((Úóäú ÇáäøóÈöíøö Õóáøóì Çááøóåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó ÞóÇáó ËóáóÇËñ ãóäú ßõäøó Ýöíåö æóÌóÏó ÍóáóÇæóÉó ÇáúÅöíãóÇäö Ãóäú íóßõæäó Çááøóåõ æóÑóÓõæáõåõ ÃóÍóÈøó Åöáóíúåö ãöãøóÇ ÓöæóÇåõãóÇ æóÃóäú íõÍöÈøó ÇáúãóÑúÁó áóÇ íõÍöÈøõåõ ÅöáøóÇ áöáøóåö æóÃóäú íóßúÑóåó Ãóäú íóÚõæÏó Ýöí ÇáúßõÝúÑö ßóãóÇ íóßúÑóåõ Ãóäú íõÞúÐóÝó Ýöí ÇáäøóÇÑö))
"
Tiga perkara ini jika terdapat pada diri seseorang maka dia akan menemukan kemanisan Iman: orang yang mencintai Allah SWT dan Rasulnya melebihi dari yang lain, seorang yang tidak mencintai orang lain kecuali karena Allah, orang yang membenci untuk kembali kepada kekufuran sebagaimana dia membenci untuk di lemparkan ke neraka".
Sahabat itu adalah Anas Bin Malik Bin An-Nadhr An-Najjari RA, pembantu Rasulullah SAW selama dua puluh tahun, dia adalah salah satu sahabat Rasul yang paling banyak anaknya karena berkah dari do'a Baginda Rasul SAW. Ibunyalah yang telah memintakan do'a dari Rasulullah dan mengatakan: "Wahai Rasulullah, aku titipkan anakku Anas kepadamu untuk menjadi pembantumu, maka do'akanlah dia?" kemudian Rasulullah SAW bersabda: "Wahai Allah, berkahilah harta dan anaknya, panjangkanlah umurnya, dan ampunilah dosa-dosanya", kemudian Anas mengatakan: "aku telah mengumpulkan keturunanku hingga seratus kurang dua". dia mempunyai sebuah kebun yang dia unduh setahun dua kali, di dalamnya terdapat taman-taman bunga, yang baunya semerbak bak wanginya minyak misik. Kemudian dia mengatakan: "Aku telah lama hidup dalam keada'an seperti ini hingga akupun menjadi bosan hidup, kemudian akupun mengharapkan musim semi itu datang (yaitu masuk surga).
Dikatakan bahwa umurnya mencapai seratus tahun lebih, dan dia adalah shahabat Rasulullah SAW yang terahir meninggal dunia di kota Bashrah. yang memandikannya adalah Muhammad bin sirin, pada tahun 93H yaitu pada masa pemerintahan Al-Hajjaj Ast-staqafi, kemudian diapun dikuburkan dalam istananya, kurang lebih satu setengah farsakh dari kota Bashrah.
Iman kepada Allah Yang Maha Esa, Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. yang tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, Yang tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia, adalah sumber kebahagia'an di dunia dan akherat, adapun di dunia karena dia dapat mewariskan ketenangan hati atas Qadha' Allah dan Qadar-Nya, memberikan hati yang damai dan menerima segala hukum-hukum yang telah ditetapkan oleh Allah Yang
áÇ íõÓúÃóáõ ÚóãøóÇ íóÝúÚóáõ æóåõãú íõÓúÃóáõæäó (٢٣)
"
Tidak ditanya tentang apa yang diperbuat-Nya dan merekalah yang akan ditanyai" Qs.Al-Anbiya':23.
Adapun tanda dari keimanan yang benar adalah jika seorang telah melihat dirinya sebagai anggota masyarakat dapat bermanfa'at bagi masyarakatnya, dan kerusakannya akan mengakibatkan kerusakan bagi masyarakatnya. Jika saja perasa'an ini telah ada dalam dirinya maka dia akan melihat orang lain yang beriman dalam masyarakat sekitarnya, seakan-akan sebagai dirinya sendiri, kemudian diapun mencintai mereka sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri, dan membenci mereka sebagaimana dia membenci dirinya sendiri ketika melakukan maksiat. Sebagaimana dia senang dan cinta kepada dirinya sendiri terhadap ketenangan, ketenteraman, kesejahtera'an jiwa, dan dirinya jug mencintai istri yang setia dan ta'at, anak-anak yang shaleh dan baik, rumah yang megah dan luwas, rizki yang banyak, kedudukan dan kemulia'an,dan lain sebagainya, dia juga senang dan cinta jika semua itu dimiliki oleh saudaranya seiman. Sebagaimana dia membenci jika dirinya dalam keada'an sengsara dan hidup yang tidak kecukupan, dalam keada'an sakit dan kemiskinan, coba'an dalam diri anak-anak dan hartanya, maka hendaklah dia juga membenci jika hal-hal ini menimpa saudaranya. Inilah arti dari iman yang jernih dan bersih, makna dari saling menolong yang penuh keikhlasan, dan kunci menjauhkan bulir-bulir sisa kedengkian dalam diri kita terhadap manusia lain, inilah yang telah dibawa oleh Rasulul islam SAW dalam Hadist yang diriwayatkan oleh Asy-syaikhan dari Anas RA:
áóÇ íõÄúãöäõ ÃóÍóÏõßõãú ÍóÊøóì íõÍöÈøó áöÃóÎöíåö ãóÇ íõÍöÈøõ áöäóÝúÓöåö
"
Tidak akan beriman diantara kamu sehingga dia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya ssendiri".HR Bukhari Muslim.
Diantara pencerminan dari keimanan ini adalah meyakini bahwa Allah SWT adalah Yang Maha Ada, mempunyai sifat-sifat yang paling sempurna dan agung, dan dibersihkan dari sifat-sifat kekurangan dan sifat membutuhkan yang lain. Juga percaya kepada Malaikat dan mempercayai bahwa mereka adalah makhluk yang diagungkan, makhluk yang tidak pernah membantah terhadap perintah-Nya dan selalu melaksanakan apa yang diperintahkan kepada mereka.
Sedangkan cerminan dari iman kepada Rasul-rasul Allah serta Nabi-nabi-Nya adalah mempercayai bahwa mereka selalu benar dalam berita yang telah mereka sampaikan dari Allah SWT, dan mempercayai juga bahwa mereka telah dibantu dengan Mukjizat-mukjizat yang luar biasa, yang merupakan tanda akan kebenaran dan keamanatan mereka. Iman itu juga haruslah dicerminkan dengan tidak membedakan antara satu Rasul dengan yang lainnya, karena mereka semua adalah utusan Allah SWT.
Ungkapan dari iman kepada Hari akhir dapat juga dicerminkan dengan mempercayai bahwa umur dunia ini akan ada batasnya, dan akan berakhir, dan setelah itu ada masa dihidupkannya kembali manusia-manusia yang telah mati, dan juga dikumpulkannya kembali dalam padang mahsyar, dan lain sebagainya dari beberapa keada'an di hari kiamat. Allah SWT telah berfirman dalam kitab suci-Nya:
íóæúãó ÊõÈóÏøóáõ ÇáÃÑúÖõ ÛóíúÑó ÇáÃÑúÖö æóÇáÓøóãóÇæóÇÊõ æóÈóÑóÒõæÇ áöáøóåö ÇáúæóÇÍöÏö ÇáúÞóåøóÇÑö (٤٨)æóÊóÑóì ÇáúãõÌúÑöãöíäó íóæúãóÆöÐò ãõÞóÑøóäöíäó Ýöí ÇáÃÕúÝóÇÏö (٤٩)ÓóÑóÇÈöíáõåõãú ãöäú ÞóØöÑóÇäò æóÊóÛúÔóì æõÌõæåóåõãõ ÇáäøóÇÑõ (٥٠)
"
(yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit, dan meraka semuanya (di padang Mahsyar) berkumpul menghadap ke hadirat Allah yang Maha Esa lagi Maha Perkasa. dan kamu akan melihat orang-orang yang berdosa pada hari itu diikat bersama-sama dengan belenggu. pakaian mereka adalah dari pelangkin (ter) dan muka mereka ditutup oleh api neraka".Qs.Ibrahim:48-50.
ÅöÐóÇ ÑóÃóÊúåõãú ãöäú ãóßóÇäò ÈóÚöíÏò ÓóãöÚõæÇ áóåóÇ ÊóÛóíøõÙðÇ æóÒóÝöíÑðÇ (١٢)æóÅöÐóÇ ÃõáúÞõæÇ ãöäúåóÇ ãóßóÇäðÇ ÖóíöøÞðÇ ãõÞóÑøóäöíäó ÏóÚóæúÇ åõäóÇáößó ËõÈõæÑðÇ (١٣)áÇ ÊóÏúÚõæÇ Çáúíóæúãó ËõÈõæÑðÇ æóÇÍöÏðÇ æóÇÏúÚõæÇ ËõÈõæÑðÇ ßóËöíÑðÇ (١٤)
"
Apabila neraka itu melihat, mereka dari tempat yang jauh, mereka mendengar kegeramannya dan suara nyalanya. dan apabila mereka dilemparkan ke tempat yang sempit di neraka itu dengan dibelenggu, mereka di sana mengharapkan kebinasaan. (akan dikatakan kepada mereka): "Jangan kamu sekalian mengharapkan satu kebinasaan, melainkan harapkanlah kebinasaan yang banyak". Qs.Al-Furqan:12-14.
Sedangkan Iman kepada Qadar Allah SWT dapat ditunjukkan dengan membenarkan semua hal diatas. Seedangkan Asal dari diwajibkannya iman kepada Qadha dan Qadarnya Allah adalah sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an:
æóÇááøóåõ ÎóáóÞóßõãú æóãóÇ ÊóÚúãóáõæäó (٩٦)
"
Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu".
Dan Firman-Nya:
ÅöäøóÇ ßõáøó ÔóíúÁò ÎóáóÞúäóÇåõ ÈöÞóÏóÑò (٤٩)
“
Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran”.
Semua madhab ulama berpendapat bahwa barang siapa membenarkan keenam perkara ini dengan keyakinan yang kuat tanpa dibubuhi rasa keragu-raguan, maka dia adalah orang yang benar-benar beriman.
Kata "
Kemanisan iman", dalam hadist di atas, seakan-akan Rasulullah SAW menyerupakan iman dengan sebuah madu, karena keduanya mempunyai sifat sama yaitu kelezatan dan kecondongan hati kepadanya, kemudian Rasulullah menetapkan dengan kata yang pasti ada pada madu tersebut dengan menggunakan kata "kemanisan", yang berarti keinginan untuk beriman dan terbukanya hati untuk menerimanya, mengalirnya keimanan ini kedalam semua bagian tubuhnya sehingga seakan-akan bercampur denga darah dan dagingnya, sehingga membuatnya mencari kelezatan dengan melakukan keta'atan, bersabar akan beban dalam agama, dan menjauhkan diri dari hal-hal yang berhubungan dengan dunia. Dari sini Rasulullah telah memberi gambaran sekilas tentang masalah sakit dan sehat, dimana orang yang sedang sakit kuning misalnya, dia akan menganggap madu rasanya pahit, sedangkan orang yang sehat akan merasakan madu sebagai mana mestinya yaitu manis, dan setiap kali kesehatan seseorang berkurang, dia akan kehilangan indera perasanya sebagaimana mestinya.
Abu Muhammad bin Abu jamrah mengatakan: Hadist ini diungkapkan dengan kata "kemanisan" karena Allah SWT menyerupakan iman dengan sebuah pohon sebagaimana dalam firmannya:
Ãóáóãú ÊóÑó ßóíúÝó ÖóÑóÈó Çááøóåõ ãóËóáÇ ßóáöãóÉð ØóíöøÈóÉð ßóÔóÌóÑóÉò ØóíöøÈóÉò ÃóÕúáõåóÇ ËóÇÈöÊñ æóÝóÑúÚõåóÇ Ýöí ÇáÓøóãóÇÁö (٢٤)
"
Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit". Qs.Ibrahim:24.
Sedangkan kalimat yang dimaksud adalah kalimat keikhlasan, dan yang dimaksud dengan pohon disini adalah akar keimanan, sedangkan ranting-rantingnya adalah menuruti perintah Allah SWT dan menjauhi larangannya, sedangkan bunganya adalah segala kebaikan yang dilakukan oleh seorang mukmin sedangkan buahnya adalah keta'atan kepada Allah SWT, dan kemanisan buahnya berasal dari pohon itu, sedangkan puncak kesempurna'annya adalah menikmati buah yang telah masak, dengan inilah terasa buahnya keimanan.
Apakah rasa kemanisan iman ini terasa secara lahir atau ini hanyalah kiasan belaka? Masih terdapat beberapa kemungkinan, akan tetapi yang lebih diunggulkan adalah bahwa kemanisan ini terasa secara lahir, karena orang yang mempunyai hati yang suci dari penyakit kelalaian dan hawa nafsu, akan mencicipi rasa keimanan, dan menikmatinya sebagaimana lidah yang bisa merasakan manisnya madu dan makanan lain yang lezat dan enak.