimewa, sebagaimana yang disebutkan oleh Imam Syafi'I tentang diantara waktu mustajab dalam berdoa ada dalam lima malam yaitu: malam jum'at, malam ied adha, malam ied fitri, awal malam bulan Rajab dan malam Nishfu Sya'ban. (Sirrul-Maktum)