Mukalla, hadhramaut.info, Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Yaman Wajid Fauzi yang baru tiba di Yaman 20 Oktober lalu menggantikan Dubes lama Nurul Auliya yang sudah selesai masa tugasnya di Yaman, tanggal 4 hingga 6 Desember kemarin berkunjung ke Provinsi Hadhramaut untuk menemui sejumlah pejabat, pelajar dan mahasiswa di provinsi tersebut, berikut liputan yang berhasil dihimpun oleh hadhramaut.info.
Kedatangan Dubes didampingi oleh istri, Ibu Yana, kepala bidang politik, Agus Syarif Budiman, kepala bidang kekonsuleran Rendi Ramanda, Staff kekonsuleran, Akhlidin Jamal dan Dirut perusahaan minyak indonesia di Yaman Madco Energi, Irfan Sidik beserta kepala bidang pelaksana, Fludi.
Sekitar pukul sembilan pagi waktu setempat rombongan tiba di hotel untuk beristirahat dan siang harinya langsung bertemu dengan Gubernur Hadhramaut, Khalid Said ad-Daini. Dalam pertemuan yang dihadiri oleh sejumlah pejabat gubernuran, Dubes RI menyampaikan dua hal yang menjadi misi utamanya sebagai Dubes RI di Yaman, yang pertama adalah banyak jumlah pelajar dan mahasiswa di provinsi tersebut menjadi perhatian khusus sebagai dubes, karena merupakan aset bangsa yang tinggi nilainya. yang kedua adalah hubungan kerjasama ekonomi yang dipicu oleh banyaknya pengusaha di Indonesia asal Hadhramaut. " sebanyak sembilan juta jiwa warga hadhramaut di Indonesia dan sebagian dari mereka adalah pengusaha, oleh karena itu hubungan ini harus ditingkatkan sebagai mitra utama" tegas Dubes RI.
Dubes juga menyampaikan terima kasih kepada Gubernur dan tokoh masyarakat yang telah melindungi dan memberikan dukungan kepada para pelajar dan mahasiswa di Hadhramaut yang jumlahnya hampir dua ribuan. Sementara itu Gubernur Hadhramaut menyambut hangat apa yang telah disampaikan Dubes RI itu, ia juga menjelaskan bahwa para pelajar dan mahasiswa Indonesia sangat sopan dan bisa menjaga nama baik bangsa bahkan sebagian dari mereka juga ikut memeriahkan pentas seni yang diselenggarakan oleh departemen pendidikan dan kebudayaan di kantor gubernuran. Dan tentang hubungan kerjasama ekonomi, kami sangat berharap terus meningkat. "Kami ingin hubungan kerjasama Indonesia Hadhramaut khususnya lebih meningkat dibanding dengan negara-negara lain karena kita memiliki hubungan yang sangat erat dilihat dari sejarah historisnya saat para da'i dari hadhramaut untuk menyebarkan islam di nusantara ratusan tahun yang lalu termasuk Indonesia", kata gubernur.
Gubernur juga menyampaikan bahwa dirinya akan berkunjung ke Indonesia dalam waktu dekat ini dan rencananya akan bertemu dengan Gubernur DKI Jakarta, Jokowi.
Setelah bertemu dengan gubernur hadhramaut, Dubes beserta rombongan melanjutkan pertemuannya dengan para pengusaha hadhramaut yang memiliki darah Indonesia. Pertemuan itu diadakan pada jamuan makan malam yang dihadiri oleh sejumlah pengusaha yaman. Sebagian dari mereka ada yang fasih berbahasa Indonesia karena memang kelahiran indonesia dan sering sekali bolak balik hadhramaut indonesia. beberapa pengusaha menyampaikan produk-produk Indonesia yang dikonsumsi oleh masyarakat hadhramaut seperti sarung, indomi, obat-obatan, batik dan lainnya, namun proses pengirimannya sulit dan berbelit.
"Kami sering sekali kerjasama dengan perusahaan indonesi, tetapi proses pengiriman dari Indonesia berbelit-belit dikarenakan jasa pengiriman yang terlalu mahal dan pelabuhan di Hadhramaut masih belum dibuka sehingga semua pengiriman melalui pelabuhan aden sekitar 1200 kilo meter dari Ibu Kota Provinsi Hadhramaut, Mukalla ini", kata salah seorang pengusaha yang fasih berbahasa indonesia.
Pagi harinya Dubes beserta rombongan bertemu dengan wakil gubernur, Ahmad Junaid al-Junaid dan sejumlah pengusaha hadhramaut di kamar Dagang dan Industri (Kadin) cabang Mukalla. Dalam pertemuan tersebut Dubes menyampaiakan misinya untuk meningkatkan kerjasama perdagangan antara hadhramaut dan indonesia, beberapa agenda juga dibahas dalam pertemuan itu. Dubes RI juga menanyakan pruduk-produk yang diminati oleh para pengusaha.
Sementara itu para pengusaha satu persatu dipersilahkan untuk mengemukakan pendapat dan gagasannya untuk meningkatkan kerjasama kedua belah pihak, salah satu dari mereka mengusulkan agar diadakan expo produk-produk indonesia di Mukalla supaya dikenal masyarakat.
Setelah pertemuan itu Dubes beserta rombongan diajak oleh salah satu pengusaha untuk meninjau pabrik tepung indonesia hadhramaut yang pimpin oleh Faris bin Hilabi.
Siang harinya Dubes beserta rombongan diundang oleh pengusaha besar, al-Habib Muhsin al-Muhdhar untuk makan siang dan ramah tamah dengan sejumlah tokoh politik dan tokoh masyarakat di kediamannya. Sambutan para tokoh sangat antusias dan optimis. Salah tokoh masyarakat mengatakan bahwa sejarah telah membuktikan bahwa warga hadhramaut bisa membaur dengan masyarakat setempat kala menyebarkan islam karena banyak kesamaan antara hadhramaut dan indonesia sehingga indonesia adalah negara kedua setelah hadhramaut, jadi Dubes RI di hadhramaut juga dianggap warga sendiri dan jangan merasa asing, anggaplah hadhramaut ini adalah negeri sendiri" tegas salah satu tokoh.
Agenda selanjutnya Dubes bertemu dengan para pelajar, mahasiswa dan mahasiswi di Mukalla yang diadakan secara terpisah dari lembaga ke lembaga, diawali dari Uneversitas al-Ahgaff, Ribat Attas dan Shihr.