Masjid Ba Alawi
The Source: hadhramaut.info/indo - 24/5/2008
Home \
10 Obyek Wisata Unggulan
Bila anda berkunjung ke Hadhramaut maka jangan pernah melewatkan untuk
menyempatkan diri berkunjung, beri'tikaf dan shalat di dalam masjid
yang sudah terkenal sejak zaman dahulu sebagai masjid yang dibangun di
atas pondasi ketakwaan, ya... masjid itu adalah masjid Bani Ahmad yang
dalam perkembangannya terkenal sebagai Masjid Al Qaum dan di era
tertakhir ini lebih dikenal dengan sebutan masjid Ba Alawi. Masjid ini dibangun oleh Sayyid Ali Khali' Qasam ketika beliau tinggal di Tarim, tepatnya pada tahun 530 H. Sekilas ketika anda mengamati masjid ini, maka anda tidak akan menemukan kesan mewah atau megah terpancar dari masjid ini, tapi di sini anda akan diperkenalkan kepada peradaban dan gaya arsitektur yang dianut pada masa itu, dimana bangunan-bangunan yang berdiri kokoh dengan pondasi, pilar dan dinding-dinding yang terbuat dari adonan tanah liat dengan serat rumput, anda juga akan diajak untuk bersafari menikmati keindahan dan keunikan seni dan gaya arsitektur di masa itu.
Adonan tanah dan rumput sebagai mana tersebut di atas dalam istilah Hadhramaut terkenal dengan nama labin (Bata Mentah. Red), untuk pembangunan masjid ini tanah yang merupakan bahan dasar labin-labinnya diambil dari lahan keluarga Jubair. Hal ini mengingat lahan keluarga Jubair tanahnya yang lembab terkenal bagus untuk digunakan sebagai labin. Para pengikut Syekh Ali Khali' Qasam mengangkut labin-labin ini dari lahan keluarga Jubair ke Tarim dengan menggunakan Jaradhim yaitu gerobak yang ditarik oleh lembu atau keledai.
Setelah masjid ini selesai dibangun dengan segala kemegahannya pada saat itu, selang beberapa kurun tembok-tembok masjid ini mulai rontok, atapnya hampir runtuh, lalu putra Syekh Ali Khali' Qasam, Muhammad Bin Ali yang terkenal dengan julukan shohibul Mirbath merenovasi masjid yang dirintis oleh ayahnya tersebut.
Pada masa Syekh Umar Muhdhar, putra Sayyid Abdul Rahman Assaqqaf yang juga pendiri masjid Muhdhar, masjid ini mengalami renovasi untuk kali yang kedua dengan renovasi hampir semua badan masjid di pugar kecuali dinding depan masjid dan shaf pertama, untuk perenovasian ini Imam Umar Muhdhar mengumpulkan semua hasil wakaf masjid tersebut pada tahun itu. Selain dipugar dan dirombak ulang, di belakang masjid dibangun sebuah menara dengan seni dan gaya menara di daerah itu. Pada tahun yang sama masjid ini juga dilengkapi dengan Hammam (ruangan kolam untuk bersesuci. Red). Hammam ini memiliki keunikan tersendiri yaitu bangunannya terdiri dari kolam-kolam yang di bawahnya terdapat sebuah ruangan yang di dalamnya terdapat tungku besar yang digunakan sebagai pemanas air yang ada di kolam-kolam tersebut saat musim dingin tiba, tungku raksasa itu dipanaskan dengan kayu-kayu bakar. Benar-benar tradisional yang unik dan menarik untuk dinikmati dan dipahami.
Masjid ini banyak mendapatkan wakaf dari penduduk, di samping untuk kemakmuran masjid, wakaf-wakaf tersebut juga ditujukan untuk orang-orang yang hadir untuk shalat, I'tikaf, membaca Al Quran, dan berbuka puasa di masjid pada bulan ramadhan, bahkan orang-orang kaya di waktu itu banyak di antara mereka yang mewakafkan sepertiga hartanya untuk masjid ini, dan orang yang paling banyak berwakaf untuk masjid Ba Alawi pada waktu itu adalah Sayyid Abdullah Ba Alawi.
Para ulama memiliki perhatian khusus kepada masjid ini, mereka sangat menghormatinya, di antara bentuk penghormatan tersebut adalah, mereka tidak membiasakan untuk membahas hal-hal yang mubah di masjid ini apalagi yang haram, mereka pun senantiasa menegur orang-orang awam ketika mereka melakukan hal tersebut. Setiap orang yang melangkahkan kakinya ke masjid ini maka dia akan duduk sopan seperti laiknya orang yang sedang shalat. Orang-orang yang masuk masjid ini akan berusaha untuk memperbanyak berbagai hal ketaatan. Subhanallah Benar-benar masjid yang menarik untuk dikunjungi dalam rangka mempertebal iman dan taqwa.
|