Manusia saling membutuhkan satu sama lain. Demi kelangsungan hidupnya,
manusia diberi akal pikiran untuk mencari kehidupan yang layak dan
mulia, baik di mata sesama manusia maupun Sang Pencipta. Dalam
berinteraksi, penduduk Hadhramaut memiliki sejumlah keahlian dan
ketrampilan khusus, di antaranya:
1. Pande Besi
Pande besi salah satu kerajinan orang Hadhramaut sejak jaman baheula hingga sekarang. Para pemande memperoleh keahlian melunakkan biji besi yang keras itu dari nenek moyangnya. Pekerjaan ini membutuhkan kesabaran, semangat, tenaga besar, kecerdikan, sekaligus imajinasi untuk mengembangankan temuan baru. Orang yang menekuni bidang ini, di Hadhramaut disebut haddadah (pande besi, red)
Para pande biasanya bertempat di satu kawasan yang disebut suuqul haddadiin (pasar pande besi, red). Api merupakan satu-satunya alat untuk melunakkan kerasnya besi itu.
Dari besi, mereka membuat peralatan pertanian, peralatan bangunan dan beberapa alat masak seperti tungku perapian, bejana atau guci besar khusus untuk memasak ful (kacang afrika, red), kuali, periuk, penggorengan, dan sebagainya.
Di antara peralatan tersebut, yang paling terkenal adalah pipa uap untuk memasak teh khas Hadhramaut yang disebut bukhari. Alat ini memang khas produksi Hadharim, namun saat ini banyak produk sejenis dari luar yang membuat para pande besi tidak memproduksi lagi. Bukhari terbuat dari tembaga, besi nikel, dan timah. Sedang dalam memasak teh dalam bukhari, ada tiga cara termasyhur di Hadhramaut, yakni secara tradisional, memakai listrik, dan kirosin.
Profesi sebagai pande besi tradisional sampai sekarang masih banyak digeluti dan menjadi salah satu mata pencaharian di Hadhramaut.
2. Kerajinan Emas
Sejak logam mas ditemukan, manusia terilhami untuk membuat berbagai perhiasan dengan berbagai macam bentuknya. Di era modern, emas juga berfungsi sebagai simpanan negara sebagai alternatif devisa. Emas murni digunakan dalam dunia investasi dan hiasan. Sedangkan perhiasan dan lainnya adalah emas yang telah tercampur dengan materi lain. Campuran ini tidak hanya membuat emas lebih keras dan mudah dibentuk, tapi dapat pula merubah dan mempengaruhi warna emas asli.
Emas putih adalah hasil dari campuran emas dengan perak, nikel, atau baldiyum. Emas kemerah-merahan hasil dari campuran emas dengan tembaga. Emas akan bertambah keras jika dicampur dengan sedikit nikel atau titanium.
Hadharim yang terampil membuat dan mencetak perhiasan emas secara tradisional, walau masih ada, namun bisa dibilang sudah cukup langka. Hal ini disebabkan oleh membanjirnya produk dari luar yang lebih bagus dan siap pakai. Walau di Hadhramaut banyak terdapat toko emas, tapi sangat sedikit terdapat tempat pencetakan perhiasan emas tradisional.
3. Kerajinan Perak
Perak salah satu hasil tambang yang indah. Seperti emas, perak juga digunakan sebagai uang logam di beberapa pemerintahan, baik di zaman dahulu ataupun sekarang. Mata uang dari perak disebut dirham, sedang mata uang dari emas disebut dinar.
Disebutkan dalam sejarah, perak telah ditemukan sejak 2500 tahun SM. Pada masa awal pemerintahan Islam, perak digunakan sebagai bahan membuat tempat-tempat peralatan rumah tangga dan sebagai mata uang negara. Perak bisa ditemukan secara bebas, baik yang sudah terbentuk atau atau yang masih berupa bahan mentah. Perak adalah logam yang paling berkualitas di antara beberapa jenis logam.
Keterampilan dengan memanfaatkan bahan perak salah satu keterampilan tradisional Hadhramaut yang masih bertahan sampai sekarang. Perhiasan dari bahan ini masih banyak dipakai oleh masyarakat pedalaman.
Pengrajin perak biasanya membuat koleksi perhiasan klasik berbentuk gambar atau relief yang rumit. Seperti dalam pembuatan mihrab di masjid dengan ukiran-ukiran klasik khas Hadhramaut.
Kota Seiyun satu-satunya di Hadhramaut kota yang hingga sekarang masih banyak mempunyai pengrajin perak. Mereka melayani pesanan perhiasan dan ukiran-ukiran. Para pengrajin Seiyun (di kalangan masyarakat Indonesia dikenal dengan nama ‘Sewun’, red) mengerjakan dengan peralatan teradisional. Sebagian sudah memakai peralatan modern. Keluarga Bahasywan dikenal sebagai keluarga yang hingga sekarang banyak menjadi pengrajin perak.
Selain kerajinan di atas, masih banyak lagi kerajinan yang digeluti oleh Hadharim, seperti menyulam, membuat gerabah dari tanah liat, membuat roti pengobatan tradisional dan lainnya.