Keutamaan Shalat Tarawih
The Source: indo.hadhramaut.info - 23/09/2008
Home \
Artikel
Shalat malam adalah sebaik-baik ketaatan dan seagung-agung kedekatan diri kepada Allah SWT, dan dianjurkan disetiap waktu, apalagi dibulan ramadlan yag penuh berkah, dan telah termaktub dalil-dalil Al-qur'an dan Hadits yang menganjurkan untuk itu, juga dorongan untuk melakukan hal-hal seperti tiu dengan penjelasan tentang betapa besar pahala yang akan didapatkan dari Allah SWT
.
Allah SWT memuji orang-orang yang beriman, siapapun dan apapun pekerjaanya (dari amal baik) khususnya orang-orang yang bangun malam untuk shalat malam, Allah SWT berfirman ( QS.Assajdah 15-17) juga disifati sebagai hamba Ar-Rahman (QS Al-furqon 64) dan disifati sebagai orang yang bertakwa dengan banyak shalat malam dengan istigfar mereka dikala sahur dalam firman Allah SWT (QS Ad-zariat 15). Dan shalat malampun mempunyai andil besar pada ketetapan iman, pada amal baik menjadikan ringan beban dakwah dan segala sesuatunya, maka Allah SWT pun menyuruh Nabi SAW untuk bangun dan shalat malam dalam firmanNya (QS Al-muzammil 1-6).
Dan dari Abu Hurairoh ra berkata, bahwasanya RAsulullah SAW sangat menganjurkan atas bangun malam dibulan ramadlan dengan tanpa beban dan bersabda, siapa yang bangun malam dibulan ramadlan dan iman dan sukarela (tanpa beban) maka akan diampuni dosanya yang terdahulu. Dan ketika Rasulullah SAW wafat anjuran itu tetap berlaku (salat tarawih sendiri-sendiri tanpa berjamaah) juga dimasa kekhalifahan Abu Bakar ra dan sebentar dimasa kekhalifahan Umar ra.
Shalat malampun merupakan lambing orang-orang shaleh disetiap umat, Rasulullah SAW pun bersabda, kerjakanlah shalat malam, karena itu merupakan kebiasaan orang-orang shaleh sebelum kalian, dan mendekatkan diri kalian kepada Allah dan menghapus sifat jelek dan mencegah dari dosa (HR Al-Hakim)
Shalat malampun merupakan sebaik-baik shalat setelah shalat 5 waktu, seperti yang diriwayatkan dalam Shahih muslim bahwa Nabi SAW bersabda, sebaik-baik shalat setelah shalat 5 waktu adalah shalat dipertengahan malam, dan bersabda pula, saat yang paling dekat hamba dengan Tuhannya adalah di sepertiga malam yang terakhir, maka jika kamu bisa menjadi orang yang pada saat itu tengah berdzikir kepada Allah maka bangunlah (HR Tirmidzi).
Definisi Shalat Tarawih
Kata tarawih adalah bentuk jamak dari tarwihah yang berarti istiraat atau menghilangkan lelah dan letih, dan arti sebenarnya adalah untuk duduk yang sering dilakukan setiap selesai shalat 4 rakaat pada malam bulan ramadlan supaya makmum tidak lelah.
Shalat Tarawih Berjamaah
Dari Abu Hurairoh ra berkata, kami berpuasa bersama Rasulullah SAW dibulan ramdlan dan tidak mengerjakan shalat apapun sampai di sepertujuh malam kecuali di sepertiganya, juga tidak shalat di seperenam malam tidak juga di seperlimanya, sampai tengah malampun terlewati, maka akupun berkata ya Rasulullah apakah engkau tidak menyuruh kami untuk shalat sunat malam ini?dan beliapun bersabda, shalatnya seseorang bersama imam sampai selesai adalah (pahalanya) seperti shalat malam, juga tidak shalat ketika di seperempat malam dan ketika malam mencapai sepertiganya Rasul SAW mengumpulkan keluarganya, para wanita dan masyarakat untuk shalat, sehingga kami takut ketinggalan keberuntungan, akupun bertanya apakah keberuntungan itu? Beliau bersabda, waktu sahur. Dan setelah itu tidak pernah lagi melakukan hal seperti itu dimalam-malam berikutnya (ÃÎÑÌå ÃÕÍÇÈ ÇáÓää).
Mengapa Rasulullah SAW tidak melaksanakan shalat tarawih berjamaah? Rasulullah SAW meninggalkan shalat tarawih berjamaah karena jika dilakukan maka akan menjadi sustu kewajiban yang harus dikerjakan atas umatnya, dan mereka tidak sanggup melaksanakannya, dan ketika Nabi SAW wafat hal demikian masih berlangsung hingga Umar ra menganjurkan untuk berjamaah.
Membaca Al-qur'an dalam Shalat
Untuk hal ini Nabi SAW tidak memberikan batasan yang jelas, karena bacaan beliau ada yang panjang dan ada pula yang pendek, dan yang sekitar surat al-muzammil (20 ayat) dalam satu rakaat adapula yang sampai 50 ayat, dan beliau bersabda barangsiapa yang membaca dalam shalatnya sebanyak 100 ayat maka tidak akan ditulis sebagai orang yang lupa. dan hadits lain menyebutkan bahwa barangsiapa yang membaca dalam shalatnya 200 ayat maka akan ditulis sebagai orang-orang yang ikhlas.
Nabi SAW pun pernah membaca 7 surat berturut-turut dan ketika itu beliau dalam keadaan sakit, yaitu Al-baqoroh, Ali Imran, An-Nisa, Al-maidah, Al-An'aam, Al-A'raf dan At-Taubah.
Diriwayatkan dari Umar ra dengan sanad yang shahih ketika menyuruh Ubay bin Ka'ab untuk shalat bersama masyarakat sebanyak 11 rakaat dibulan ramadlan dan Ubay membaca sebanyak 200 ayat sampai-sampai para makmum memegang tongkat karena panjangnya bacaan Ubay namun tidak ada seorangpun dari mereka yang meninggalkan jamaah kecuali ketika menjelang fajar. Masih dari Umar ra, ketika dia memanggil para ahli membaca Al-qur'an di bulan ramadlan dan menyuruh mereka mempercepat bacaannya dengan 30 ayat dan yang sedang dengan 25 ayat sedangkan untuk yang lambat dengan 20 ayat, dengan begitu siapa yang ingin memperpanjang bacaannya maka hendaklah shalat sendirian atau bersama orang yang mau engikutinya, semakin panjang semakin bagus tetapi tidak sampai semalam penuh kecuali sedikit seperti yang dilakukan oleh Nabi SAW "sebaik-baiknya teladan adalah Muahmmad SAW".
Dan jika menjadi imam boleh memperpanjang bacaan sekiranya tidak memberatkan makmum, seperti sabda Rasul SAW, jika kamu menjadi imam, ringankanlah shalat karena diantara mereka ada anak kecil, oaring tua, orang yang lemah, orang yang sakit dan orang yang mempunyai hajat, dan ketika shalat sendirian perpanjanglah sesukanya.
Waktu Shalat Malam
Waktu shalat malam dimulai dari setelah shalat isya sampai fajar, Rasul SAW bersabda, Allah menyuruh menambah shalat yaitu witir, maka shalatlah antara shalat isya dan shubuh dan shalat diakhir malam lebih baik jika memungkinkan untuk itu dan shalat witir di akhir malam karena shalat itu akan menjadi saksi, itulah yang lebih baik.
Bacaan Al-qur'an dalam 3 rakaat shalat witir
Disunatkan untuk membaca surat Al-a'la dirakaat pertama, dan Al-kafirun di rakaat kedua, kemudian Al-ikhlas dirakaat akhir atau ditambah dengan surat al-falaq dan An-naas.
|