Pagi yang cerah, sementara jam tanganku menunjukkan pukul 07.45 waktu
setempat, artinya jam kuliah akan berlangsung seperempat jam lagi
karena perkuliahan kami tepat akan dimulai pada jam 08.00
Beberapa mahasiswa bergamis putih mulai memadati ruang kuliah masing-masing, tidak terkecuali aku. "al-mustawa ar-rabi" tertera di depan pintu ruang kelasku, artinya adalah tingkat empat. Tidak terasa waktu terus bergulir begitu cepatnya, dan tanpa terasa kini aku telah duduk di tingkat empat. Dengan demikian tahun depan setelah melalui tingkat akhir, gelar Bachelor akan aku sandang. Betapa bahagiannya saat itu.
"ayyuhasy-syabab!!! Kaefa ashbahtum?" (anak-anak bagaimana kabar kalian pagi ini?) sebuah suara yang taka sing lagi terngiang jelas di telinga, rupanya beliau, al-ustadz Segaf al-'idrus telah menempati kursinya dengan tenang. Beliau mengampu pelajaran ahadits ahkam, dengan membaca kitabnya seorang ulama kenamaan Yaman tempat aku kuliah saat ini "Amir Shan'ani" yaitu "subul as-salaam."
Sebagai guru senior, beliau amatlah bijaksana. Setidaknya dalam pandanganku dari pengalaman-pengalaman yang pernah aku temui. Seperti pagi ini, ketika udara dingin menyeruak setiap pori-pori kami tiba-tiba AC kelas on, akibatnya beberapa rekan merasa kedinginan. Suasana kelaspun agak gaduh dibuatnya, beberapa yang pro AC tenanga saja-saja menikmati hempasan kesejukannya yang nyaman, namun bagi yang kontra AC bagai badai yang meruntuhkan kesehatan. Melihat gelagat ini sang guru bertitah: "anak-anak semua, tidakkah tersebut dalam kaedah fiqih bahwa dar ul mafasid muqaddamun 'ala jalbil mashalih? Sekarang marilah kita menghoramati saudara kita yang tidak tahan menerima semburan dinginnya AC." Demikian al-ustadz Segaff.
Dilain waktu, aku juga mendapatkan sosok guru yang amat istiqamah dan tepat waktu, beliau adalah al-habib Husain Aidid meskipun usianya sudah lanjut, namun semngat untuk menyebarkan ilmu masih terus memancar saja. Seperti hari itu, ketika kesehatan beliau sedang tidak fit namun dengan tenang beliau berkata bahwa beliau masih akan mampu duduk mengajari kami hingga usai.
Demikian adalah sekilas aktifis kami sebagai mahasiswa Universitas Al-Ahqaff di kota ilmu Tarim Hadhramaut.