Peran Hadharim dalam Penyebaran Islam
The Source: indonesia.info/indo - 29/5/2008
Home \
Sejarah
1. Hadharim (Etnis Hadhramaut) di Mesir
• Selama kurang lebih satu setengah abad (84 H – 244 H), sembilan
tokoh dari Hadhramaut menjadi Qadhi (Hakim) di Mesir. Mereka adalah 1. Yunus bin Athiyah (84 H). 2. Aus bin Adbullah (86 H). 3. Yahya bin Maemon (105 H). 4. Taubah bin Nasir (115 H). 5. Hafes bin al-Waled (124 H). 6. Khair bin Nu'aim (130 H). 7. Ghaus bin Sulaeman (135 H). 8. Abdullah bin Luhae'a (155 H). 9. Luhae'a bin Isa pada (199 H – 244 H).
2. Kufah dan Basrah (Iraq)
• Ketika Umar bin Khattab al-Faruq menyerukan kepada semua prajurit Arab untuk bersatu di bawah komando Panglima Sa'ad, dari Yaman datang pasukan perang sebanyak 2300 orang yang dipimpin Amir bin Ma'dikariba. 600 diantara pasukan itu adalah Hadharim.
3. Oman
• Pada permulaan abad 6 H, bangsa Kurdi menguasai Hadhramaut dan membantai para tokoh yang menentangnya. Salah satu korban kebengisan mereka adalah Yahya Salim Akdar dan Ali Ahmad Bukair (Tokoh Tarim). Tokoh Hadharim lainnya hijrah ke Oman. Di antaranya al-‘Allamah Muhammad bin Alwi yang dikenal dengan Shahib Mirbath. Di negeri sebelah timur Yaman itu, dia menyebarkan Islam, khususnya pemahaman ahli sunnah wal jamaah hingga turun temurun sampai sekarang.
4. India
• Pada akhir abad 6 H, keturunan Shahib Mirbath yang terkenal dengan sebutan Alu 'Amil Faqih (keluarga paman Faqih Muqaddam, red) hijrah ke India untuk menyebarkan agama Islam dan menetap di sana. Mereka kebanyakan tinggal di Buruj dan Ahmad Abad (Gujarat). Di antara mereka adalah Abdul Malik bin Alawi 'amilfaqih dan anaknya, Abdullah, yang mendapat gelar Adzamat al-Khan (pembesar al-Khan). Dari dialah kemudian tersebar keturunannya di India dan Asia Tenggara, khususnya Indonesia.
• Di India, mereka membangun masjid dan sekolah untuk mengajarkan ajaran ahli sunnah wal jamaah. Pada umumnya, penduduk India waktu itu mengikuti ajaran Syiah.
• Hadharim, di antaranya Abu Thayyib Shiddiq bin Hasan bin Ali bin Lutfillah, mampu mengalihkan perhatian masyarakat India yang kala itu menggemari filsafat dan seni, khususnya filsafat Yunani, untuk belajar al-Qur'an dan Hadits.
5. Asia Tenggara
• Permulaan abad 7, Hadharim keturunan Adzamat al-Khan (India) hijrah ke Asia untuk menyebarkan syariat Islam. Di antaranya Zainal Abidin yang kemudian kawin dengan putri Sultan Johor. Dari perkawinan itu, ia dikaruniai tiga putra yang terpencar di beberapa pulau.
• Hasan, salah satu anak Zainal Abidin, membawa agama Islam ke Filipina. Ia kawin dengan putri Raja Filipina dan melahirkan keturunan yang menyebar di Brunei dan Sumatra. Dari sinilah kemudian Islam tersebar di Asia Tenggara. Pada perkembangannya, mereka menyebarkan Islam dengan menerbitkan media-media islami dan membangun organisasi dakwah di Singapura.
• Idrus bin Salim al–Jufri membangun Yayasan Madaris al-Khairat yang mempunyai 700 cabang di Kalimantan, Sulawesi dan Irian Jaya. Pada tahun 1964 M, ia membangun Universitas Islamiyah yang mempunyai tiga Fakultas; Adab, Tarbiyah dan Syariah.
6. Afrika Timur
• Dalam waktu 3 abad (1110 H), Hadharim menyebarkan Islam di Habasyah (Eritrea), Somalia, Comoro, Nigeria dan Madagaskar. Berikut nama Hadharim yang menyebarkan Islam di sana:
1. Muhammad Umar as-Syatiri, wafat di Zaela' tahun 974 H. 2. Muhammad Ahmad Abu Bakar Abdullah Assegaf 3. Ahmad Abu Bakar Abdullah as-Segaf, wafat di Habasyah tahun 916 H. 4. Abu Bakar bin Alwi bin Ahmad as-Segaf, wafat tahun 955 H. 5. Abdul Wahab Abdullah as-Segaf, dan anaknya Abdullah, Muhammad dan Nur.
7. Haramain (Makkah dan Madinah)
Pada abad 10 H, Hadharim di Haramain menduduki kedudukan penting di bidang pengajaran dan fatwa. Banyak dari mereka yang menjadi guru besar dan mufti, di antaranya:
• Abdul Lathif Ahmad bin Muhammad Bakasir (911 – 946 H). • Muhammad bin Abi Bakar as-Silli al-Alawi. • Muhammad Said Babusel. • Husen bin Muhammad al-Habsyi. • Umar Abu Bakar Ba Junaid. • Ahmad bin Hasan al-Attas.
8. Asia Tengah (Uzbekistan dan sekitarnya)
• Pada tahun 909 H/1503 M, Sayyid Abdullah al-Hadhrami hijrah ke Uzbekistan dan membangun Madrasah Arabiyah. Dari sini, Islam, terutama ajaran ilmu ketashawwufan, menyebar di Asia Tengah, seperti Turkmenistan, Kazakhstan dan lainnya.
9. Tentang Wanita Hadhramaut
• Aminah bin Muhammad bin Husen al-Habsyi (1260-1333 H / 1844-1915 M), saudari kandung Habib Ali bin Muhammad al-Habsyi (penyusun Maulid Simtu ad-Durar), bersama suaminya, Alwi as-Segaf, hijrah ke Istanbul Turki, untuk berdakwah dengan membuka majlis taklim khusus perempuan.
|