Telah
menjadi kebiasaan penduduk Tarim di setiap awal bulan Muharam mereka
berbondong-bondong berziarah ke makam Sayyidina al Muhajir Ilallah Ahmad
bin Isa. Demikian juga tahun ini, bahkan tidak hanya penduduk Tarim
penduduk Hadhramaut dari berbagai daerah, pelajar dari berbagai madrasah
dan mahasiswa Universitas al Ahgaff juga mengikuti acara tahunan ini.
Jasa Sayyidina al Muhajir bagi wadi Hadhramaut amatlah besar, beliaulah
yang merubah pemandangan gelap Hadhramaut menjadi disinari oleh cahaya
Nabawi yang berasal dari sang datuk Rasulullah SAW. Mufti Kota Tarim al
Habib Ali Masyhur menyebutkan bahwa demikian itu dilakukan Sayyidina al
Muhajir dengan kesabaran, dengan ilmu dan akhlak beliau.
Kehadiran beliau di awal tahun 300an hijriah mengubah drastis wajah Hadhramaut, Habib Umar bin Hafidh mengatakan dalam tausiyahnya kemarin "Hal seperti ini adalah hal yang langka di sejarah kehidupan manusia. Bahkan dalam sejarah peradaban sebelum dan sesudahnya. Beliau datang dalam suatu wadi dan merubah seluruh wadi tersebut".
Sebenarnya bukan hanya wadi Hadhramaut yang beliau ubah akan tetapi seluruh penjuru timur dan barat pada hakikatnya mulai beliau ubah ketika itu. Karena bagaimana tidak? Berapa banyak para dai-dai yang berjuang di jalan Allah dari kalangan anak cucu beliau kemudian berjuang berdakwah di Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Asia secara umum, serta Australia, Amerika, Eropa bahkan Afrika. Semuanya dijamah oleh anak cucu Sayyidina al Muhajir pada masa berikutnya hingga sekarang.
Habib Umar bin Hafidh mengatakan "Diantara peninggalan beliau yang kita saksikan, berapa banyak wali-wali yang bergelar Quthb (tingkatan wali dengan tingkatan paling tinggi) yang beliau lahirkan. Bahkan dari dalam sulbinya ia bawa yang nantinya akan menjadi sholihin, orang yang alim, orang yang zuhud, orang yang dekat denganNya, orang yang arifbillah bersumber dari sulbinya. Bahkan bukan hanya ratusan akan tetapi ribuan dan lebih"
Beliau mempunyai harta, tahta dan berbagai kenikmatan dunia. Karena di negri asal beliau Bashrah beliau mempunyai segalanya, akan tetapi ia melihat segalanya dengan pandangan mulia yang jauh lebih agung. Beliau menepis segala pandangan itu semua. Beliaulah sosok yang sesuai dengan sabda Rasulullah "Sesungguhnya aku hanya seorang hamba, aku makan layaknya hamba makan dan aku duduk layaknya hamba itu duduk" (hadis dalam maknna)
Beliaulah implementasi dari ayat;
Þõáú Åöäøöí ÃóÎóÇÝõ Åöäú ÚóÕóíúÊõ ÑóÈøöí ÚóÐóÇÈó íóæúãò ÚóÙöíãò
Katakanlah, “Sesungguhnya aku takut akan azab pada hari yang besar jika aku durhaka kepada Tuhanku.”
-Surat Az-Zumar, Ayat 13
Sekalipun segalanya beliau miliki di Bashrah beliau menempatkan dirinya hanyalah hamba, yang khusyuk, tunduk kepada Allah demikian yang ada dalam diri Sayyidina al Muhajir. Dan sering dilalaikan oleh manusia sekarang. Bahkan dalam ibadah mereka, dalam sholat mereka, dalam zakat mereka.
ÅöäøóãóÇ äõØúÚöãõßõãú áöæóÌúåö Çááøóåö áóÇ äõÑöíÏõ ãöäúßõãú ÌóÒóÇÁð æóáóÇ ÔõßõæÑðÇ
“Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah karena mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak mengharap balasan dan terima kasih dari kamu
-Surat Al-Insan, Ayat 9
(Sisma Fitra, Mahasiswa tingkat III Universitas al Ahgaff)
t.me/AhgaffPos