Meski dengan metode dan materi kuliah yang disajikan sederhana seperti layaknya di Pondok Pesantren, tapi rupanya faktor itulah yang justeru mampu menyedot minat para calon mahasiswa dan mahasiswi dari berbagai negara termasuk dari Asia tenggara.

Metode ala Pondok pesantren dinilai sangat efektif bagi generasi muslim dalam
mendalami ilmu agamanya. Dengan akidah Ahli sunnah wal Jamaah (Asy'ariyah dan Maturidiyah), fiqh moqoron (berbandingan madzhab), ayat ahkam dan materi lainnya cukup signifikan untuk menjawab tantangan dan perkembangan zaman saat ini. Selain itu, universitas yang berdiri pada tahun 1996 memberikan beasiswa penuh menyangkut kuliah, asrama, makan dan lainnya.

Calon Mahasiswa dari Asia Tenggara tahun ini meningkat tajam, misalnya dari
Indonesia saja sebanyak 137 mahasiswa dan mahasiswi, belum yang dari Malaysia, Tailand dan Singapura yang sementara ini masih dalam proses. Sedangkan yang dari Indonesia diperkirakan akan sampai di Hadhramaut Yaman pada tanggal 16 Oktober ini dengan dua gelombang.

Sementara itu calon mahasiswa yang sudah diterima dari Afrika dan negara-negara lain sudah dapat mengikuti kuliah karena mereka datang lebih awal sebelum tahun akademi dimulai.

Universitas Al Ahgaff adalah salah satu universitas yang berhasil menggabungkan
metode lama dengan metode moderen, dan yang paling menarik adalah unversitas tersebut berada di lingkungan yang mendukung bagi para mahasiswa, yakni Kota Tarim yang terkenal dengan sebutan kota wali, kota asalnya para da'i yang berhasil menyebarkan islam di Asia tenggara.