Wanita dari dulu dan sampai sekarang pun adalah ibu, istri, saudari, teman baik di kantor ataupun di universitas. dalam lingkungan arab dan islam kaum wanita menurut beberapa pihak hak-hak mereka banyak terkikis, sementara pihak yang lain menyatakan bahwa kaum wanita sudah mendapatkan hak-hak mereka seutuhnya. Media informasi dengan segala bentuknya, baik itu audio maupun visual saat ini tengah menggambarkan sosok wanita arab dalam karakter-karakter yang terkesan mendustakan status mereka, media-media tersebut begitu getol untuk menanamkan profil ini di benak para konsumennya. wanita arab digambarkan sebagai sosok wanita yang remeh, pengkhianat, tertindas, pencuri perhatian, seksi, atau lainnya, problem ini bukan hanya merupakan wacana dalam negri belaka tapi sudah menjadi permasalahan internasional, hal ini terjadi semenjak terjadinya peristiwa 11 september yang merupakan wahana barat untuk untuk mencoreng wajah islam dan umat islam. Untuk merubah memori yang sudah terpatri secara internasional harus dimulai dari pembenahan intern dalam skup regional.
Kaum Lelaki Menuntuk Hak-hak Mereka
Mahmud Humaid adalah seorang pelajar di bidang boardcasting televisi mengatakan, media arab telah melampaui dalam menggambarkan profil wanita arab, saya tidak faham mengapa mereka menggambarkan seakan-akan wanita arab kehiulangan hak-hak mereka, sementara kenyataan yang ada justru wanita arab sudah mendapatkan hak-hak mereka secara sempurna sebagaimana yang digariskan oleh agama islam, bahkan lebih dari itu.
Adapun isu bahwa wanita seringkali dijadikan unsur penarik perhatian hal ini bukan ukuran, seringkali iklan-iklan yang ada pada media khususnya untuk iklan niaga, mereka perpijak pada para bintang iklan itu sendiri hal itu bisa laki-laki bisa wanita tergantung kebutuhan.
Mengenai wanita digambarkan sebagai sosok pahlawan atau pengkhianat dalam suatu drama hal itu hanyalah skenario drama. saya benar-benar bosan dengan slogan-slogan yang menuntut hak-hak yang dirampas, jadi jangan heran bila suatu saat kaum laki-laki akan berbalik menuntut hak-hak mereka.
Wanita Bukanlah Barang Dagangan
Faruq Abdussalam pelajar di bidang jurnalistilk secara umum sependapat dengan Mahmud bahwa kaum media tidak pernah menampilkan kaum wanita kecuali pada posisi mereka secara terperinci dan obyektif, namun ada satu point yang menurutnya kurang tepat dari pendapat pertama, menurut Faruq iklan-iklan niaga yang menampilkan wanita melebihi batas dan bukan pada koridor sewajarnya dengan cara menjadikan wanita sebagai media penarik perhatian maka dalam wacana ini wanita hanay diposisikan sebagai barang dagangan semata sementara wanita tidak seharusnya diperlakukan seperti ini , wanita bukan barang dagangan.
Media Info Tidak Obyektif dalam Memandang Kaum Wanita
Thoriq al-Makhlafi, pelajar bidang penyiaran televisi, berpendapat jauh berbeda dengan pendapat teman-temannya diatas. Dia mengatakan media info menampilkan wanita dalam warna negatif, sebab mereka hanya menampilkan wanita dalam warna indah dari penampilannya saja sementara mereka sebenarnya begitu menghinakan derajat dan hak-hak kaum wanita, ya hak-hak mereka yang telah digariskan oleh islam yang menjaga dan menghormati kaum wanita. meskipun dalam pemeranan drama kaum wanita harus dijaga penampilan dan kehormatannya serta ditampilkan dalam bentuk yang sesuai dengan kodrat mereka.
Dimanakah Kemajuan Kaum Wanita...?.
Fatimah Muraisi, ketua persatuan wanita Yaman, di Aden, menurutnya media info arab tidak pernah menampilkan kaum wanita pada posisi yang semestinya, kaum media tidak pernah turut mengekspose kemajuan-kemajuan yang telah dilakukan oleh kaum wanita baik di bidang ekonomi ataupun politik dan dikebanyakan media kaum wanita hanya ditampilkan sebatas wanita iklan yang kehadirannya hanya untuk memperindah produk yang sedang dipromosikan, tidak seorangpun pantas untuk mengingkari bahwa wanita telah banyak menampilkan kemajuan-kemajuan baik di tingkat regional arab secara umum maupun di tingkat Yaman secara khusus maka dari itu tidak semestinya menampilkan wanita hanya sebatas media penarik perhatian, karena wanita adalah ibu penentu masa depan, pendidik generasi baru, sampai-sampai peran kaum wanita sebagai seorang ibu pun jarang sekali di tampilkan oleh media dalam prosi yang mampu untuk memberikan dampak.
Kaum wanita telah banyak berperan dalam kemajuan, wanita ada di lingkungan universitas, ada dalam jajaran kementrian, mereka tenaga ahli baik diYaman ataupun di tempat lain, mereka para hakim, insinyur, dokter, pengajar, wartawan dan lain sebagainya. Wanita adalah satu bagian dari masyarakat tidak boleh ditampilkan dalam drama-dramna hanya sebatas pemeran porno atau sosok yang tak berdaya. bagaimana wanita akan mendidik generasi bila mereka tidak mendapatkan kehormatan dan penghargaan seperti yang telah dianugerahkan oleh Allah kepada mereka??.
Ibu Rumah Tangga
Jamilah Said, ibu rumah tangga, mengatakan setelah anak-anaknya berangkat kesekolah mereka dan suaminya pun berangkat ke kantor, kegiatannya di rumah adalah melihat televisi atau mendengarkan radio, acara yang paling digemarinya adalah acara-acara memasak, drama, atau acara seni lainnya. dia sangat membenci wanita-wanita yang tampil di video-video klip yang menurutnya mereka itu hanya telanjang dan pamer tubuh. menurutnya wanita-wanita inilah yang mencoreng harkat dan martabat kaum wanita dan merusak moral generasi muda islam dan arab.
Wanita Berprofesi
F.A, pengajar, mengatakan kesibukanku mengajar dan mengurus rumah tanggaku menjadikan aku tidak memiliki kesempatan untuk sekedar menonton televisi, namun ketika saya sedang kosong terkadang saya sempatkan untuk mengikuti acara-acara di televise dsan saya tidak pernah mendapatkan media info berbuat dzalim ke pada kaum wanita, sebenarnya yang kita inginkan apa?dalam drama misalkan sering kali kaum wanita diperankan sebagai pahlawan atau sebagai sosok ibu yang terhormat ambil contah drama dengan judul Baabul Haarah (gerbang kampung) dalam drama ini diceritakan tentang permasalahan-permasalahan keluarga dimana sisi kelemahan wanita sangat dijaga, ada juga acara-acara lain yang mengangkat tentang permasalahan dan keluhkesa wanita.
Adapun para wanita yang biasa muncul di video-video klip dan iklan-iklan ini adalah contoh kecil sekelumit wanita dengan dunianya dan bukan gambaran wanita secara umum. Masing-masing akan menanggung perbuatannya.,
ً
wanita dan Media Info
Wanita dan media informasi tidak dapat dipisahkan, namun begitu media informasi belum menemukan cara yang paling pas untuk menyiarkan wanita pada acara-acara mereka yang tidak berseberangan dengan adat dan norma ketimuran. Secara umum pengeksposan media informasi kaum wanita terbagi menjadi dua macam
Pertama, media informasi menyuguhkan kemewahan-kemewahan kaum wanita yang berhubungan dengan bentuk tubuh dan pakaian, acara-acara memasak dan yang berhubungan dengan pembangunan pribadi wanita.
Kedua acara-acara yang mengangkat judul permasalahan-permasalah yang kerap dihadapi kaum wanita khususnya dari segi seksual. Acara-acara yang mengajak wanita untuk berpartisipasi dalam bidang politik misalkan.
Dari sini kaum wanita oleh media disiarkan dalam dua bentuk pertama wanita dalam busana sopan dan rapi dalam rumah dan acara-acara yang melibatkan komunitas kaum wanita, kedua wanita dengan model yang menarik perhatian dan menyahwatkan.
Kesimnpulan, kaum media informasi tidak harus selalu mengangkat kaum wanita dalam pengeksposannya dilihat dari sisi positif mereka saja. Tapi harus juga di tampilkan sisi-sisi negative mereka dan masalah-masalah yang mereka hadapi. Di sisi lain media info harus berperan dalam memajukan kaum wanita dan menampilkan peran kaum wanita dan prestasi-prestasi mereka dengan cara yang layak, dan tidak memosisikan wanita hanya sebagai alur pembangkit birahi saja seperti tubuh yang indah sementara kepala mereka kosong. Media info adalah cermin kenyataan maka sebagaimana dia bisa memantulkan sisi negative maka dia harus juga memantulkan sisi positive.