Mentari pagi telah muncul, sinarnya yang hangat mulai menjilati satu
persatu kamar di asrama fakultas Syariah tempat Ilham menimba ilmu.
Udara segar masih terasa orisinil tanpa campuran debu gurun pasir di musim panas. Hari itu langit biru, jernih tanpa awan putih menghalang. Ilham masih saja terlelap dalam selimutnya yang tipis, dalam ruang kamarnya yang dingin dengan AC, dari raut wajahnya yang amat lelah itu terbaca bahwa semalaman ia begadang. Entah apa yang dikerjakannya malam tadi.
Jam 06.00 WY, ilham masih saja nyenyak tak bergeming bagai patung es padahal mentari semakin naik dari tempat ia terbit. Bowo yang baru saja mengisi kajian bersama adik tingkatnya yang pagi itu membahas keutamaan salat berjamaah, merasa iba pada Ilham yang ditemuinya masih tenggelam dalam mimpi itu. Bowo adalah teman sekamarnya, ia adalah sosok mahasiswa teladan yang nyaris tidak pernah menyia-nyiakan waktunya. Dengan penuh kasih sayang, ditepuknya pipi ilham seraya berkata: "Ham, subuan dulu udah isyraq, tar habis low waktunya!!!." Mendengar suara yang tidak asing lagi di telinganya itu, Ilham langsung saja terbangun dari lelapnya. Dia duduk sebentar memikirkan apa yang telah terjadi alias ling-lung layaknya orang yang baru tersadar dari pingsan. Matanya merah, diujung kedua matanya nampak kotoran kecil yang menyelinap.
"Aoohh, ada apa tho Gus, masih ngantuk nich."
"Weleh, udah isyraq kamu belum subuan Ham!!!"
"Oh, iya tho, perasaan aku baru aja tidur."
"Coba kamu lihat keluar jendela."
"Aouuh, iya ya uda pagi. Aku subuan dulu dech."
Usai salat subuh, Ilham menghampiri Bowo yang tadi dipanggil Gus olehnya, karena ia adalah putra seorang kiyai dan sudah menjadi adat bahwa putra kiyai mendapat julukun "Gus". Bowo yang sedang asyik dengan dzikir-dzikir maktsuratnya di atas ranjang sejenak tersentak dengan kehadiran Ilham di sisinya. Sebuah pemandangan yang tidak biasanya terjadi, sebab Ilham biasanya langsung membaringkan diri di ranjangnya untuk melanjutkan petualangan alam mimpinya yang sempat terusik dengan bangun. Namun kali ini, di pagi yang jernih sejernih air terjun yang baru keluar dari sumbernya, Ilham menghampiri Bowo. Ada apa gerangan???
"Gus, semingguan ini aku koq selalu saja telat bangun subuh, terus tidur lagi sampai menjelang dzuhur."
"Terus kenapa, bukannya itu adalah sebuah arti hidupmu yang selalu kau isi dengan tidur dan tidur?"
"Wah, jangan gitu tho."
"Lha gimana lagi, kamu dibanguni berkali-kali oleh temen-temen yang lain tapi masih saja terpekur."
"Aku bosen Gus gini terus, aku pengen berubah."
"Hmm, akhirnya sadar juga si Ilham," gumam Bowo dalam hatinya, ia kini bersyukur atas kesadaran sahabatnya yang dulu rajin itu. Bowopun sebagai orang yang di tuakan di kamar, memberikan wejangan tak henti-hentinya untuk menguatkan azam Ilham. "Syukur Ham kamu udah bener-bener bangun." Seloroh Bowo mengakhiri wejangannya. Sungguh beruntung Ilham memiliki sahabat yang selalu sabar memberikan masukan untuk terus menguatkan iman dan ketakwaan.
Adems