Para penulis biografi mensifati sang imam
Bermacam cara digunakan para penulis biografi untuk mensifati beliau, hal ini semakin menunjukkan ketinggian derajat beliau, penulis (Ghararul Baha-a Al Dhauiy) mensifati beliaud dengan : beliau adalah imam panutan, ahli fiqih, guru yang murni, guru besar yang terkenal memiliki karamah dan keistimewaan jelas, kebarakahan nyata, derajat mulya, kepribadian yang lurus, singa diantara singa-singa.
Penulis kitab Al Gharar mensifati beliau dengan: beliau adalah singa yang menyandang segala keutamaan, maha guru, peninggalan para ulama yang mulya, pendidik dan panutan murid, Syaikhul Islam, tonggak orang-orang terhormat, melampaui jangkauan para pendahulunya, mendahului orang-orang utama dalam berlomba, lebih tinggi dari segala derajat tinggi, sangat dermawan, banyak menyantun, ringan tangan, tenaga ahli, pemilik kesempurnaan orang-orang sempruna, dan kemauan, salah satu orang yang mencapai derajat Al Arif billah, kekasi Allah, kakek yang sempurna, memiliki kemurnian yang tinggi, salah seorang ulama thariqat dan pembimbing kearah hakikat, penempuh tingkatan-tingkatan agama, peniti jalan Nabi SAW, sampai pada: Imam bertakwa, sanagt mumpuni disegala bidang ilmu, satu-satunya ahli ilmu dan amal, ahli zuhud dan wara' dimasanya, beliau menjadi tempat tujuan para santri dari segala penjuru dunia untuk menimba ilmu darinya, karena beliau adalah harta karun ilmu yang terpemdam, beliau pemelopor amar ma'ruf dan nahi munkar, orang yang melihatnya akan terkagum melihat keutamaan-keutamaan nya, beliau memiliki wibawa yang mewarnai hidup beliau dan kebagusan yang tampak di dahi beliau, beliau selalu mendapat rumor positif dari segala lapisan, ilmu dan keutamaan dari Allah menempel pada beliau, para raja dan penguasa tunduk pada beliau ilmu beliau memancar di seantero Yaman, hadhramaut dan Dhafar, terlahirkan dari beliau para panutan yang memiliki ilmu, zuhud, dan kemulyaan.
Keluarga dan anak cucu shahibul Mirbath
Dalam kitab Al Gharar halaman 131 disebutkan bahwa ibu Shahibul Mirbath dan saudaranya Husain adalah Syarifah Fatimah binti Syekh Muhammad bin Ali bin Jadid, adapun keturunana Shahibul Marbath:
1. Alawi bin Muhammad Shahibul Marbath:
Seorang yang dermawan, alim, consisten, mermadzhab Syafi'i dan Asy'ary, meninggal di Tarim pada tahun 613H, meninggalkan 3 orang putra :
1. Ahamd bin Alawi, beliau adalah orang yang pertama kali bertaswwuf sebelum Al Faqih Muqaddam, meninggal beberapa waktu sebelum beliau, Ibnu Hassan dalam Tarikhnya mengatakan, beliau tidak meninggalkan anak kecuali seorang putri yaitu Syaikhah Al Arif Billah Ummu Al Syuyukh Fathimah bin Ahmad, beliau adalah ibu Syekh Ali dan Syekh Abdullah Ba Alawi, Syekh Ahmad meninggal pada 650H, belajar fiqh pada Syekh Ali bin Ahmad Ba Marwan.
2. Abdul Malik bin Alawi, beliau memiliki keturunan di (Bruj) India, berriwayat hidup bagus, tidak diketahui data tentang wafat beliau, dikatakan kapal beliau ketika pulang dari haji ditiup angina dan berlabuh di India lalu disana beliau hidup menikah dan beranak.
3. Abdurrahman bin Alawi, pemilik keutamaan dan peniti Thariqah, zuhud, wara', dan ahli fiqh, diantara kitab yang beliau hafal Al wasith karangan Imam Ghazali, berputra satu bernama Ahmad yang terkenal dengan orang yang paling mendalami Al Wajiz dan menghafalnya, dan gemar membaca kitab-kitab AL Ghazali dan Abu Ishak Al Syairazi, kitab-kitab tersebut dibaca pada Al Faqiih Abdul Rahman bin Abi Ubaid, Ali bin Ahmad bin Abi Marwan, dan Al Faqiih AL Muqaddam.
2. Abdullah bin Al Imam Muhammad Shahibul Mirbath:
Imam Al Muhadist (baca: Ahli Hadist yang meriwayatkan hadist) berilmu luas sekaligus ahli mengamalkan ilmunya beliau terhitung satu-satunya yang mencapai derajat ini, Al Imam Muhammad bin Ali Al Qal'iy menyebutkan di juz pertama kitab Jami' Al Turmudzi didalam ijazah beliau yang kemudian diikuti oleh Al Imam Syekh Abu Al Qasim bin Faris bin Madli : Al Imam Abdullah bin Muhammad membaca kitab tersebut dan Ibnu Madli mendengar bacaan beliau. Model Ijazah beliau sebagai berikut: Aku mengijazahi keduanya kitab Jami' Abi Isa Al Tirmidzi dan lainya. Hali ini terjadi pada tahun 575 H.
3. Ali bin Al Imam Muhammad Shahibul Marbath:
Beliau mengikuti jalan ayahnya, beliau ini lah ayah Al Faqiih Al Muqaddam, pelindung serta pendidiknya, beliau meninggal dunia di Tarim.
4. Ahmad bin Al Imam Muhammad Shahib Al Mirbtah :
Beliau termasuk Ulama yang mengamalkan ilmunya, beliau tidak berketurunan kecuali putri beliau satu-satunya yaitu : Syaikhah Zainab Ummul Fuqaraa (baca : ibu orang-orang faqir) beliau adalah istri Al Faqiih Al Muqaddam dan ibu putra-putranya, beliau meninggal pada 12 syawwal 699H.
Al Imam Muhammad bin Ali di Dhafar
Al Imam Muhammad bin Ali meninggal di kota Mirbath Dhafar kuno (sekarang masuk wilayah Oman,Pen) pada tahun lima ratus enam puluh sekian hijriah , di sana terdapat tempat tinggal beliau, makam, dan riwayat hidup terpuji beliau. Sebab dengan kebaikan-kebaikan dan manfaat-manfaat yang diberikan Allah dan memancar dari tangan beliau dan menyinari hati setiap orang beliau, akhlaq terpuji beliau, kewara'an beliau dalam berdagang, kemauan dan tekad beliau yang kuat, ini semua menjadika beliau diberikan oleh Allah banyak Karamah, juga menyebabkan keseganan orang kepada beliau. Kesabaran beliau dalam berdakwah dan methode dakwah beliau yang menggunakan cara hikmah dan mauidhah hasana menjadikan hati orang-orang badui lunak.
Oleh sebab ini meninggal beliau membawa pengaruh besar pada kejiwaan mereka, karenanya para pecinta dan pengagum beliau merasa tenang dengan adanya makam beliau disana, konon makam beliau menjadi salah satu tempat tujuan ziarah terkenal di Dhafar, karena para murid dan orang-orang yang pernah menimba ilmu dari beliau serta penerus mereka tidak henti-hentinya mengunjungi makam beliau silih berganti.
Orang-orang shaleh yang dalam hidupnya memiliki hubungan kuat dengan syariah khususnya syariah islam, peninggalan mereka tetap hidup sebab para generasi yang memiliki cara pandang normal dan dengan kesadaran penuh tetap memegang teguh peninggalan-peninggalan tersebut,
Di Mirbath Al Imam Muhammad bin Ali selepas kwafatan beliau serasa beliau tetap hidup sebab majelis-majelis hadhrah dan riwayat beliau tetap dijaga dan diingat, hati ribuan generasi telah terbiasa dengan mengingat prinsip-prinsip, sopan santun, dan karakter-karakter beliau yang mulia. Bahkan ilmu beliau menjadi perekat tali kasih antara penduduk setempat dengan orang-orang pedalamannya di satu sisi, disisi lain menjadi bukti sejarah hubungan kuat antara Yaman dan Oman . juga menjadi teladan bagi generasi selanjutnya dalam hal penyatuan pengaruh ilmu dan praktiknya, serta pnyebaran prinsip perdamaian, cinta dan kasih saying diantara sesama tanpa mlirik kejalan kekerasan dan penggunaan senjata dan perang.
Wawasan ilmiah tentang sejarah tercermin padaWawasan tentang prinsip para pelaku sejarah, mengembalikan wawasan ini dengan methode modern yang dimuati dengan Syariah islamiyah yang murni dari limbah siasat merupakan cara jitu bagi umat islam khususnya dan umat manusia pada umumnya untuk mengetahui hakikat kehidupan baik secara materi ataupun spiritual.
Peninggalan para kekasih Allah dan para pejuang expansi islam di dunia merupakan contoh jelas dari isi wawasan ini, makam keluaraga nabi dan orang-orang yang mengikuti jalan mereka dan terlatih oleh tangan-tangan mereka, jika benar-benar dimanfaatkan untuk memperbarui dan merangsang tekad para pemuda yang telah terpolusi oleh limbah peradaban baru, akan berdampak besar dalam membentuk generasi yang menyandang dalam dirinya dua hal yaitu, keutamaan hubungan dengan para solihin dan prinsip-prinsip mereka juga kehidupan modern beserta efek ilmiyah dan praktisnya.