Sudah diakui oleh dunia, betapa kedamaian dan ketenangan ketika
menginjakkan kaki disana. Tarim adalah sebuah kota mungil, Di provinsi
Hadramaut-Yaman. Di satu sisi, kota ini terlindungi oleh bukit-bukit
batu terjal. Di sisi lain dikelilingi oleh perkebunan kurma.
Walau hanya kota kecil, kota Tarim memiliki 360 masjid yang tersebar di penjuru kota. Jumlah masjid di kota itu sama seperti jumlah hari dalam setahun. Amat cukup untuk menampung semua muslim di kota itu. Karena kota kecil, jarak antar masjid terkadang cuma terpaut beberapa langkah saja.
Di pasar, orang-orang berhenti berdagang. Lalu lintas kota itu juga mendadak sepi. Orang-orang di kota itu meninggalkan semua kegiatan mereka. Lalu berbondong-bondong menuju masjid yang tersebar di kota itu. Setiap kali azan berkumandang, jalan-jalan kota itu mendadak saja sepi.
Lokasi kota Tarim sekitar 1.150 km dari Sana’a, ibu kota Yaman. Sedangkan Yaman adalah negara terdekat dengan kota Mekkah dari jalur darat. Kota Tarim telah menjadi buah bibir para penuntut ilmu agama dari berbagai penjuru, termasuk juga Indonesia.
Kota ini juga menjadi idaman bagi mereka yang ingin memperdalam ilmu fikih, tasawuf, tauhid, nahwu, luhgah, termasuk tarekat. Banyak para ulama yang mensyiarkan ilmunya ke negaranya masing-masing, mereka adalah para alumni tarim.
Bahkan menurut berbagai sumber diceritakan bahwa leluhur para wali songo sebenarnya berasal dari Tarim, Hadhramaut Yaman.
Begitu banyak hal menakjubkan yang bisa didapat di kota ini yang tidak akan didapat di kota-kota lain. Di antaranya keramahan, sopan santun, dan kelembutan hati para penduduknya,”
Kota Tarim dianggap sebagai salah satu negeri yang paling diberkahi karena merupakan pusat berkumpulnya wali-wali Allah. Oleh sebab itu, kota ini pun terkenal dengan sebutan Kota Seribu Wali.
Bersatunya para 'alim ulama dari kalangan HABAIB (dzuriyat Rasulullah dan MASYAYIKH (keturunan kalangan sahabat Rasulullah) bisa dijadikan contoh bagi setiap negara, betapa keharmonisan mereka hingga kini sangat menyejukkan hati.
Tidak pernah habis cerita-cerita menyejukkan. Kota yang rasanya rugi untuk dilewatkan untuk dikunjungi dan diambil berkahnya.
Oleh : Syathibi Ahmad Al Banjari