Dalam deretan melemahnya mata uang Yaman, pada Selasa yang lalu mengalami titik terendahnya. Ketika itu dolar AS mengalami penguatan hingga 213 RY per dolarnya di bursa mata uang, padahal penurunan ini tidak pernah dialami sebelumnya.
Fenomena ini menurut pakar ekonomi sekaligus dosen akuntansi di Universitas Sana'a Dr. Muhammad Jabran_diakibatkan oleh tidak adanya menagemen keuangan yang jelas dari pemerintah, ini juga ditengarai sebagai indikasi gagalnya perekonomian dalam negeri.
Jabran berpendapat bahwa pelemahan mata uang dalam negeri ini akan berdampak besar pada meroketnya harga-harga pokok, sebab 90% dari kebutuhan Yaman merupakan barang impor. Dia juga menyatakan bahwa kenaikan harga-harga akan lebih tinggi dari jatuhnya mata uang real terhadap dolar AS. (am/shohwah)