Dikatakan dalam sebuah petikan berbahasa Arab:
ÇáÕãÊ Ýä ãä Ýäæä ÇáßáÇã
"Diam adalah salah satu seni dalam hal berbicara"
Kata-kata tersebut menunjukkan bahwa diam memiliki peranan penting dalam hal berbicara. Sebab, terlalu banyak bicara juga tidak baik dan dapat berdampak buruk. Hal ini karena orang yang terlalu banyak bicara cenderung rentan melakukan kesalahan. Sebagaimana pepatah mengatakan, "Mulutmu, harimaumu." Maka dari itu, Islam menaruh perhatian lebih terhadap diam. Seperti yang disebutkan dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim:
ãóäú ßóÇäó íõÄúãöäõ ÈöÇááøóåö æóÇáúíóæúãö ÇáúÂÎöÑö ¡ ÝóáúíóÞõáú ÎóíúÑðÇ Ãóæú áöíóÕúãõÊú
"Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka berkatalah yang baik atau diam." (H.R. Muslim)
Menurut Imam An-Nawawi, maksud hadis tersebut adalah jika kita yakin bahwa apa yang akan kita ucapkan adalah perkara yang baik, maka ucapkanlah. Tapi jika kita yakin bahwa apa yang akan kita ucapkan bukanlah perkara yang baik, maka lebih baik diam, sekalipun itu perkara yang mubah atau dibolehkan secara syariat. Karena bisa saja perkara yang mubah tersebut menarik kepada yang haram atau makruh.
Ibnu Abdil Barr, dalam kitabnya, At-Tamhid, juga berkomentar tentang hadis tersebut. Menurutnya, dalam hadis tersebut diajarkan sebuah adab dan sunah. Yaitu dianjurkan untuk memperbanyak diam. Akan tetapi menurut beliau, ucapan yang baik tetap lebih utama daripada diam. Karena ucapan baik adalah ghanimah (keuntungan), sedangkan diam adalah salamah (keselamatan), dan mendapat keuntungan tentu lebih utama daripada hanya sekadar selamat.
Dalam hadis lain, disebutkan:
ÞóÇáó ÑóÓõæáõ Çááøóåö Õóáøóì Çááøóåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó : ãóäú ÕóãóÊó äóÌóÇ
Rasulullah saw. bersabda, "Barang siapa diam, maka dia selamat." (H.R. Ahmad bin Hambal)
Di sisi lain, diam ternyata juga memiliki beberapa manfaat bagi kesehatan. Salah satunya adalah mengatasi stres dan menetralisir pikiran dari racun. Dikutip dari suara.com, "Terlalu banyak bicara apalagi dalam konteks negatif seringkali meracuni pikiran kita. Untuk itu, diam merupakan salah satu solusi membebaskan pikiran dari racun. Pikiran yang positif akan membantu Anda mendapatkan kebahagiaan dalam hidup," melansir dari Boldsky.
Sampai sini, kiranya menjadi jelas bagaimana urgensi diam, baik dalam pandangan Islam maupun medis. Akan tetapi, tidak bisa dimungkiri bahwa mengendalikan diri untuk diam itu memang susah. Sehingga tidak heran jika dikatakan bahwa diam adalah seni dalam hal berbicara.
Akhir kata, semoga kita dijadikan insan yang bijak, yang tahu kapan harus diam, dan kapan harus berbicara.
ÓóáÇóãóÉõ ÇáÅöäúÓóÇäö Ýöí ÍöÝúÙö ÇááøöÓóÇäö
"Keselamatan manusia ada pada menjaga lisan."
Wallahualam bisshawab.
Oleh: Irfan Hanif (Mahasiswa tingkat 3, Fakultas Syariat dan Hukum, jurusan Hadis dan Ilmu Hadis)