Batu nisan merupakan pertanda bagi mayit seseorang sehingga apabila ada
yang meninggal dunia keluarganya mencetakkan batu nisan. Masalah ini sudah
lumrah di kalangan masyarakat. Dan dalilnya juga ada, yaitu Nabi Muhamad
SAW berkata kepada putrinya yang artinya " buatlah batu nisan simatmu
supaya apabila engkau menziarahinya nanti kamu tidak keliru ". itulah
sekitar batu nisan. Lalu bagaimana mencium batu tersebut !!!
Para ulama dalam masalah ini berbeda pendapat, namun pada zaman sekarang ini, mencim kuburan merupakan masalah yang biasa dipandang sebahagian golongan. Ketika sampai kabar tentang pengagungan manusia kekuburan dan menciumnya kepada satu aliran yang berbeda, mereka langsung menfonis bahwa yang demikian itu adalah perbuatan syirik ; tanpa ada dalil yang kuat.
Kisah Nyata
Sering kita dengar alasan dari orang yang mencium batu nisan ketika ditanya seseorang dia menjawab " aku rindu kepadanya , aku tidak tau bagaimana cara mengeluarkan semua rasa rinduku ini lagi kecuali berbuat seperti ini ". dan ada seorang lagi menjawab " kalau saya bukan karena rindu. Tapi, saya ibaratkan seolah-olah dia hidup, dan ketika dia hidup , biasanya orang yang menjumpainya atau yang menziarahinya selalu menciumnya ". jadi , orang yang bertanya bingung sendiri. Yang mana harus dia pegang. Ada sebuah cerita, yaitu orang yang sangat fanatik terhadap pekerjaan orang ziarah kubur. Biasanya dia selalu berdakwah dimesjid-mesjid. Dan berkata bahwa mencium batu nisan adalah perbutan syirik. Nah, satu ketika dia sangat rindu kepada sayyid faqih muqoddam dan rindunya ini tidak bisa diobati lagi kecuali menziarahinya. Tak disangka, akhirnya dia berziarah juga ke makam beliau. Dari jauh dapat di saksikan, dia menunduk seolah-olah malu terhadap dirinya. Sesampainya didepan makam tsb, dia langsung cium sepuas hatinya. Dan setelah kejadian itu, dia tak komentar lagi masalah ziarah alias tutup buku. Namun, apakah fakta yang seperti ini bisa dijadikan sebuah dalil, bahkan hujjah !
Dalil yang membolehkan
Dalil – dalil yang membolehkan bisa kami ungkapkan dari beberapa hadist. Namun, hadist tersebut merupakan perbuatan para sahabat Nabi SAW (Hadits Mauquf) yang otentik dan bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya Diantaranya adalah :
1. Di nukil dari ibn abi soyyb dan almuhibbut tobry : boleh mencium kuburan orang sholeh.
2. Sebuah riwayat dari ahmad dengan sanad hasan, dia berkata : suatu hari marwan menemuai seseorang dalam keadaan menunduk dan kepalanya nempel ke kuburan, lalu dia menarik lehernya, sambil berkata " apakah kau tau apa yang kau kerjakan ? " lalu pemuda itu menatapnya, dan menjawab dengan sepontan " ya, saya datang kesini bukan karena sebuah batu, tapi aku datang kesini karena rasulullah ". pemuda itu adalah abu ayyub al-anshory ra. Dirumah beliaulah rosul dan abu bakar singgah ketika ditengah perjalanan menuju madinah yang dikejar kaum qurais.
3. Ibn 'asakir meriwayatkan dari bilal dengan sanad jaid bahwasanya setelah bilal menginjak tanah syam ; daerah daroya, dia melihat nabi Muhammad saw dalam mimpinya dan bertanya " sombong kali kamu, ya bilal. Seharunya engkau berziarah dulu ketempatku , maka hati-hatilah engkau, hidupmu akan resah dan gelisah" . lalu, dia menaiki kudanya menuju madinah, setelah sampai dia, pergi kekuburan nabi Muhammad saw dalam keadaan menangis ; mencium kuburan rasullah. Lalu hasan dan husein datang menyambutnya dengan pelukan dan ciuman rindu. "kami sangat rindu mendengar azanmu, yang mana sewaktu nabi muhammad saw hidup , engkau selalu azan diatas mesjid itu " seru hasan dan husein. Lalu , dia pergi ketempat tersebut, dan mengumandangkan azan. Setelah dia berkata " allohu akbar " penduduk madinah terheran-heran. Setelah dia berkata " asyhadu alla ilaaha illa lloh " keheranan masyarakat semakin bertambah. Setelah dia mengucapkan "asyhadu anna muhammadarrosuulul looh"para penduduk keluar dari rumah masing – masing. Dengan perasaan riang ,tak terasa air mata satu parsatu menetes. Sehingga ada yang berkata " setelah rosulullah meninggal, saya tidak pernah melihat tangisan masyarakat sebanyak hari ini.
Inilah sebahagian dalil orang yang memebolehkan, sedangkan orang yang melarang, mungkin akan berhujja dengan hadist " semua yang tidak dilaksanakan dimasa Nabi SAW di tolak ". lalu bagaimana kita menjawab tentang perkataan itu? . tentunya kita tidak mau tinggal diam. Kalau begitu kita Tanya kembali. Apakah pada zaman sahabat tidak pernah melakukan sesuatu, lalu Nabi membolehkannya. Kalau memang tidak, bagaimana kita menanggapi semua masalah. Dan kalau memang ia, kenapa sesudah meninggal rosul kita tidak mempecayainya lagi?
Oleh : mahmudin