Sana'a, hadhramaut.info, Parlemen Yaman kemarin, Ahad (15/12) mendesak
pemerintah untuk melarang pesawat tanpa awak dari Amerika Serikat
terbang di wilayah Yaman. Hal itu dikemukakan parlemen sehubungan dengan
tewasnya puluhan warga sipil yang tidak bersalah.
Desakan itu disampaikan pada sidang parlemen yang dihadiri oleh semua anggota parlemen menyusul jatuhnya puluhan korban jiwa akibat serangan udara pesawat tanpa awak kamis lalu di Provinsi Baidho, Yaman tengah.
Disebutkan bahwa pesawat amerika itu melancarkan serangan kepada sekelompok warga yang tengah melakukan resepsi pernikahan dengan menggunakan mobil, saat itulah mereka dihujani bom oleh pesawat amerika yang terbang diatas wilayah tersebut, akibatnya 15 orang tewas, 12 diantaranya tewas seketika dan 3 lainnya meninggal setelah dibawa ke rumah sakit.
Setelah dikonfirmasi, pesawat tersebut salah sasaran, pihak yang bertanggung jawab menyatakan bahwa iring-iringan mobil tengah malam itu dikira sekelompok teroris sehingga pesawat melakukan serangan yang ternyata rombongan pengantin yang sedang mengantarkan mempelai puteri.
Parlemen juga menegaskan jika ingin memerangi teroris bukan dengan cara seperti itu, sebab dengan kejadian ini warga tidak percaya lagi terhadap pemerintah atas upayanya menumpas teroris, lebih lanjut parelemen menegaskan bahwa untuk memerangi teroris pertama-tama harus mencegah campur tangan asing yang dinilai malah menjadi momok bagi warga, dan justeru membangkitkan semangat para teroris untuk melancarkan serangan mereka terhadap siapa saja yang terlibat didalamnya.
Perlemen menegaskan campur tangan amerika malah menjadikan warga sipil yaman sebagai korban serangan udara itu faktanya, mereka tak tau apa-apa tentang teroris malah diserang.