Sana'a, 12 April - Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh hari ini menerima
utusan PBB, Jamal bin Umar, Penasehat Khusus politik Sekretaris-Jenderal
PBB Ban Ki Mon, yang mengunjungi Yaman saat ini.
Dalam pertemuan tersebut, mereka membahas kerjasama antara Yaman dan PBB serta mengatasi perkembangan di negara ujung selatan semenanjung arab itu dalam menghadapi krisis saat ini.
Dia memuji Presiden Republik atas kerjasama yang ada antara Yaman dan PBB. "Pendekatan kami adalah menekankan kepatuhan terhadap demokratis, pluralistik dan menghormati kebebasan berpendapat dan berekspresi, kerangka damai dan jauh dari tindakan melakukan kekerasan, kekacauan dan sabotase" tegas jamal.
Presiden Saleh menjelaskan perkembangan di negaranya dan dampak dari krisis yang disebabkan oleh JMP. Saleh juga menegaskan kembali upaya untuk menyelesaikan krisis melalui dialog sesuai Konstitusi.
Dewan Pertahanan Nasional telah memberikan arahan kepada semua layanan keamanan untuk memberikan perlindungan kepada semua demonstran, baik dari pendukung atau lawan. Dia menjelaskan bahwa pihaknya telah menangkap para terdakwa dalam peristiwa malang yang terjadi pada Jumat 18 Maret di lingkungan universitas Sana'a dan lainnya untuk dilakukan investigasi oleh Kejaksaan.
Saleh menjelaskan upaya yang dilakukan untuk keluar dari krisis, termasuk hasutan terhadap suku bangsa, melindungi keamanan dan stabilitas, persatuan dan pendekatan demokratis.
Sementara itu Penasehat Sekretaris Jenderal PBB, Jamal bin Umar menegaskan bahwa PBB mendukung untuk menyelesaikan krisis melalui dialog antara semua pihak di Yaman, kerangka konstitusional legitimasi konstitusional dan mempertahankan keutuhan Yaman dan keamanan dan stabilitas. Ia menyatakan, PBB mendorong semua pihak agar duduk bersama untuk menyelesaikan krisis ini dalam rangka mencari solusi terbaik yang mampu memecahkan masalah mereka sendiri, menghapus ketegangan, dan tidak melayani kepentingan rakyat Yaman.
Pertemuan tersebut dihadiri oleh Gubernur Amran Kahlan Abu Mujahid,dan perwakilan Resident Representative United Nations Development (UNDP) di Sana'a, Bartiba Mhata.