HikmahSemua manusia butuh ilmu.
Ilmu butuh dipraktikkan.
Praktik butuh akal.
Akal butuh petunjuk
.
Segala ilmu tanpa dipraktikkan batil.
Segala perbuatan tanpa niat tak berarti.
Segala ilmu, amal, dan niat tanpa sunnah (teladan) tidak diterima.
Segala ilmu, amal, niat, dan sunnah tanpa wara'
tiada guna.
Silsilah nasab Abdul Rahman Al SeggafNabi Muhammad SAW
Ali bin Abi Tholib dan Fatimah Al Zahra'
Al Husain
Ali Zainal Abidin
Muhammad Al Baqir
Jakfar Al Shadiq
Ali Al Uraidli
Muhammad
Isa Al Naqib
Ahmad Al Muhajir
Ubaidillah
Alawi
Muhammad
Alawi
Ali Khali' Qasam
Muahammad Shahib Mirbath
Ali
Muahmmad Faqih Al Muqaddam
Alawi Al Ghayur
Muhammad Maula Al Dawilah
Syekh Abdul Rahman Al Seggaf
Ahmad Muhammad, Abu Bakar Al Sakran, Umar Al Muhdhar, Ali, Hasan, 'Aqil, Jakfar, Syekh, Alawi, Abdullah, Ibrahim.
MuqaddimahSegala puji bagi Allah Dzat Yang Maha Bisa, sehingga tampak dialam semesta ini berbagai buah kekuasaannya. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kehadirat Imam para Rasul, Imam orang-orang yang bertaqwa, Sayyidina Muhammad SAW berikut para sahabat dan pengikutnya.
Berikut ini, kami persembahkan profil lain dari profil tokoh-tokoh terkemuka yang hidup di bagian negeri Yaman.
Tokoh yang satu ini terkenal dikalangan Bani Alawi dengan julukan Al Muqaddam kedua, oleh karena beberapa karunia dan anugerah ilahi yang dimilikinya, beliaulah orang yang telah mensejahterkan hati dan rumah-rumah, dan memperkokoh rel agama dengan landasan ilmu dan amal shaleh, mewariskan kepada kita rambu-rambu untuk melawan syetan dan sekutunya. Barang siapa mengikuti jalannya maka dia akan mendapat target dan tujuannya, berkat karunia Allah.
Biografi Abdul Rahman Al SeggafBeliau adalah Syekh dari orang-orang yang telah mencapai martabat kearifan, yang mampu mengkomplikasikan antara ilmu, islam, iman, dan ihsan, yang meneladani ucapan, kelakuan, tekad, dan kemauan kakeknya, Nabi Muhammad SAW. Sudah merupakan kesepakatan kalau beliau telah mencapai derajat kewalian. Beliau dilahirkan di Kota Tarim pada tahun 739 H, menghafal Al Quran dibawah bimbingan Syekh Ahmad bin Muhammad Al Khatib, sangat menguasai ilmu Al Quran dan tajwid, dan hafal semua matan ilmu fiqih dan bahasa. Sejak dini beliau terdidik dalam lingkungan yang penuh dengan senandung Al Quran dan ilmu-ilmu syariah dari majelis-majelis ilmu dan zikir, tak pernah lepas dari muthala'ah (membaca buku-buku referensi) dan murajaah di majelis ayahnya dan perpustakaan gurunya. Diceritakan bahwa hampir semua referensi keagamaan telah terbendaharakan dalam perpustakaan ayah dan sejumlah guru beliau. Beliau hampir hafal Al Wajiz dan Al Muhadzdzab sebab seringnya muthalaah dan hadir di majelis pembahasannya. Beliau gigih berjuang dalam menekuni latihan-latihan pengendalian nafsu yang dilakukan oleh para pendahulunya, dari dzikir, wirid, pola pikir, cara bersyukur, melunakkan hati, dan lain-lain. Sayyid Muhammad bin Ali Khird mensifati beliau dengan:
ÌäíÏ ÇáÊÞì æ ÇáÒåÏ æ ÇáÌæÏ æ ÇáÓÎÇ æ ÈÍÑ ÇáÕÝÇ ÍÈÑ ÇáÔíæÎ ÇáÃãÇÆá
Beliau ibarat prajurit ketakwaan, zuhud, dan dermawan, lautan suci, dan maha guru.æ ÃÓÊÇÐ ÃÑÈÇÈ ÇáÚáæã ÃÌáåã æ ÛíË ÇáíÊÇãì æ ÇáÃíÇãì ÇáÃÑÇãá
Guru bagi para pemilik ilmu, pelindung anak yatim dan janda. Seseorang tidak akan disifati sebagaimana diatas kecuali bila orang tersebut telah mencapai martabat khilafah dari orang-orang dizamannya. Demikianlah karakter Al Imam Abdul Rahman Al Seggaf.
Guru Abdul Rahman Al SeggafPerhatian para guru berpengaruh besar terhadap kehidupan Syekh Abdul Rahman Al Saqqaf. Diriwayatkan bahwa orang yang paling banyak memberi manfaat kepada beliau adalah ayahandanya sendiri, Al Imam Muhammad bin Ali Maula Al Dawilah, disamping itu beliau juga belajar dari Syekh Al Allamah Muhammad bin Alawi bin Ahmad bin Al Faqih Al Muqaddam yang terkenal dengan julukan Shahibul Al Ama'im, dan syekh-syekh yang lainnya.
Untuk menambah bobot keilmuannya, beliau hijrah ke Ghail Ba Wazir (sekitar 50 kilo meter dari Kota Mukalla) untuk menimba ilmu dari Al Allamah Muhammad bin Sa'ad Ba Syukail, disitu beliau mentahqiq kitab Al Ihya, Al Risalah Al Qusyairiyah, dan Al Awarif.
Beliau juga belajar dari Syekh Muhammad bin Abi Bakar Ba Abbad dan menemaninya selama bertahun-tahun. Syekh Ba Abbad saat itu sangat menghormati beliau , lalu hijrah ke Aden untuk belajar ilmu bahasa arab dari Syekh Muhammad bin Said Kabin, di sana beliau mendalami ilmu usul, balaghah, tafsir, hadist. tidak ada satu ilmu pun yang terlewatkan saat itu, meski begitu beliau tetap tawadhu' (baca: merendahkan diri) dihadapan guru-gurunya, beliau sangat mencintai dan memberikan hak-hak mereka sebagai gurunya.
Perjuangan Abdul Rahman al Seggaf dalam Menjaga Rutinitas RitualHal yang sangat istimewa dari beliau adalah kejeliannya dalam mengatur waktu, memperkecil volume terhadap hal-hal yang mubah, memperbanyak puasa dan ibadah lainnya, sampai dikatakan beliau setiap malam dua kali menghatamkan bacaan Al Quran pada shalat-shalat beliau, dan pergi ke Syi'b Al Nua'ir untuk melakukan shalat tahajjud, hal ini dilakukan terus hingga beliau bisa menghatamkan Al Qur'an empat kali di siang hari dan empat kali pada malam hari.
Hal semacam ini sulit untuk diterima di masa kini, karena kondisi di zaman seperti sekarang ini untuk menghatamkan Al Quran dalam satu hari saja susahnya bukan main, namun kondisi yang ada saat itu juga usaha dan perjuangan orang-orang shaleh untuk bisa kontinyu dan konsisten dalam membaca dan mengingat ayat-ayat Al Qur'an sangatlah berbeda dengan kondisi kita sekarang, usaha dan perjuangan mereka itu menjadikan ayat-ayat Al Quran seakan sambung-menyambung di lidah mereka, hal ini dinamakan dengan istilah thoy dikalangan ulama, yakni Allah SWT menjadikan Al Quran sangat mudah di lidah sehingga dapat diselesaikan dalam waktu yang relative singkat, hal ini pun diriwayatkan dari orang-orang terdahulu seperti Shahabat Usman bin Affan yang menghatamkan Al Quran dalam Thawaf, begitu juga Al Imam Al Syafi'I dan lain-lain.
Keistimewaan lain yang dimiliki oleh Al Imam Syekh Abdul Rahman Al Seggaf adalah kebiasaan beliau untuk 'uzlah atau menyendiri dan mengisolir diri dari manusia, beliau memilih Syi'b Nabiyullah Hud sebagai temapt 'uzlah. Beliau senantiasa berangkat kesana dengan membawa kitab-kitab dan wirid-wiridnya serta sedikit bekal untuk bisa bertahan selama sebulan atau lebih, cara berfikir semacam ini adalah salah satu unsur yang tidak terpisahkan dari metode ilmiyah dan amaliyah madrasah Hadhramaut. Bagi orang-orang yang ingin meneladaninya, Allah SWT berfirman
ÇáÐíä ÌÇåÏæÇ ÝíäÇ áäåÏíäåã ÓÈáäÇ
Kami akan menunjukkan jalan kami bagi orang-orang yang berjuang di jalan Kami.
Perjuangan dan usaha Abdul Rahman Al Seggaf untuk mempertebal iman ini banyak berpengaruh pada sikap dan diri beliau dalam hal melaksanakan kewajiban-kewajiban dan kesunnahan-kesunnahan. Diriwayatkan, pada malam pengantin, beliau tidak meninggalkan tahajjud, melepaskan dunia demi Allah, serta mensyukuri nikmat-nikmat-Nya.
Syekh Abdul Rahman Al Seggaf sering mengadakan perjalanan ke Al Mukalla, Syihr, Al Ghail, dan Aden untuk menimba ilmu dari sejumlah ulama, dari sini tampaklah keistimewaan-keistimewaan beliau di mata para ulama.
Kemudian kembali lagi ke daerahnya dengan menyuguhkan pelajaran-pelajaran ilmiah dan majelis-majelis Thariqat, semua kalangan sangat mempercayai beliau, sehingga kehormatan dan kapasitas keilmuannya meningkat di mata masyarakat, perjalanan beliau ke pelbagai negeri memberikan corak warna tersendiri bagi madrasah Hadhrmaut dalam pondasi Thariqat dan kaidah-kaidah Tahqiq, hal ini menggiring para murid untuk siap, disamping memperkuat hubungan mereka dengan ilmu dan amal, dan mengarahkan pola pikir mereka untuk mendapatkan ilmu baik itu fiqh, hadist, tafsir, dan bahasa sebagaimana mestinya, Syekh Abdulrahman Al Saqqaf mengkompilasi antara ilmu dzahir dan bathin dengan takaran yang sangat seimbang dan sempurna.