Nabi Hud As adalah nabi yang diutus Allah SWT untuk kaum 'Ad yang
tinggal di wadi' Ahgaff, Hadhramaut, Yaman. Penduduk Hadhramaut, Yaman
mempunyai tradisi ziarah tahunan ke makam Nabi Hud As selama satu minggu
penuh. Tradisi ziarah ini biasanya digelar di bulan Syakban, seminggu
waktu ziarah merupakan waktu libur tahunan bagi para pekerja dan petani
yang ada di sana, sehingga mereka bisa leluasa untuk beribadah penuh dan
menyiapkan mental sebelum memasuki bulan suci Ramadhan.
Pada masa Syeikh Abdullah Ba'abbad Abad ke-7 H ziarah Nabi Hud di adakan setelah musim panen kurma, kemudian pada masa Assayyid Assyeikh Abu Bakar bin Salim (992 H), ziarah Nabi Hud As mulai ditradisikan pada bulan Syakban setiap tahunnya.
Penduduk Hadhramaut berpergian ke makam Nabi Hud secara berkelompok-kelompok dan di sekitaran makam Nabi Hud masing-masing kafilah memiliki rumah tersendiri yang difungsikan setiap tahunnya untuk istirahat dan saling silaturrahmi antar kafilah.
Bahkan yang uniknya, banyak di antara penduduk Hadhramaut melakukan ziarah dengan menunggangi onta masing-masing yang sudah dihias secantik mungkin. Sebelum berangkat para rombongan melakukan Tahwid; berupa Syair zikir, pujian, selawat, dsbg. Di tengah perjalananpun mereka senantiasa mengumandangkan zikir dan menziarahi makam-makam para Auliya' yang mereka lewati.
Pada tahun ini, ziarah Hud jatuh pada tanggal 3 Syakban sampai 9 Syakban. Jumblah penziarah tiap tahunnya terus bertambah. Tidak ketinggalan, para penziarah dari berbagai negara turut meramaikan ziarah tahunan Nabi Hud As kali ini, sebagian di antara mereka berdatangan dari; Indonesia, Malasyia, Singapura, Thailand, bahkan dari benua eropapun tak ketinggalan.
Selama seminggu, ziarah rutin tahunan ini sudah terjadwal perharinya. Pada pagi hari biasanya para penziarah memulai ziarah dengan mengambil air wudhu' dari sungai yang ada di dekat makam Nabi Hud, namun berhubung ziarah kali ini sungainya lagi kering jadi para penziarah mengambil air wudhu' di kran-kran yang ada dekat sungai sebagai simbolik mengikuti para Masyaikh terdahulu, dilanjutkan dengan salat sunah wudhu' di sekitar sungai, terus naik ke makam Nabi Hud yang berada di atas gunung secara berjamaah perkabilah masing-masing, diiringi dengan zikir, pujian, dan selawat. Selanjutnya, di atas para penziarah disuguhi dengan wejangan dari para Masyaikh dan Habaib, seperti: Habib Umar bin Hafiz, Habib Ali Masyhur, Habib Abu Bakar Al Adeni, dan yang lainnya. Selain itu, para penziarah juga turut membaca selawat yang dipimpin oleh para munsyid-munsyid (penyair) sampai menjelang waktu Zuhur. Begitu juga saat sore hari, mereka para penziarah mendengarkan wejangan dari para Da'i dan membaca syair-syair pujian sampai menjelang Maghrib. Di malam hari pun, mereka juga disuguhi dengan ceramah-ceramah agama dan selawatan dari para munsyid (penyair). Menjelang tidurnya, para penziarah sibuk membaca Al Quran, zikiran, dan selawatan masing-masing, juga banyak di antara mereka bangun malam untuk melaksanakan salat sunah Tahajud. Mereka para penziarah sibuk beribadah dan membersihkan diri dari hawa nafsu selama berziarah sebagai persiapan untuk memasuki bulan suci Ramadhan kedepannya.
Salah seorang penziarah berkata "Ongkos yang saya keluarkan untuk ziarah dari Indonesia ke sini, tidak sebanding dengan besarnya manfaat yang saya didapatkan setelah ziarah nabi Hud, mengingat selama ziarah, kita bisa khusyuk untuk beribadah, tidak ada internet, sinyal hp, dll, suasana yang sangat mendukung untuk orang yang pengen merasakan khusyuknya beribadah". Ungkapnya.
Habib Abu Bakar Al Adeni juga berpesan kepada para penziarah, agar kiranya setelah ziarah, para penziarah hendaknya melakukan perubahan ke arah yang lebih positif baik secara perkataan, tindakan, moral, dan lainnya, agar ibadah selama seminggu selama ziarah menghasilkan buah manfaat bagi individual dan masyarakat.
Ziarah rutinan tahun ini berakhir pada hari Senin (15/4) bertepatan tanggal 9 Syakban 1440 H. Para penziarah mengemasi barang bawaannya dan mulai berpulangan ke daerah masing-masing selepas salat Zuhur berjamaah.
Oleh: Gamal Abdul Nasir, Mahasiswa semester 6 fakuktas Syariah wal Qonun, universitas Al Ahgaff, Yaman.