Tareem-Hadhramaut info. Jumat malam 13/3 bertepatan dengan 16 Rabiul
Awwal 1430 H merupakan malam ahir atau malam penutupan Festival Nasyid
ke V di kota Tareem.
Berbeda dengan malam-malam sebelumnya, malam itu
jumlah pengunjung yang memadati halaman Masjid Al Muhdlor bertambah
banyak. Hal tersebut terbukti dengan melubernya pengunjung sampai di
ruas jalan menuju tempat parkir mobil aparat keamanan dan memaksa
pengunjung yang datang belakangan berdiri menyaksikan penampilan live
bintang-bintang nasyid Arab.
Ledakan pengunjung itu sebenarnya telah diantisipasi oleh panitia dengan mengkotak-kotak medan dengan membentuk labirin sehingga memudahkan panitia dan keamanan berkoordinasi. Namun luas medan yang kurang lebih hanya dua hektar tersebut tak mampu menampung hampir 10.000 pengunjung yang malam itu memadati arena festival sehingga karena terlalu banyak pengunjung yang berjejal, panitia harus merelakan beberapa labirin dipenuhi oleh pengunjung yang ahirnya menhambat mereka dalam berkoordinasi.
Seperti biasanya, acara Umsiyyah Ihtitamiyyah malam tadi di buka pada pukul 20.00 wakt setempat, setelah pembaan Al Quran oleh Faisal An-Najjar, Menteri Kebudayaan Republik Yaman, Dr. Muhammad Abu Bakar Muflakhi membacakan sambutan. Dalam sambutan tersebut, beliau menuturkan pentingnya Negara mengembangkan kegiatan-kegiatan kebudayaan seperti Festival Nasyid dengan tujuan syiar islam dan upaya pelestarian peninggalan para ulama terdahulu yang berbentuk Diwan Syi'riyah ( Indonesia : antologi puisi/sajak ).
Usai sambutan singkat mentri kebudayaan, pengunjung mulai dimanjakan dengan lantunan suara lembut Amin Hamim. Munsyid asal Yaman yang malam itu tampil dengan jas merah tua memacu semangat pengunjung dengan lagu Tareem, Ya hanatirruh Usai penampilan Hamim, pengunjung di manjakan dengan penampilan bintang Nasyid Arab Saudi, Haled Bedawi. Pemilik Album Laita Omri itu membuka penampilannya dengan nasyid Amelliy
Hayfegolobina group memang tidak tanggung-tanggung dalam memeriahkan acara maulid Nabi Muhammad SAW. Terbukti dalam acara puncak tersebut jumlah bintang-bintang nasyid justru semakin bertambah banyak. Selain beberapa bintang yang malam-malam sebelumnya telah tampil seperti Ahmad Al Hajiri dari Kuwait, Ibrohim ba'umar dari Oman, Abdul Qadir Qouza dan beberapa bintang local lainnya, ikut memeriahkan malam penutupan tersebut bintang-bintang besar Arab seperti Usama Shofi dari Emirat, Hasyim Barum dan Haled Mehdawi dari Arab Saudi, dan dua bintang muda cakap, Hamud Hadlor dari Kuwait dan Abdul Aziz dari Yaman. Dalam penampilannya, bintang-bintang nasyid itu membius pengunjung dengan suara has mereka masing-masing.
Yang paling mengesankan bagi pengunjung dari sekian bintang adalah penampilan Usama Shofi, Hasyim Barum, serta munsyid muda asal Kuwait, Hamud Hadlor. Ketiganya membuktikan diri sebagai bintang-bintang besar Arab dengan kemampuan panggung mereka. Usama Shofi, misalnya, bintang Emirat yang mendapatkan mejister bidang arsitektur dari University of Sidney Australia tersebut membawakan Nasyid berjudul Shofwatul Ghonna Tareem. Selanjutnya, setelah membawakan lagu berirama rancak berjudul Ya maulal mewali, Usamah memanggil Hasyim Barum ke panggung untuk berduet membawakan lagu Welliy Ya'syaqunak. Menyaksikan aksi dua bintang besar Arab itu, pengunjung serempak menirukan lagu yang mereka bawakan.
Selain penampilan bintang-bintang besar Arab, hadir pada malam penutupan Festival tersebut beberapa tokoh ulama Tareem yang mendapatkan penghargaan dari Hayfegolobina group karena sumbangsih mereka pada turats dan kebudayaan yang diserahkan oleh Habib Umar bin Hafidz. Tokoh-tokoh tersebut adalah Habib Saad yang telah mengarang lebih dari tiga puluh kita , dan Habib Ali bin Syahab yang dijuluki dengan Syaihul Munsyidin ( Guru para Munsyid ) yang pada malam itu berkenan melantunkan beberapa bait Syair untuk pengunjung.
Selain beberapa penghargaan untuk para tokoh yang berjasa terhadap turast, Hayfegoobina juga memberikan beberapa piagam penghargaan untuk beberapa instansi yang ikut membantu mensukseskan acara festival tersebut. Instansi-instansi tersebut antara lain Darul Idrus, gerakan kepanduan Tareem, PLN Tareem, Departemen Kebudayaan Tareem, dsb.
Sebelum penutup acara, presenter acara membacakan beberapa pemenang lomba yang diadakan bersamaan dengan rangkaian acara festival tersebut. Lomba-lomba itu adalah : nasyid rekaman, penulisan cerita pendek, pembuatan grafik. Yang mengejutkan, juara pertama lomba Nasyid rekaman diraih oleh Mahasiswa Indonesia yang bernama Mahrus Iskandar, Mahasiswa tingkat tiga fakultas Syariah Universitas Al Ahgaff. Putra kiai besar ibukota, KH. Nur Muhammad Iskandar tersebut mengirim rekaman Nasyid group rebana tradisional Pesantren Asshiddiqiyyah banat asuhan ayahandanya yang berjudul Salamun. Juara pertama katagori itu berhadiah 50.000 Reyal Yaman ( kira-kira Rp. 2,5 juta )
Usai pembagian hadiah, acara dilanjutkan dengan penampilan all artist dilanjutkan doa yang disampaikan oleh Habib Umar. Pengunjung kemudian tertib meninggalkan halaman Masjid Al Muhdlor