Mukalla-hadhramaut.info. Bulan Suci Ramadhan tahun ini 1431 H benar-benar dirasakan berkahnya oleh Mahasiswa dan Mahasiswi yang tengah belajar di Universitas Al Ahgaff, bukan hanya dari segi rohani saja tetapi berkah pula dari segi materil.
Pasalnya di awal Ramadhan ini mereka kedatangan tamu agung utusan pemerintah Indonesia tepatnya pada tanggal 13-14 Agustus kemarin. Para tamu yang datang adalah utusan dari Kementerian Luar Negeri (Kemlu) dan Kementerian Sosial (Kemsos) yang terdiri dari, Bapak Drs. Mardi, Sekjen Kementerian Sosial, Abdurrahman Sabran, Ketua Delegasi dari Kemlu, Drs Sugianto, Kepala bagian bantuan di Kemsos, Syauqi Abdul Aziz Lc, Sekretaris Pribadi Menteri Sosial dan rombongan yang ditemani oleh Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Yaman, Drs Nurul Aulia dan wakilnya, Agus Syarif Budiman.
Mereka tiba di Bandara internasional Mukalla, Rayyan pukul 15.00 waktu setempat dengan disambut oleh Wakil Rektor Universitas Al Ahgaff, Dr. Shodiq Maknun, dan beberapa pejabat universitas lainnya, tidak ketinggalan mahasiswa Indonesia yang belajar di Al Ahgaff ikut hadir dalam penyambutan tamu yang ditunggu-tunggu itu.
Sekitar 16.00 waktu setempat, mereka tiba di hotel untuk beristirahat sejenak dan saat buka puasa, secara khusus mereka diundang buka bersama oleh Rektor Al Ahgaff, Prof. Dr. Abdullah Muhamad Baharun di kediamannya sekaligus ramah tamah yang di pimpin Dubes Nurul Aulia dengan bahasa arab fashih.
Kedatangan mereka adalah untuk memenuhi permintaan bantuan yang diajukan oleh Mahasiswa dan Mahasiswi Universitas Al Ahgaff yang berjumlah hampir lima ratus orang, mengingat selama ini mahasiswa indonesia di Al Ahgaff tidak dipungut biaya sedikitpun, mulai dari asrama, kuliah dan makan, sedangkan Pemerintah Indonesia belum pernah membantu keberadaan mereka selama belajar di universitas tersebut, padahal ekonomi Hadhramaut Yaman tidak lebih baik jika dibandingkan dengan ekonomi Indonesia, dan Al Ahgaff adalah universitas swasta yang pendanaannya dari para dermawan, dari situlah Mahasiswa indonesia memiliki inisiatif untuk mengajukan bantuan dana kepada pemerintah Indonesia yang ditujukan kepada Kemsos di Jakarta untuk membantu meringankan beban Al Ahgaff.
Disebutkan dalam acara serah terima bahwa bantuan yang akan diterima tidak sesuai dengan pengajuan hanya sebagian saja dan jika diprosentase hanya sepuluh persen saja dari total proposal yang diajukan, dan cukup untuk lima bulan saja, tetapi itu cukup mengobati mahasiswa yang menantikan kepedulian pemerintah Indonesia dalam dunia pendidikan. "meski tidak semua tidak apa apa, dari pada gak ada sama sekali yang penting ada kepedulian, itu sudah cukup, kata salah seorang mahasiswa.
Setelah acara penandatanganan serah terima bantuan secara simbolis yang dilakukan oleh Dubes Nurul Aulia kepada Sdr Abdul Mu'iz Ali,dilanjutkan ramah tamah dengan mahasiswa dan mahasiswi Al Ahgaff. isak tangis bahagia mengiringi acara tersebut, meski bantuan itu belum diterima secara nyata, tapi para mahasiswa sudah cukup gembira.
Abdul Muiz Ali yang menandatangani serah terima itu sempat meneteskan air mata, karena terharu betapa penantian itu telah memakan waktu dan lika liku panjang dan akhirnya berhasil juga, "meski bentuknya belum saya terima tapi saya sudah cukup bahagia, bantuan tersebut masih dipegang oleh keduataan besar indonesia di Sana'a Yaman, dan untuk mengambilnya kami harus membuat pengajuan lagi kepada Dubes dengan melampirkan keperluan-keperluan yang diperlukan, tegasnya.
Seharusnya bantuan itu bukan hanya dari Kemsos, tetapi dari Kementerian Agama dan Kementerian Pendidikan, sebab dua kementerian itulah yang berurusan dengan dunia keagamaan dan pendidikan, tapi semoga Kemsos ini bisa menjadi contoh bagi dua kemeterian tersebut sekaligus membuka pintu agar dapat menirukan apa yang telah dilakukan oleh Kemsos.